25. Aneh

334 35 0
                                    

Happy reading❤
.
.
.

Kedua makhluk ciptaan Allah, kini terbaring bersama diatas kasur yang empuk, keduanya saling diam dengan pikirannya masing-masing.

Tangan Rafa menarik pinggang Cila untuk mendekat kebadannya, ditatapnya wajah cantik Cila dengan lekat, ntah kenapa dia sangat mencintai dan menyayangi gadis ini, tanpa alasan yang jelas, Rafa telah terjatuh dalam pesona Cila.

"Kakak, Cila kedinginan"ucap Cila pelan, wajahnya sangat pucat dan perutnya mual.

Rafa menarik lembut badan Cila untuk masuk kedalam pelukannya, wajah Cila ditenggelamkan didalam dada bidangnya, dan dielusnya lembut kepala Cila dan sesekali diciumnya pelipis gadis yang sangat ia sayang itu.

"Tidur sayang"gumam Rafa pelan, jauh didalam lubuk hatinya dia ingin menangis keras, karena sangat khawatir dengan kondisi Cila, sehabis makan tadi Cila memuntahkan semua makanan yang baru ia makan, wajahnya pucat dan keringat membanjiri pelipisnya.

"Kak, Cila gak bisa tidur"jawabnya serak.

Rafa merenggangkan pelukannya dan menatap mata Cila yang sangat sayu, Rafa bangkit dari tidurnya dan mengambil kauskaki pink garis-garis milik Cila. Dipasangnya ke kaki mungil istrinya itu.

"Kak jangan"cegah Cila menolak, dia tak enak dengan Rafa.

"Diem sayang"balas Rafa lembut dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

Setelah selesai Rafa kembali merebahkan badannya dan kembal membawa Cila kedalam pelukannya.

"Pliss, jangan sakit, aku juga sakit liatnya"ucap Rafa pelan dan mengelus pelan pipi Cila yang sangat lembut. Cila hanya mengangguk mengiyakan.

"Kak besok, ajarin Cila masak, nyapu rumah dan beres-beres lainnya yah. Kalau gak biar Cila belajar ke bibi dirumah mama Intan"ucap Cila antusias.

"Gak! Kamu istirahat, dan jangan pernah melakukan hal berat"ucap Rafa tegas, dia heran kenapa tiba-tiba gadis manjanya ingin belajar seperti itu.

"Cila cuma mau jadi istri yang baik, Cila mau layani kak Afa dengan baik, gak begini, Cila yang diurus, Cila malu kak, Cila ngerepotin kakak terus"jawabnya sedih.

"Sayang dengerin aku, kamu cukup ada disisi aku aja itu uda cukup, yang penting kamu dukung aku dan semangatin aku biar lancar terus pekerjaan aku. Kamu gak masak gak masalah, aku bisa gantiin kamu"ucap Rafa tegas, dia hanya ingin Cila enak dan bahagia hidup dengannya, tak perlu susah-susah, karena yang dia tau, papa Ares dan mama Intan sangat memanjakan gadis kecilnya ini.

"Tap"belum selesai Cila membantah mulutnya sudah dimakan oleh Rafa, eh.

"Uda bobok yuk, besok kakak temenin kamu dirumah"ujar Rafa tersenyum, tangannya mengusap lembut bibir merah muda milik Cila.

"Cila mimpiin kak Afa yah, kita ketemu disana"ujar Rafa pelan dan mengeratkan pelukan mereka. Mata Rafa duluan terpejam, dia memang sangat ngantuk dan capek.

Cila mendongokkan kepalanya untuk melihat wajah Rafa, ditatapnya wajah tampan Rafa dengan lembut.

"Kak, makasih Cila bersyukur dinikahin kecepetan sama kakak"gumamnya terkekeh, pusing dikepalanya kembali menyerang, perutnya bergejolak seperti ingin muntah. Buru-buru Cila melepaskan pelukan Rafa dan berlari kekamar mandi, menumpahkan semua isi perutnya. Setelah legah, Cila berjongkok dibawah dengan tangan meremaa perut, sangat sakit.

Rafa yang mendengar itu langsung bangkit dan berlari menghampiri Cila, gadis itu sedang berjongkok sekarang dengan tangan yang meremas perutnya. Rafa ikut berjongkok didepan gadia itu, dielusnya pipi Cila pelan.

"Sayang, kamu kenapa sih"tanya Rafa khawatir.

"Cila gak tau, Cila lupa makan tadi disekolah dan pas dirumah Cila takut keluar kamar karena banyak petir"jawabnya lirih.

Tangan Rafa menarik Cila untuk berdiri dan digendongnya menuju ranjang.

"Sekarang, apa yang kamu rasain"tanya Rafa lembut sembari mengelus perut Cila yang rata.

"Pusing, mual, dingin"jawab Cila.

"Mau kedokter"tawar Rafa.

"Cila takut disuntik"jawab Cila cepat.

"Gak akan disuntik, hanya diperiksa"ucap Rafa meyakinkan.

"Tetap gamau"tolaknya mentah-mentah, Rafa hanya pasrah dan ikut berbaring disamping Cila, tangannya sedari tadi tak lepas dari perut Cila yang rata.

"Kamu uda haid belum"tanya Rafa penasaran, karena selama tinggal dengan Cila dia tak pernah melihat Cila tak sholat, berarti gadis itu tak kedatangan tamu.

"Belum, rencanya si besok eh"

"Hah, gimana"tanya Rafa bingung.

"Maksud Cila, biasanya Cila haidnya besok, tanggal 20"ucap Cila.

"Yauda bobok yuk"ajak Rafa lagi dan lagi, sedari tadi tidurnya terganggu.

"Kakak bobok aja, Cila masih mau gini"balas Cila cepat.

"Gini gimana"tanya Rafa.

"Gak tidur maksudnya, kakak tidur, besok kekantor"ujar Cila mengusap pelan kepala Rafa, Rafa mematung dengan tindakan Cila, menurutnya jika seperti ini maka Cila seperti gadis yang sangat dewasa.

"Cila, I love you"gumam Rafa pelan, lalu matanya tertutup rapat, jujur dia memang sangat mengantuk.

"Cila juga cinta sama kakak, maaf kalau seandainya suatu saat nanti Cila pergi dari kakak"gumamnya pelan. Cila turun dari ranjangnya dan menyelimuti tubuh Rafa, dielusnya pelan kepala suaminya itu dengan kasih sayang.

Cup

Cila mencium kening Rafa cukup lama, rasanya dia ingin sekali mencium pria ini, seakan ini yang terakhir kalinya.

Kaki mungilnya berjalan menuju kamar mandi yang ada dikamarnya dengan langkah pelan, perutnya kembali berulah dan memuntahkan segala isi perut.

Kepala Cila sangat sakit, dia tak kuat, dan dia tak tau harus apa. Cila berjalan keluar kamar mandi,  mendudukkan dirinya dilantai dan bersender dipinggiran ranjang. Matanya memanas, air matanya mengalir deras, dia tak tahu kenapa jadi seperti ini.

"Kok Cila nangis sih"gumamnya kesal, tangannya mengusap kasar air matanya.

"Perut, kamu kenapa"tanya Cila pada perut ratanya, tangannya terus meremas perutnya yang sangat mual dan sakit. Dia harus menanggung ini sendiri, dia tak mau Rafa khawatir dan dia tak ingin merepotkan Rafa.

Isak tangisnya terdengar pilu, penampilannya sangat acak-acakan dan wajahnya sudah seperti mayat, sangat pucat.

"Cila pengen makan oreo"gumamnya pelan dengan isak tangis yang belum berhenti.

"Cila,takut kedapur"ucapnya pelan, kepalanya melirik Rafa yang sudah tertidur dengan damai. Kakinya melangkah mendekat Rafa, Cila berjongkok untuk mensejajarkan wajahnya dengan Rafa.

"Kak, Cila mau oreo"gumamnya pelan tepat diwajah Rafa.

"Kakak, maaf"

"Kakak ganteng, Cila jadi naksir"gumamnya terkekeh.

"Kak, Cila like banget sama kakak, walaupun dulu kakak dingin kek kulkas mama"

"Kak, tiba-tiba Cila pengen oreo yang mahal itu kak, yang warna merah. Tapi jangan deh, nanti kakak jadi miskin"ucapnya pelan, tangannya mengelus rambut Rafa yang menjadi candunya, rambut Rafa hitam pekat dan lembut, seperti rambut oppa-oppa pula.

Rafa, sedari tadi dia hanya tidur pura-pura, dia mendengar dan melihat apa yang istrinya lalukan, hatinya seperti tercabik-cabik melihat betapa tersiksanya Cila, dia bingung gadisnya ini kenapa. Apa Cila hami!.

"Sayang"panggil Rafa dengan suara seraknya, matanya terbuka lebar dan menatap mata Cila yang berada tepat didekat wajahnya.

"Aku sayang kamu"ucap Rafa pelan dan mengecup singkat hidung mancung Cila.

CILLAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang