Aku duduk di sisi jendela yang mengarah ke arah courtyard saat pelajaran sejarah. Tempat favorit karena hawanya dingin dan kelas Profesor Binns memang kelas paling favorit untuk ditinggal tidur. Di akhir pelajaran beliau meminta kami untuk mengumpulkan tugas esai dari minggu lalu, aku mengambil gulungan perkamen dari dalam tas-ku. Anak anak mulai berjalan ke depan kelas untuk mengumpulkan tugas masing masing, Aku melirik ke arah Draco duduk di sisi lain ruang kelas, dia tidak bergeming sedikit pun dari tempatnya duduk. Oh, tentu saja, anak tolol itu meninggalkan tugas esainya yang masih kurang dua senti di perpustakaan.
Semalam Draco langsung minggat dari perpustakaan setelah adu mulut denganku, meninggalkan tugas esai-nya yang kurang dua senti di meja. Awalnya aku ragu kalau kalau aku harus membawakan pulang dan mengembalikan padanya atau harus kutinggalkan saja disana. Aku sudah sampai di depan pintu perpustakaan meninggalkan tugas esai Draco terbengkalai saat teringat tahun lalu saat dia membawakan tas-ku pulang setelah aku meninggalkannya di kelas Profesor Lupin. Aku langsung balik haluan dan membawakan semua alat tulis yang ditinggalkannya. Aku juga memutuskan untuk melengkapi dua senti esainya yang kurang.
Aku jadi merasa bersalah pada Draco. Aku terbawa emosi mengingat kelakuannya yang tidak menyenangkan pada Harry, mengatainya jahat. Padahal dia sudah sangat baik padaku setahun terakhir, dan tuduhannya juga tidak salah. Aku memang menghindarinya. Bagaimanapun ego-ku masih terlalu besar untuk minta maaf duluan, gengsi.
Profesor Binns mengitung jumlah perkamen yang diterimanya. Lalu mengangguk setelah yakin bahwa jumlahnya sama dengan total jumlah kami sekelas. Draco tampak bingung saat dia tidak di tegur, teman teman dekatnya memberi sorak selamat, Pansy Parkinson bahkan memberinya pelukan dan cium dipipi. Huh, cuma begitu saja sudah seperti memenangkan piala asrama.
"Y/N!" Harry melambai padaku saat melihatku keluar kelas. Aku balik melambai padanya.
Kami sama sama jam kosong setelah ini sampai makan siang. Harry mengajakku untuk duduk di salah satu jendela besar di lorong yang mengelilingi courtyard. Harry memberitahuku tentang pertemuannya dengan Hagrid semalam, ternyata Hagrid membocorkan tugas pertama Harry untuk turnamen, naga! Aku langsung ingat Draco, arti namanya naga. Hey! Ini bukan waktu untuk memikirkannya!
"Untung kau, dong, kau bisa bersiap siap sementara juara lain masih menebak nebak apa tugas pertama."
"Ehh, Fleur tampaknya tahu, Hagrid mengajak Madam Maxime." Harry mengangkat bahu. "Aku juga memergoki Tuan Karkaroff saat perjalanan pulang dari hutan, jadi pasti Krum juga tahu."
"Kalau begitu, hanya Cedric yang masih tidak tahu apa apa?" Harry mengangguk. "Apa kau mau memberitahunya?"
"Maunya, sih. Tapi bukankah kita harusnya jadi rival?" tanya Harry, aku menimpuk kepalanya dengan buku mantra yang tipis. Harry meringis kesakitan.
"Kalian sama sama mewakili Hogwarts, dan kita tidak mau kan, kalau dia hangus di tugas pertama?" Harry manggut manggut.
"Ron tahu tugas pertamanya naga." ucap Harry. "Kakaknya, Charlie, jadi salah satu pawang naga yang ditugaskan untuk membawa naganya kesini. Dia tahu tugas pertamanya naga." aku menyentuh bahu Harry, mengusapnya pelan.
"Jangan sedih, Harry. Aku akan menendang pantatnya nanti kalau ketemu." hiburku, Harry tertawa.
Dia melompat turun setelah melihat segerombolan kelas enam Hufflepuf keluar dari kelas transfigurasi. Menarikku untuk mengikuti langkahnya menuju courtyard, mendekati satu bangku dimana ternyata Cedric sedang rebahan dan cengengesan bersama teman temannya.
"Oh, halo, Y/N!" sapa Cedric begitu melihatku. Aku membalas dengan senyum dan anggukan. Harry tampaknya terkejut mengetahui Cedric mengenalku.
"Malfoy tidak menganggumu lagi?" tanyanya basa basi. Kasihan Harry malah jadi dikacangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
II • CLOSER ✔ [Draco Malfoy x Reader]
Fanfiction[sequel to ALTERATION] Tahun keempat, Draco dan Y/N merahasiakan hubungan pertemanan mereka dari para siswa siswi Hogwarts. Set time : GoF Reading guidance : Y/N : your name Y/L/N : your last name