Chapter 18

11.5K 1.7K 405
                                    

Besok adalah hari terakhir para juara akan dihadapkan dengan tugas triwizard. Harry sudah berlatih berminggu minggu untuk mempersiapkan hari besok. Banyak hal yang terjadi di Hogwarts selama rentang beberapa bulan terakhir. Luka sambaran kilat di dahi Harry jauh lebih sering sakit dan Barty Crouch sudah ditemukan. Dia tewas di Hutan Terlarang. Winky tidak berhenti berhenti menangis saat tahu kabar itu. Kupikir, mungkin sekarang pun dia masih juga menangisi kematian mantan tuannya. Aku masih ingat, sore itu sedang berkabut. Aku, Harry, Ron dan Hermione sedang ikut Hagrid untuk melihat unicorn yang dibiarkannya masuk beberapa meter masuk ke dalam hutan. Aku melihat sepatu kulit menyembul di balik semak semak, aku tidak akan pernah menyangka aku akan menemukan juri turnamen triwizard, staf kementerian, melotot padaku dengan wajah pucat. Aku sangat terkejut, saking terkejutnya aku butuh beberapa saat sebelum mampu menjerit dan rasanya aku ingin sekali pingsan disana, saat itu juga. Bayang bayang wajahnya yang pucat dan terlihat melotot antara kesakitan dan terkejut masih sering berkelebat di kepalaku.

"Jangan bilang kau sedang mengingat wajah Barty Crouch saat kau menemukannya." Draco yang berbaring disampingku menutup mataku yang menatap langit dengan pandangan kosong.

"Ish." aku menepis tangannya, cemberut. "Aku tidak bisa melupakan wajahnya, Draco. Dia terlihat kesakitan dan terkejut. Seakan dia tahu bahwa akan ada kematian kematian lain setelahnya."

"Atau mungkin kau cuma jatuh cinta padanya, sampai kau tidak bisa menghilangkannya dari pikiranmu." ujar Draco, menyeringai.

"Tidak lucu." dengusku, Draco terkekeh. "Aku serius, Draco. Jujur, aku takut jangan jangan ini pembunuhan berantai."

"Kau paranoid." jawab Draco. "Kau sendiri bilang Potter bilang dia sudah sinting sejak dia menemukannya di Hutan. Mungkin dia bunuh diri."

Well, sebab kematiannya memang belum bisa dipastikan. Apa bisa kita bunuh diri dengan meng-Avada Kedavra diri sendiri? Aku dan Draco lagi lagi berbaring diatas rerumputan di tepian Danau Hitam, memandang langit dan mengobrol tanpa topik yang jelas. Kami baru selesai ujian dan satu satunya hal yang ingin aku lakukan sekarang adalah menghabiskan waktu sebanyak banyaknya dengan Draco sebelum kami berpisah untuk liburan musim panas yang panjang.

"Sudahlah, jangan di ingat terus wajah Mr Crouch." Draco memetik bunga liar berwarna biru di dekatnya. "Mending ingat aku." Draco menyerahkan bunga dengan warna kebiruan yang baru dipetiknya, menyeringai lagi. Aku tertawa kecil.

"Kau ada disini, aku tidak perlu mengingatmu." jawabku.

"Apa kau ingin kita berteman normal?" tanya Draco tiba tiba, menoleh memandangku. Aku mengerutkan dahi. "Kau tahu, normal seperti pertemanan kita dengan orang lain. Tidak perlu bersembunyi." aku berfikir sebentar. "Pasti akan menyenangkan, kan, kalau kita bisa begitu. KIta bisa cuma duduk di depan perapian, tidak perlu setiap malam keluar asrama. Mungkin kita juga bisa duduk sebangku di kelas." lanjutnya, aku masih belum menjawab.

"Yeah, akan jauh lebih menyenangkan begitu. Tapi aku faham posisi-mu, Draco. Kau tidak harus melakukannya. Aku senang dengan apa yang kita miliki sekarang." jawabku, Draco mengerutkan dahi, terlihat berfikir keras.

"Aku cuma fikir, teman kita sudah saling tahu dan mereka belum saling bunuh. Reaksi orang lain tidak akan lebih buruk dari mereka, kan?" jelas Draco, aku menerawang, memikirkan kata katanya. "Sudahlah. Ayo pulang, kita tidak mau melewatkan menonton tugas terakhir temanmu besok." Draco berdiri dan mengulurkan tangannya yang aku terima senang hati.

Kami berjalan pulang ke asrama tanpa obrolan, terlalu sibuk dengan pikiran masing masing. Sebenarnya kalau kami berteman terang terangan, yang akan menghadapi keadaan lebih berat adalah Draco. Entah kenapa aku selalu memikirkan reputasi-nya yang sudah ia bangun dari tahun pertama, tapi yang jelas reputasi-nya akan berantakan kalau ketahuan berteman denganku, kan? Aku jadi ingat dulu dia tidak pernah sekalipun 'ramah' padaku, sangat luar biasa kalau di ingat perubahaan sikap Draco atau mungkin sebenarnya dia tidak berubah, aku hanya melihatnya dari sudut pandang baru.

II • CLOSER ✔ [Draco Malfoy x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang