Chapter 16

11.9K 1.8K 699
                                    

Entah kenapa suasana Hogwarts akhir akhir ini sangat suram. Rita Skeeter kembali menulis artikel menghebohkan, sekarang tentang status Hagrid yang setengah raksasa; Harry sudah memecahkan teka teki telur petunjuk-nya tapi masih belum menemukan cara untuk bertahan lama dalam air, padahal besok adalah hari tugas kedua dilaksanakan; Draco jadi seribu kali lipat lebih kurang ajar dari hari hari normal.

Bicara tentang Draco, aku masih belum berbaikan dengannya, meski kami tetap saling mengirim hadiah natal; aku mengiriminya music box yang sudah ku sihir untuk memutar Clair de Lune tiap terkena cahaya bulan, sebagai gantinya dia mengirimiku sepasang sarung tangan berbahan kulit naga (aku mengeluh milikku rusak beberapa hari sebelum natal). Dia masih belum menunjukan tanda tanda dia menyesal mengataiku berbohong, padahal ini sudah berbulan bulan sejak malam itu.

Aku juga jadi curiga Draco menceritakan hal yang tidak tidak pada teman temannya karena sejak malam itu entah kenapa mereka jadi memperlakukanku aneh sekali; menatapku dengan pandangan aneh, menyeringai (atau tersenyum? Aku tidak yakin), Daphne menyapaku sekali di lorong, dan satu kali waktu Pansy membantuku mengambilkan bukuku yang jatuh (aku tidak yakin yang terakhir itu halusinasi atau kenyataan).

"Y/N, hobi-mu itu bengong, ya?" tanya Harry sambil duduk di hadapanku, membuka bukunya.

Aku, Ron dan Hermione sekarang ini sedang berkutat dengan tumpukan buku di perpustakaan, membantu Harry menemukan cara agar mampu bertahan berjam jam di dalam air.

"Aku lelah." jawabku.

"Benar juga, kau sudah disini sejak siang." Harry mendekatiku, memijat bahuku, membantu otot ototku melemas. "Kau mau istirahat? Hermione dan Ron masih bisa membantuku. Lagipula kau terlihat stres akhir akhir ini?" ucap Harry, duduk di kursi persis di sampingku. Hermione dan Ron mengangguk setuju.

"Jangan konyol. Aku tidak stres." aku memandang mereka bertiga yang menggeleng tidak setuju. "Oke, mungkin sedikit." akuku melihat ketidaksetujuan mereka.

"Apa karena pertengkaranmu dengan Malfoy?" Ron mengambil alih tempat duduk Harry sebelumnya di hadapanku.

"Kukira kita sudah selesai membicarakan ini." keluhku.

"Well, iya, tapi tidak. Jujur aku agak takjub kau tahan dengan tingkah menyebalkannya." Harry membela Ron.

Setelah di interogasi hampir lima jam oleh Ron dan Harry. Aku mengakui hubungan pertemananku dan Draco, mereka bilang tidak terkejut. Tapi tampaknya kedekatanku dengan Draco membuat mereka sangat tertarik. Harry, Ron dan Hermione berkali kali membuatku menceritakan ulang awal obrolan kami di kereta, lalu mentertawakan Draco yang menceritakan tentang merak merak di rumah-nya; Hermione takjub sekali saat tahu Draco lancar berbahasa Prancis; Harry lega mendengar Draco memperlakukanku baik di kesepian; Ron senang mengatai dia 'anak manja kurang kasih sayang' (aku tidak berani menimpali karena Draco tidak pernah menceritakan hubungan dengan orang tua-nya, tapi dari cara bicaranya dia sepertinya dekat dengan ibunya).

"Aku senang kau bersikap tegas padanya, Y/N. Kalau dia masih belum memberi tanda tanda penyesalan karena mengataimu bohong, jangan mau berbaikan dengannya." Hermione berkomentar mendukung.

"Kalau kau perlu memukulnya, kau bisa meminta tolong aku dan Ron. Kami akan lebih dari senang memberinya pukulan di muka." Harry berapi api.

"Oh yeah." Ron manggut manggut mendengar Harry. "Tapi apa kau pernah menimbang dia mungkin cemburu karena kau pergi dengan Harry?" lanjut Ron, aku menaikkan alis.

"Kenapa? Karena kau juga membuat buat alasan untuk marah pada Hermione malam itu karena cemburu pada Krum? Mirip dia?" godaku, wajah Ron memerah sama dengan warna rambutnya, Hermione menenggelamkan wajahnya lebih dalam ke buku.

II • CLOSER ✔ [Draco Malfoy x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang