Chapter 15

11.3K 1.7K 577
                                    

Draco POV

Pansy selalu menggandeng lenganku sepanjang hari, rasa rasanya tiap aku dekat dia lenganku mati rasa saking seringnya dia bergelantungan disana. Aku juga tidak tahu kenapa aku pergi ke pesat dansa bersamanya, mungkin Y/N benar harusnya aku mengajak Daphne bukan dia. Aku menatap tangga menuju kamar para anak perempuan. Kenapa mereka selalu lama sekali kalau berdandan? Aku menghela nafas.

Tiba tiba fikiranku terbang pada Y/N. Oh, dasar manusia aneh. Aku tidak memahami sama sekali apa yang dia fikirkan. Semua orang sangat bersemangat menyambut pesta dansa, dia malahan lebih memilih tidak pergi dan menenggelamkan wajahnya di buku. Nerd. Padahal aku dengar beberapa anak laki laki juga sudah memintanya untuk pergi, sampai Adrian Pucey sudah turun tangan memintanya jadi pasangan ke pesta dansa dia tetap tidak goyah. Entah aku harus senang karena berarti aku tidak perlu melihatnya bersama anak laki laki lain, atau harus kasihan padanya karena hidupnya pasti sangat membosankan.

Aku terkekeh sendiri membayangkan suasana kamarnya sekarang. Pansy dan Daphne sibuk berdandan sementara Y/N hanya duduk di kasur menyalakan lampu baca, tidak peduli apa yang dunia sedang ributkan.

"Hmm, lihat, Daphne! Si Pangeran Slytherin sedang tersenyum sendiri macam orang sinting!" Pansy berteriak keras dari sampingku, membuatku terlonjak kaget.

"Dia memang sedang tergila gila pada seseorang, deh." jawab Daphne yang sudah bergandengan Theo terkikik, membuatku melotot padanya.

"Oh, apa Y/L/N? Si darah lumpur?" tanya Pansy, menyeringai jahat.

"Kenapa kalian dandan lama sekali?" tanyaku, mengalihkan pembicaraan.

"Kau tahu, Dray. Aku mengenalmu sejak kau masih bocah berlarian mengejar merak. Kau bisa menceritakan apapun padaku." Pansy tidak menjawab pertanyaanku.

"Bagus kalau begitu, karena tidak ada yang perlu diceritakan." aku mengangkat bahu, menawarkan lenganku padanya.

Pansy manggut manggut, menautkan lengannya sendiri dengan lenganku. Kami baru keluar ruang rekreasi saat melihat Potter jelek berdiri di depan pintu. Aku mengerutkan ujung hidungku. Kenapa Potty jelek berdiri di depan pintu asramaku seperti orang tolol?

"Apa yang kau lakukan disini, Potter?" tanyaku, mengangkat alis.

"Mungkin aku sedang menunggu pasangan dansa-ku, Malfoy." balasnya.

Cewek Slytherin bodoh mana yang mau pergi dengan Potter? Aku hanya menaikkan satu alisku, menatapnya jijik. Aku tidak percaya aku beramah tamah dengannya saat pertama kali bertemu di Diagon Alley. Tidak ada yang ingin aku lakukan sekarang selain memukul wajahnya yang sombong, jelek dan menyebalkan. Sebelum aku bisa melakukan apapun, Pansy sudah menarik lenganku menjauh dari Potter yang masih menatapku dengan tatapan sombong menyebalkan itu.

Kami sampai di depan pintu aula besar yang sudah penuh dengan anak anak yang berkerumun. Aku melihat Krum dari ujung mataku, aku melambai padanya dan Krum langsung melemparkan senyum padaku sebelum menjabat tanganku erat. Pansy yang berdiri di sampingku, menggenggam lenganku lebih erat sekarang. Pansy mungkin adalah salah satu fans musiman Krum yang tiba tiba membludak, dulu mana mungkin Pansy peduli pada pemain quidditch dari negara manapun. Saat Granger turun dari tangga Krum langsung berpamitan padaku, lalu mendekati Granger yang- tidak terlihat seperti dia sama sekali. Dia pasti mati matian melakukan sesuatu pada rambutnya, rambutnya yang macam semak semak di hari hari normal sekarang sudah rapi dan mengkilap. Aku teringat rambut Y/N yang berbau buah buahan, aku ingat rambutnya terasa halus di daguku. Aku menggelengkan kepala. Y/N tidak ada disini tolol, coba berhenti memikirkannya sesekali!

"Syukurlah, Granger melakukan sesuatu pada rambutnya. Waktu Krum bilang dia memintanya jadi pasangan dansa-nya, aku jadi paranoid takut Krum tenggelam dalam rambutnya yang macam semak semak." komentarku pelan pada Pansy yang terkekeh mendengarnya.

II • CLOSER ✔ [Draco Malfoy x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang