"Loh? Dimana kak Jinan?" pemuda bertubuh tinggi dan kurus itu menaikkan sebelah alisnya saat ia melihat seorang pemuda sebaya yang berjalan menuju ke arahnya.
"Entahlah," ujar Azizi cuek sembari mendiamkan diri di samping Aldo di bawah lindungan atap halte bus itu.
Banyak orang malam ini di sini. Seperti Aldo dan Azizi, mereka menunggu bus yang sama yang akan membawa mereka ke Bandung.
"Entahlah gimana nih?" Aldo mengungkapkan rasa tidak puasnya atas jawaban Azizi. "Lo kan udah janji mau ajak dia?."
Bus yang ditunggu akhirnya datang. Dan semua orang langsung beranjak dari tempat mereka untuk naik ke dalam bus.
"Kenapa Zee? Kok diem?" tanya Aldo setelah ia mendudukkan diri di samping Azizi dan bus kembali melaju.
"Hahhhh...Laki-laki itu melarangnya keluar" jawab Azizi akhirnya setelah ia membuat pertanyaan Aldo menggantung selama satu menit.
Aldo menutup mulutnya tanpa berniat untuk menanggapi jawaban Azizi dengan pertanyaan lagi. Sudah cukup jelas. Apa lagi yang bisa Aldo tanyakan? Kekerasan Ayah Azizi sudah sering Aldo dengar dari mulut sahabatnya itu.
Bus terus melaju di tengah-tengah lalu lintas padat kota Jakarta. Beberapa orang dalam bus masih bercakap dan bercanda dengan orang yang mereka kenal. Tapi tidak demikian bagi dua orang pemuda di sana. Keheningan dan menenggelamkan diri dalam pikiran masing-masing tampaknya lebih menyenangkan bagi dua pemuda itu.
~
"Silahkan," seorang gadis manis berpakaian kebaya tersenyum hangat menjajakan barang dagangannya pada pengunjung yang lewat. Mencoba menarik perhatian umum agar sudi untuk melongok sebentar pada apa yang sedang ia usahakan untuk terjual.
Bukan hanya gadis itu saja. Alun-alun ini rasanya sudah penuh sesak oleh lautan manusia. Banyak pedagang yang menjejali tempat di sana-sini. Belum lagi teriakan-teriakan yang menarik perhatian dari mereka.
Pengunjung pun tak kalah memberikan partisipasi dalam memenuhi alun-alun ini. Banyak orang di sana-sini yang berseliweran sekedar untuk melihat-lihat saja, berjalan-jalan, mampir ke kedai, melihat-lihat barang dagangan tanpa niat untuk membeli, bahkan tak sedikit juga di antaranya yang memborong benda-benda yang terjual di stand-stand di alun-alun kota Bandung ini.
"Zee! Coba yang gitu bisa gak lo?" ujar Aldo sembari menunjuk sebuah stand yang menyediakan permainan untuk menangkap sebuah ikan dengan jaring kertas yang mudah terobek.
Azizi melengos muak, "Lo udah gak pantas jadi murid SMA, Do."
Aldo merengut sembari menggigit permen kapas merah mudanya, "Ck lo juga gak pantas jadi sok tua gitu, Zee."
Seolah tak melihat sorot protes Azizi, Aldo malah ngeloyor dan benar-benar pergi menuju ke stand permainan itu, stand yang terdapat banyak orang di sana. Sebagian dari mereka bermain, sebagian lagi hanya menonton, dan sebagian lagi berteriak menyerukan semangat.
Azizi menghela nafas. Enggan rasanya ia menyusul Aldo. Di sana penuh sesak dan Azizi adalah salah seorang yang membenci keramaian. Untuk itulah, kedua kakinya mulai ia langkahkan. Sembari masih memasukkan kedua tangan ke kedua saku celananya, pemuda itu kembali berjalan.
Kepalanya tak henti ia tolehkan ke sana dan ke sini. Pandangan matanya ia edarkan ke kanan dan ke kiri. Memerhatikan setiap stand dan kedai yang berdiri di sepanjang jalan yang dilaluinya. Menatap beberapa permainan yang tengah dimainkan dengan seru dan hebohnya oleh beberapa pengunjung di beberapa stand.
Hanya tawa. Hanya kebahagiaan yang ada di sini. Tak ada kesedihan. Tak ada raut muram. Semua akan tenggelam dalam kebahagiaan malam ini.
Azizi menghembuskan nafas lirih seraya tersenyum samar. Ya, harusnya Jinan ada di sini. Harusnya Kakaknya itu sekarang ikut menikmati suka cita ini. Harusnya Jinan tak berada di bangunan yang pantas disebut neraka itu. Lebih baik Jinan ikut berbaur dalam lautan kebahagiaan dan keceriaan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Friend
FanfictionSaat makin kuatnya tautan tangan itu, saat makin eratnya Azizi menggenggam jemarinya, Chika menunduk dalam sambil merasakan debaran rasa di dalam dadanya. Akhirnya ia biarkan. Kalah akan dorongan kuat dalam dadanya. Biar saja tetap seperti ini. Chi...