“yang namanya rahasia. Sepintar apa kita menyembunyikan nya. Di akhirnya, rahasia itu akan terbongkar juga.”
…★…★…
“anak wannaone mau nya apa sih.” ujar Sungchan.
“kalo tau kemarin bentrok gitu. Gue males nge-read line nya si bodOng.” ujar Sungchan lagi.
Jaehyun menggerakkan tangan nya seperti memberi sinyal.“ada geng nya lewat.” bisik nya.
Sungchan langsung menolehkan kepalanya kesana kemari.“mana mana?” ujar Sungchan.
“sttt diem.” Jaehyun dorong dada Sungchan supaya anak itu mau mundurin badannya biar gak keliatan sama anak anak wannaone yang kebetulan mau lewat dari tempat duduk mereka. Iya, tangga yang menghubungkan ruangan musik, sama ruangan seni.
“ayo naik naik!!” ujar Yuta setengah berbisik.
Jaehyun pun terpaksa menarik kerah belakang Sungchan agar anak itu ikut naik ke atas tangga. Pada dasarnya Sungchan emosi dari semalam. Pasalnya luka Taeyong bukan sembarang luka. Lalu Shotaro juga belum siuman sampai sekarang. Membuka mata saja tidak. Bagaimana bisa ia tidak se-marah ini.
Mereka kira anak wannaone akan lewat begitu saja. Dan mereka menguping pada akhirnya. Karena anak anak wannaone malah duduk di anakan tangga.
Mereka bisa menguping sepuasnya. Tanpa diketahui salah satu dari anak wannaone.
“itu ngomongin apaan sih.” ujar Sungchan kepada Jisung, Jaehyun, dan Yuta.
“eh eh bang Yuta biasanya ‘kan bawa alat bantu denger tuh.” ujar Jisung kelewat semangat sampai Jaehyun mengingatkan nya dengan berdesis.
“penyadap suara bego.” tukas Yuta.
“yamaap, icung gak tau namanya.” ujar Jisung.
“ada 2 doang. Sungchan satu, gue satu.” ujar Yuta.
“hadeuhhh.”
“gue punya sendiri, buat apa gak di pake coba.” ujar Jaehyun mengambil alat penyadap suara disaku bajunya.“lah Jisung kagak nih?” tanya Jisung.
“gak!!” balas Jaehyun, Sungchan dan Yuta bersamaan.
Ada 20 menit mereka disana. Sungchan diam-diam merekam kejadian ini dengan handphone nya. Dia tidak mempermasalahkan bagaimana nanti suara anak anak wannaone dan apa yang tengah diperbincangkan. Yang terpenting, ia punya bukti dihari ini. Dia yakin, bukti ini akan ia butuhkan untuk menyudutkan dan membuat si penghianat yang sebenarnya itu diam tidak berkutik.
“anjing, bangsat.” umpat Yuta.
Jaehyun mendengar samar samar. Anak anak wannaone menyebut nama Chenle dan Guanlin bersamaan. Juga saudara? Apa apaan ini? Jaehyun bahkan sama sekali tidak bisa berfikir. Ia tidak bisa merangkai semua bila yang ia dengar hanya separuh dari semua perbincangan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
‼️move on [revisi]‼️
Genç Kurgu❛❛ Move on ❞ Nandazyo©2020 Starting; 27 September 2020 [Tahap revisi]