Suasana rumah saat ini begitu rusuh,sudah 1 Minggu Fateh pulang dari rumah sakit, keadaannya sekarang membaik dan seperti janji yang lain bahwa mereka akan jalan jalan,dan ini waktunya....
"Itu dong,ngapain kacamata Atim dimasukin kesitu???"
"Lah Tim,, kamu mau pake berapa kacamata???" Sajidah menatap Fatim yang kini terlihat berfikir.
"5,lagian kan berapa hari kita di new York?? 2 Minggu kan..." Terangnya yang hanya mendapatkan tepukan Jidat dari Sajidah dan Iyyah yang mendengarnya.
"Yaudah ni..." Fatim tersenyum kala kacama itu diberikan kepadanya dan segera ia memasukan ke tasnya.
"Bang Thariq liat jaket Ateh yang kuning???"
"Ruang editor..."
"Kenapa disana??"
"Kan elu yang nyimpen..!!"
"Kagak ih,,, ruang editor dikunci gak??"
"Engga,udah ah gak usah banyak omong... Ambil ajah Teh...""Kalian itu berisik banget si.."Sohwa melerai perdebatan kecil itu hingga mereka diam.
"Brengsek!!" Kini Thariq berdiri,mendengar kata kata kasar yang keluar dari Fateh membuatnya tak nyaman.
"Heh Teh, ngomong itu yang bener dong!!" Serunya keras hingga kini mereka menjadi pusat perhatian..
"Apa???" Fateh tak kalah keras,ia mengangkat kepalanya menantang'.
"Liq.." teguran Sajidah dapat diartikan oleh Thariq,ia segera diam dan duduk kembali...
"Lemah,," kini Fate berlalu pergi keruang editor yang ditatap Kesal oleh Thariq dan lainnya.
"Assalamualaikum" Terdengar suara Atta dari luar,Muntaz berlari dan segera menghampiri Atta.
"Bang Atta,you know... Tadi Bang Fateh bertengkar dengan bang Thariq" adunya jelas membuat Atta terkejut.
"Really?? Ko bisa??" Tanya Atta segera masuk melihat semuanya seolah tidak terjadi apa apa.
"Eh liq,tadi lu bertengkar sama Fateh??" Thariq menatap Atta tak menjawab ia hanya diam..
"Kenapa bisa..."
"Bang Atta!!!" Seru Fateh segera berlari dan memeluk Atta."Fateh....." Serunya juga membalas pelukan Fateh...
"Anak anak sudah siap??? Atta kamu baru sampai??"
"Iyah Umi,,Abi mana??"
Atta terus melihat kebelakang dimana abinya??"Ada bentar lagi turun,,"jawab Geni.
"Tuh,,, " semua menatap ke atas,Hali dengan gagahnya turun membawa sepatu yang baru ia beli tempo hari.
"Sudah siap semuanya,,, "
Semua mengangguk,sudah menjadi hal biasa sebelum mereka pergi mereka akn berdoa bersama dan setelah itu mereka pergi.--
Setelah 45 menit mereka diperjalanan akhirnya mereka sampai di bandara Soekarno-Hatta Jakarta.Orang orang yang mengenali mereka langsung mengerumuni merka membuat beberapa petugas keamanan harus ikut mengamankan.
"Saaih,Saaih Thariq,,,Atta,,, Sohwa,,,Fatim!!!" Seperti itu lah teriakan teriakan mereka yang ingin sekali berfoto.. seseorang datang menghampiri Fateh dan mengarahkan kamera kepadanya.
"Teh,boleh minta foto teh?? Teh ayo Teh,,,Fateh..." Jaket Fateh terus ia tarik tarik membuat Fateh kewalahan,apalagi yang lain juga sama sibuk membuatnya kini tertarik kesana kesini.
"Auuu" Fateh merasakan sesuatu yang menusuknya, seperti duri atau apalah itu yang jelas itu sangat sakit.
"Fateh mana Fateh???" Terdengar teriakan Sajidah,Fateh segera menghampirinya sambil tangan yang tak pernah berhenti menggosok gosoy jaketnya.
"Ayo, sebentar lagi pesawat kita..." Ucapnya sebelum pergi meninggalkan kerumunan orang orang itu.
"Hahha" seseorang diantara mereka tertawa menatap kepergian Fateh,dimana Fateh terlihat seperti tidak nyaman...
--
See you next part ✅
Gambarannya ilang wkwkw
Maaf keun😜
KAMU SEDANG MEMBACA
flow of life Fateh Halilintar TAMAT ✔️
Non-FictionApapun alur kehidupan yang kita jalani, maka ambillah respon positif atas setiap alur kehidupan yang terjadi".