New York

280 27 6
                                    

New York,setelah 23 jam mereka dipesawat, kini mereka  telah sampai di New York.
Rasa lelah mereka tergantikan dengan keindahan kota itu,
Semuanya sibuk dengan barang masing masing,
Bandara itu penuh dengan orang orang asing,Fateh menatap semuanya ada firasat tidak enak baginya entah apa.
"Positif thinking" batinnya melanjutkan langkahnya menghampiri yang lain.
Mereka sedang mengisi perut mereka yang kosong disebuah restoran dekat bandara, saling berbagi cerita saat dipesawat penuh canda dan tawa

"Umi,Atta pesan mobil yah..." Ujar Atta mengambil handphone yang ada ditas kecilnya,lalu ia pergi menjauh dari yang lain.
"Umi kita sudah dapat hotel,,dan lumayan Deket mi..."  Kini Sohwa yang berucap,mereka semua senang karena keperluan mereka sudah beress namun tidak dengan Fateh.

"Umi,Fateh mau buat konten samaa bang Saaih" Geni menatap Saaih yang mengangguk,ia mengizinkan lalu Fateh dan Saaih pergi.

"Nanti pulang ke hotel"
"Iyah Abiii"
--
Tercipta hening menyelimuti Fateh dan Saaih,mereka hanya saling diam tanpa adanya pembicaraan.
Saaih yang kesal dengan situasi ini ia memilih memainkan handphonenya,dan mencari ide untuk konten mereka itu.

"Teh,kamu udah lama banget yah gak posting.." Kata Saaih masih terus menatap Handphonenya,Fateh hanya mengangguk dengan tatapan yang entah kemana.

"Fateh,kita mau konten apa??? Ayolah bang Saaih capek!!"
Fateh menatap Saaih dengan lemas, tergurat rasa malas pada dirinya, sebenarnya ia juga belum tau ia akan buat konten apa hari ini....namun keadaan seolah memaksanya.

Handphone itu terus ia tatap,Fateh juga bermain handphone,namun raut wajahnya berubah seketika.

"Fateh,aku sudah sampai aku akan bawa kamu"

Komenan itu,entah kenapa perasannya tidak nyaman...
Dirnya tiba tiba saja lemas, keringat dingin itu keluar membuatnya menelan ludah takut.

"Bang Epul,kita gak jadi yah bikin konten,Ateh lemes "
Saaih menatap Fateh dan langsung meraba raba keningnya,benar sedikit hangat membuatnya juga harus menghentikan kegiatannya.

"Yaudh Teh,lu panas..bang kita pulang lagi ajah" mereka kembali menyusul yang lain,yang mungkin sudah berada di hotel.

--

"Oke berarti nanti sisanya,Saaih sama Fateh,,Muntaz mau sama mereka??" Muntaz tersenyum begitupun Geni,merka sudah berada di hotel lokasinya sudah diberikan kepada Saaih tinggal menunggu mereka datang.

"Umi,bang Fateh gak sakit kan??"
"Engga Muntaz,kamu tenang saja.. bang Fateh baik baik saja"
Rasa takut itu selalu ada dalam hati Muntaz, rasanya ia tak tenang seperti sebuah firasat namun firasat apa??

"Heloooo" mereka menoleh,Saaih Fateh serta Epul sudah sampai mereka langsung menyiapkan barang barang namun ada rasa aneh dari diri mereka.

"Loh ko,udah beres syutingnya??"  Tanya Sajidah,Saaih menggeleng dan menatap Fateh yang duduk disembarang tempat.

"Dia sakit, badannya panas" Jawab Saaih, semuanya cemas dan langsung mengerumuni Fateh yang kini seperti ketakutan.

"Fateh,,kita kekamar yu" Fateh hanya mengangguk tangannya terus ia mainkan, tubuhnya bergetar seolah akan terjadi sesuatu padanya.

"Teh,kita kesini mau liburan loh" Fateh sekilas menatap Thariq dan mengangguk,ia faham ia tak ingin merusak.

"Itu mereka, semuanya bersiap"
Seorang wanita tersenyum kearah Gen halilintar dan menghampiri mereka secara beramia ramai.

"Ouh sorry" tubrukan kecil itu terjadi,membuat tangan Fateh terlepas dari genggaman Geni dan membuat mereka saling bertatapan.

Srett

"Auu" Fateh merasakan sesuatu yang menusuk tangannya, persis seperti saat di Bandara,wanita berkacamata itu tersenyum miring begitupun Fateh yang menatapnya dengan datar.

"See you Fateh!" Ucapnya lalu pergi berlalu
Fateh masih saja menatapnya sampai wanita dan rekan rekannya itu hilang.

"Dia kenapa si,jalan luas loh ini" Saaih sedikit kesal,namun Sohwa segera menutup mulutnya.

"Oke,ini kamar Fateh dan Saaih,ouh Muntaz juga"Saat pintu dibuka,Saaih dan Muntaz tersenyum,cukup luas.. dan view nya juga bagus.
Namun tidak dengan Fateh,ia menatapnya biasa biasa saja,seolah tak ada yang spesial.

Fateh terdiam,tubuh itu seolah lemas,kepala itu seolah berputar cepat dan kaki itu seolah tak mampu lagi menahan berat badannya membuatnya terjatuh dengan riuh suara dari mereka

Bruggg

Geni terdiam,pegangan itu terlepas menatap Fateh yang bersujud dilantai sampai akhirnya ia sadar dan segera membantu Fateh begitupun yang lainnya..

"Fateh Fateh,, lu tidur???" Atta panik,ia segera mengangkat Fateh dan menidurkannya dikasur, badannya panas,namun dirinya masih sadar

" Fateh kamu masih sadar kan,ini minum dulu yu" tak ada jawaban, untuk membuka mata saja sangat susah baginya membuatnya hanya diam terpejam.

"Fateh jangan buat kita panik," Hali pun ikut mendekat,mendudukkan Fateh namun apa daya Fateh sangat lemas, sampai akhirnya kesadarannya hilang.

"Fateh,Hei dengar abi?? Fateh??"
"Abi Fateh pingsan!!" Teriak Geni panik dan yang lain ikut rusuh.

I'm tired

flow of life Fateh Halilintar TAMAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang