"Fateh..."
Thariq melihat kebelakang, terlihat Fateh yang kini sudah terduduk lemas diantara yang lain.
Bani segera membawanya dan menidurkannya dikursi,diikuti yang lainnya.
"Teh kerumah sakit yu....ini parahhh" Fateh menolak saran dari Bu Geni,ia menggeleng dengan tangan yang terus meremas perutnya.
"Jangan bandel deh..." Emosi Saaih meningkat,panik sebagai seorang Abang melihat adiknya seperti ini.
"Ahhh tidak mau... Uokkk uhukk..huk...uokkk ahhh" cairan itu berceceran dimana-mana semua menjauh tapi tidak dengan Saaih.
"Kerumah sakit" ujar Saaih mengangkat Fateh yang kini terkulai lemas,sebagian mengikuti dan sebagian lagi menjaga rumah.
Gengaman erat itu tidak pernah lepas antara Bu Geni dan Fateh yang kini terus kesakitan,Saaih hanya diam, sungguh ia kesal terhadap Fateh tapi entah mengapa.
"Ummmi....mual...." Lirih pelan itu terus terdengar menjadi cover diperjalanan.
Fateh memegang erat baju Bu Geni terus menahan sakit yang menyerangnya sampai kesadarannya hilang membuat mereka semakin panik.
"Heuh...kenapa emang gak ada yang meriksa mie nya??" Thariq sudah emosi ia takut jika ini terulang kembali dan menimpa yang lain.
"Maafin kakak liq, kakak gak cek " icem menunduk, Siska terus memeluk Icem.
Thariq mengerti karena mungkin terlalu sibuk."Yasudah,jangan diulangi,dan buat yang lain ayo cek semua mie ini" semua menurut, mengeluarkan mie yang tersimpan dibawah dan mengecek semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
flow of life Fateh Halilintar TAMAT ✔️
No FicciónApapun alur kehidupan yang kita jalani, maka ambillah respon positif atas setiap alur kehidupan yang terjadi".