Setiap orang memiliki alur hidupnya masing-masing.
Baik buruknya mereka harus menjalaninya karena pasti ada hikmahnya.
Semoga saja aku bisa terus bersama kalian menamai aku sampai jantung ini berhenti berdetak.
Apapun yang terjadi,aku akan mengambil benang merahnya.Fateh Halilintar
Fateh menutup bukunya dan menatap keluar jendelanya,melihat bulan yang sangat bercahaya dan bintang yang memenuhi langit.
Tersenyum dan berharap semoga akan seperti ini selamanya."Fateh sudah tidur?"seseorang berbicara diluar Kamarnya, Fateh segera menuju kasurnya
"Sudah bang Saaih" ternyata itu adalah abangnya Saaih.
Seketika hening Fateh pikir ia abangnya sudah pergi,ia membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya.Malam yang sepi,semua tertidur dengan tenang sampai kini pagi menjelang.
Semua gen Halilintar sudah berada di halaman rumah mereka untuk berolahraga pagi.Fateh yang biasanya memilih tidur kembali ketika selesai sholat subuh kini tidak itu juga karena perintah Uminya.
"Jadi kita mau apa?" Sajidah datang dari dalam rumah menghampiri yang lain mereka sudah bersiap untuk berlari keliling komplek
"Kita mau lari keliling komplek" jawab Fateh dan Sajidah mengangguk lalu bergabung bersama yang lain.
Mereka terus berlari dengan penuh canda tawa sampai akhirnya mereka beristirahat sebentar didekat jalan raya..
"Ennga terus ajh update terus" Sohwa menatap tajam Thariq yang seperti menyindirnya, Thariq yang menyadari hanya tersenyum dan lanjut berlari."Thariq!!" sohwa berteriak dan mengejar Thariq, Fateh sedari tadi masih terus fokus pada jalan sampai akhirnya seseorang menepuk pundaknya.
"Bang ayo,yang lain udah kesana" Fateh menatap ternyata Muntaz ia pun mengangguk dan berlari bersama Muntaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
flow of life Fateh Halilintar TAMAT ✔️
Não FicçãoApapun alur kehidupan yang kita jalani, maka ambillah respon positif atas setiap alur kehidupan yang terjadi".