Prolog

767 358 178
                                    

    
"Aku hanyalah wanita yang memiliki masa lalu paling hitam, tetapi masa laluku tidak bisa menjadi penghalangku untuk merubah diriku menjadi lebih baik dari hari kemarin."





Alat monitor yang menandakan jantung kakek gadis itu perlahan mengeluarkan bunyi nyaring, gambaran yang tadinya masih menggambarkan detak jantungnya kini berubah menjadi garis lurus.

Tutttttttt..........

Keluarga yang berada di luar ruangan ICU, berhamburan masuk ke dalam, gadis itu mendekatkan tubuhnya kepada sang kakek.

"Nggak! Kakek kuat, kakek harus bangun! Aku sudah berubah kek! Kakek harus bangun!!" Teriak gadis itu, sambil mengguncangkan tubuh kakeknya.

Tapi takdir tidak bisa dirubah, jasad yang tertidur tidak akan bisa kembali terbangun. Semua yang hidup di dunia tetap akan kembali keperistirahatan terakhirnya yaitu dalam kubur.

Tubuh gadis itu tertarik ke belakang karena ada yang menariknya.

Plakk..

Satu tamparan dilayangkan kepada gadis itu, suaranya sangat terdengar di ruangan itu, bahkan berhasil membuat sudut bibir gadis itu mengeluarkan darah.

"Dasar anak pembawa sial, pergi dari ruangan ini sekarang!!" Teriak ayah angkat dari gadis itu.

"Ttta-pi.."

Gadis itu belum sempat menyelesaikan ucapannya, tubuh nya terlebih dahulu didorong untuk keluar dari ruangan itu.

"Pergi dari sini sekarang!!" Bentak ayah angkat dari gadis itu.

Kaki gadis itu pun keluar dari halaman rumah sakit itu, dia terus saja berlari sambil meneteskan air matanya. Hujan turun begitu saja, bahkan rintikan yang turun sangat mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh gadis itu.

"Kenapa ya Rabb di saat diriku ingin mendekat kepada-Mu tapi kenapa engkau datangkan masalah yang tiada henti hentinya!" teriak gadis itu sambil meneteskan air matanya.

Gadis itu terduduk di tengah jalan dengan keadaan basah kuyup karena rintik hujan yang menerpanya. Masalah yang datang pada gadis ituu tak kunjung berhenti, bahkan di saat dia memutuskan untuk berhijrah, kakek yang selalu ada untuknya harus kembali ke sisi Allah untuk selama lamanya, cacian harus di terima oleh gadis itu. Sahabat lamanya pun menjauh karena dia lebih mengejar ridho Allah.

Diseberang sana ada dua orang laki-laki yang hanya bisa menatap sendu ke arah gadis itu, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Hidung gadis itu tiba-tiba saja mengeluarkan darah, sambil bersamaan dengan rintikan hujan yang terus menerpanya, gadis itu sama sekali tidak mempunyai niatan untuk bangkit dari hujan deras yang membasahi seluruh tubuhnya. Lama kelamaan pandangan gadis tersebut mulai memudar penglihatannya sangat gelap.

Brukk.....

TBC
Happy Reading guys✨

ALINA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang