2. Satu dari Levi

54 7 0
                                    

Pagi? Tidak pernah ada pagi dalam hidupku, entah mentari diatas, dibawah atau sampai terjungkir siapa yang akan sempat peduli jika bernasib hidup sepertiku?

Aku 17 tahun, tinggal di panti selama aku bisa ingat. Keluarga? Tak tahu, asal usulku buntu dan para penjaga panti bungkam. Aku tumbuh di lingkungan keras, biasa tanpa kasih dan buta pada dunia.

Ketidakadilan yang aku terima membuatku membuat sebuah aksi kecil, kuyakin kalian menikmati nya.

"Viller? Kamu siap? "

"yah... Tak pernah merasa lebih, start!"

Aku berlari di jalan ramai kota, menabrak orang, hewan, aku tak peduli. Tujuanku adalah bagaimanapun aku harus tepat berada di tempat itu sesuai rencana.

Aku mendongak sebentar melihat jam raksasa kota, memastikan keadaan aman, bernafas sebentar untuk persiapan dan...

BRUKK!!

Tepat sekali!

Rasanya kota berhenti beraktifitas, ratusan pasang mata memandang pinggiran jalan tempat seorang anak tergeletak lesu dengan darah segar mengalir dari pergelangan kakinya.

Hanya butuh 10 menit berdasar perhitunganku dan kami akan berhasil, seorang gadis kecil tampak perlahan mendekati tubuh bocah itu, gadis itu menangis terisak

"kakak... " ucapnya pelan.

Semua yang masih peduli tampak iba, mencoba mendekati bocah tergetak dan gadis kecil itu.

Namun tidak ada yang bertanya kenapa bocah tersebut bisa sampai mengalami kejadian tersebut bukan?

Saat orang masih sibuk berbicara, masih sibuk menatap iba, aku mengantongi berkeping keping koin emas mata uang kami.

~

"Kerja bagus viller!!...kamu melakukannya lagi! "

"Coba ceritakan bagaimana melakukannya?? "

"Heii...itu sungguh sangat keren dude..!! "

Aku hanya terkekeh pelan, rencana kami berhasil walau ya, bocah itu, Fid. Benar benar merobek kakinya agar kami berhasil, ia berdalih terdorong oleh orang asing yang menyebabkan kakinya terkena kawat tajam -yang kebetulan ada di situ- padahal, itu ulah pisau lipat yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi. Gadis kecil itu lily, serius mereka sungguhan adik kaka.

Dan bagaimana caraku mendapat semua koin tersebut? Mudah dikata, yah aku hanya menyelinap dalam lingkaran yang telah aku susun dengan sempurna lalu sebelum mereka sadar, semuanya sudah hilang.

Sungguh, kalau kujelaskan rinciannya kalian tidak akan percaya.

"Pengasuh gendut datang..!! "

Semua anak panti berlarian menuju ruangannya masing masing, ada yang berlabuh dikasur berpura pura tidur, para gadis merajut, berharap menjadi nilai bagi yang tertarik mengadopsi dan aku, sedaritadi diam di pojok menatap jendela ke luar, tidak berminat menggeser bokongku se inci pun.

"Anak anak..!!! "

Suara lantang khas itu terdengar, memekakkan.

"Pukul 14.02 siang nanti, Miss May, ingin kalian berkumpul di aula, semua datang tanpa kecuali. Dan aku ingin Levilliar datang ke ruangan ku SEKARANG, keterangan dirahasiakan"

Helaan napas kasar dan omelan wanita itu perlahan menghilang dari gendang telinga yang membuat semua orang kembali bernapas normal dan sibuk membicarakan siang ini, mengenai madame May sang pemilik panti yang jarang berkunjung, angin apa yang membawanya?

Sementara ruangan itu ricuh, aku sibuk merangkai argumen jika penjaga panti kembali berasumsi mengenai kelakuan nakalku.

DEAR USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang