KRS 6💕

139 73 19
                                    

Devan terkaget saat mendengar suara yang menggema dan benda yang jatuh juga teriak kesakitan di depan pintu kelasnya. Ia pun melihat dan memicingkan matanya, Lalu menggelengkan kepala saat melihat kecerobohan perempuan itu.

Ia tak menolongnya karna sudah ada sang ketua kelas yang sudah menghampirinya, namun ia malah berdebat dengan temannya yang Devan kenal, ia Cici teman sebangku perempuan ceroboh itu.

Devan terkekeh geli saat terus-terusan melihat pertengkaran kecil yang mereka ciptakan, apalagi melihat wajah kesal dia dengan bibir sedikit maju kedepan dan muka yang manis.

Devan tau dia bernama Melody, karna dia teman sekelas Devan dari pertama ia masuk kesekolah ini. Namun ia tak pernah berinteraksi langsung dengan Melody.

Saat melihat Andika sedang mencari sesuatu, Devan pun keluar, Ia membasahi sapu tangan miliknya dengan air, lalu menghampiri Melody berjongkok di depannya, lalu membersihkan luka yang ada di lutut Melody.

Devan dapat merasakan Melody yang kaget akan perlakuannya, terbukti dengan tubuhnya yang sedikit menegang, dengan suara dan ringisian kecil yang keluar dari bibir tipisnya itu.

Ia mengabaikan semua sorakan dan suara yang teman-temannya katakan terhadapnya dan juga Melody, jujur saja ia sedikit merasa gugup karna ini pertama kalinya ia memperlakukan perempuan seperti ini, biasanya ia hanya acuh dan tak peduli dengan mereka. Namun rasanya berbeda dengan Melody.

Ia pergi kemejanya untuk mengambil plaster, Devan dapat merasakan teman-temannya itu terus menatapnya hingga ia kembali lagi kehadapan Melody, aga risih memang tapi sudahlah.

Setelah memakaikan plaster di lutut Melody, Devan pun membantu Melody untuk berdiri.

Namun sebuat senyuman manis itu membuat usahanya terasa sangat tidak sia-sia dan di hargai "Terimakasih" Ia pun mengangguk dan membalas senyuman manis itu, namun beberapa detik saja senyuman itu langsung luntur di bibir Devan karna sebuah ucapan yang di lontarkan gadis itu.

"Anak baru yah?" Devan menatapnya dengan lekat, apa selama hampir 3 tahun ini Melody tidak pernah melihat dirinya? Bahkan tak jarang ia maju kedepan untuk presentasi, atau di panggil oleh guru.

"Lo ga kenal gue?" Sepertinya Melody benar-benar tidak mengenal dirinya, terbukti dengan gelengan kepalanya dan juga wajah polos yang ia perlihatkan.

Devan menarik nafasnya lalu mengulurkan tangannya kepada Melody, ia melihat Melody hanya menatap tangannya lalu menatap wajah Devan dengan bingung, Devan mendegus geli melihatnya

"Kenalan, katanya lo ga kenal gue" Devan melihat senyum manis Melody lagi?.

"Melody Anatasya" Ucapnya saat sudah menjabat tangan Devan "Nama lo siapa?"

Devan terlalu terpukau dengan senyuman itu hingga tak menyadarinya "Ah, gue Devan Abraham"

Lagi lagi Melody tersenyum kepadanya "Salam kenal, semoga betah di kelas 12 Rpl yah" Jika seperti ini Devan rasanya rela harus berkenalan berkali kali dengan Melody.

Namun lagi lagi teriakan temannya itu merusak semuanya, ingin Rasanya sedari tadi Devan memukul kepala mereka.

Devan melihat Melody yang berjalan ke mejanya pun hanya menatapnya dengan senyuman kecil. Namun sebuah tepukan di bahunya mengagetkan Devan.

"Sabar yah bro, gue turut prihatin" Ia mendegus mendengar ucapan Ibnu kepadanya. Itu sama saja seperti meledek dirinya.

"Gaje lo" Ucap Devan lalu berjalan ke tempat duduknya. Dan menatap Melody lagi, sebuah senyuman kecil tercipta di bibirnya.

"Lucu" gumamnya.

************

KISAH REMAJA SMK (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang