KRS 23💕

26 7 4
                                    

Happy Reading!

*******

Sesuai ucapannya kemarin, Renata sedang menemui seseorang yang ia telpon kemarin malam tepat di tempat biasa ia bertemu dengan lelaki itu, tempat yang tidak terlalu ramai, namun sudah menunggu lebih dari 10 menit namun orang itu tak kunjung datang, membuat Renata sangat kesal.

"Sorry lama"

Ucapan seseorang membuatnya membalikan tubuhnya, melihat lelaki yang begitu ia kenali berdiri disana.

"Lama banget lo!" Ketus Renata.

"Macet Ren" Renata memutar bola matanya dengan malas, sangat klasik sekali alasan lelaki itu "Langsung ke intinya aja, lo mau ngapain? Ga biasanya banget lo hubungin gue kalo gada sesuatu"

Gadis itu tersenyum miring "Gue butuh tenaga lo nih"

Lelaki itu menaikan sebelah alisnya "Ngapain? Lo mau kuli?"

"Ck! Dongo banget lo, muka gateng emang ga menjamin otak lo bagus!"

"Pedes amat tuh mulut, yaudah apa?"

"Gue mau lo hancurin hidup seseorang!"

"Musuh lo?"

"Lebih dari itu!"

"Bayar ga? Gamau gue kalo gratisan mah!"

"Ck! Kalo kerja lo bagus gue kasih 3x lipat, gimana?"

"Wihhhh, mantep tuh, apa yg harus gue lakuin?" Renata langsung mencondongkan wajahnya, untuk memberi tau tugas apa yang harus lelaki itu lakukan, setelah selesai membisikan sesuatu, ia langsung menjauhkan tubuhnya, tersenyum miring menatap lelaki itu, sedangkan lelaki itu hanya bisa tersenyum penuh arti.

"Gue tunggu kabar baiknya!"

"Beres"

"Gue pergi, inget harus berhasil!" setelahnya Renata pergi dari tempat itu, meninggalkan lelaki itu sendirian, Ia tersenyum puas, karna sebentar lagi, hidup gadis itu akan hancur, apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan miliknya kembali!

*********

Devan terdiam di balkon kamarnya, ia memikirkan setiap ucapan yang tadi keluar dari mulutnya. Ia tau perasaan Melody pasti sangat sakit sekarang, karna ulahnya yang sangat keterlaluan.

Devan ingin menghampiri Melody, mengajak Melody jalan, agar Melody dapat memaafkan dirinya, Namun ia urungkan saat sadar Melody sedang butuh waktu.

Devan mengambil ponselnya, lalu mencari nama seseorang.

"Hallo"

Suara disebrang sana saat Devan menghubungi nomor itu, Ibnu.

"hmm"

"Kenapa? Tumben amat lo telpon gue?"

"Melody"

Hanya mengucapkan kata itu Ibnu langsung paham kenapa Devan menghubungi dirinya.

"Melody kenapa lagi? Lagian gue heran, lo pacaran aja belum, tapi udah ada masalah, ribet banget lo bedua!"

"Ck! Gue harus gimana?"

"Samperin lah bege, lagian lo ngapain telpon gue? Harusnya lo telpon Melody!"

"Dia masih marah, Nu, lo kan tau"

"Ck! Punya temen bego banget heran!, Lo tau dia marah tapi lo ga bujuk dia? Cowok bukan lo?"

Devan kesal mendengar ucapan, Ibnu "Lah gue mah cowok punya pacar, lah elo? Yakin lo cowok?"

"SADAR WOY, LO BELUM JADIAN SAMA MELODY, SOSOAN LEDEKIN GUE, TEMBAK DONG LO COWOK BUKAN?"

Devan sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya, saat mendengar suara Ibnu yang begitu keras.

"Gausah ngegas juga bangsat, sakit kuping gue denger suara lo!"

"Udah lo sekarang samperin Melody, ajak tuh anak jalan atau ngapain ke suka-suka lo, dahlah gue mau cabut, Ribet lo mah!"

Bip.

Devan kesal dengan temannya itu, tapi ia juga terus memikirkan ucapan Ibnu, jadi apa yang harus ia lakukan sekarang?.

**********

"Ini udah malem, lo mau bawa gue kemana?" protes Melody, karna sedari tadi Devan hanya mendiamkannya.

Lelaki itu datang tanpa di undang kerumahnya, Membuat Melody semakin kesal.

"Diem gausah banyak tanya, Mel"

"Lo mau culik gue?"

"Gue mau buang lo!"

"Dev, gue serius!"

"Gue juga serius, lo ga liat gue sekarang pake mobil? Gue niat banget buat buang lo!"

Ucapan Devan membuat Melody berpikir keras, Memang sekarang lelaki itu menggunakan mobil untuk mengajak Melody bukan motor yang biasa ia pakai untuk sekolah.

"D-dev, gausah becanda!"

"Lo cukup diem aja, Mel" ucap Devan, sebenarnya lelaki itu sedang menahan tawanya, saat melihat wajah ketakutan Melody, hey yang benar saja jika Devan akan menculik dirinya.

Sebelum kerumah Melody, Devan memikirkan matang-matang tentang saran yang Ibnu berikan, karna merasa yakin dan harus melakukan sesuatu akhirnya Devan memutuskan untuk menemui gadis itu.

Mobil Devan berhenti di sebuah Caffe "Makan dulu, lo butuh tenaga sebelum gue buang lo"

Melody melotot kearah Devan "Devan galucuuuuuu" teriak Melody saat Devan keluar dari dalam mobil.

Tok tok tok

Devan mengetuk kaca mobilnya, membuat Melody yang masih di dalam mobil menurunkan kacanya.

"Mau makan ga?"

"Gamau, ga laper, lagian tadi juga udah di kasih makan ko!"

"Yakin gamau?"

"Engga"

Devan menganggukan kepalanya beberapa kali, lalu melihat sekitar, membuat Melody melihatnya penuh selidik.

"Gue pernah denger disini ada pembegalan, sampe bunuh nyawa mangsanya" ucap Devan dengan tetap menatap sekitar, namun kini matanya menatap kearah Melody "Lo mau jadi korban selanjutnya?"

Melody menatap takut kearah Devan "D-dev, gue tampol nih"

"Kalo mau sih gapapa, gue duluan laper"

Baru ingin pergi dari hadapan Melody, seketika gerakannya terhenti karna panggilan gadis itu, membuatnya tersenyum miring, lalu membalikan tubuhnya menatap Melody.

"Kenapa? Tadi katanya udah di kasih makan" ledek Devan.

"Ya-- ya laper lagi" jawab Melody dengan gugup, bukan rasa lapar yang Melody rasanya, melainkan rasa takut dan was was, karna ucapan Devan tadi.

"Yaudah, ayo turun"

Ucapan Devan langsung di turuti oleh Melody perempuan itu tak membantah, langsung keluar dari mobil Devan, membuat Devan terkekeh geli melihat tingkah gadis itu.

*********

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KISAH REMAJA SMK (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang