KRS 13💕

86 45 8
                                    

"Mel" Teriakan yang memanggil namanya membuat Melody menghentikan langkah kakinya.

"Kenapa, Ka?" Tanya Melody saat sudah menatap Andika.

"Mau beli peralatannya sekarang? Jadi bareng sama gue ga?, biar sekalian juga kalo lo sendiri takutnya kan ada yang kurang. Repot nanti kalo balik lagi"

"Oh yaudah, ayo"

"Duitnya udah lo bawa?"

"Udah ko" Ucap Melody sambil merogoh saku bajunya "Nih"

"Oh oke, yaudah ayo"

Melody berjalan beriringan bersama Andika, mereka tidak tau saja jika sedari tadi ada seseorang yang terus saja memperhatikan mereka, hingga ia merasa seluruh ruangan ini amat sangat panas baginya.

Devan menatap kepergian Melody dan Andika dengan tatapan tak suka. Ia tau jika Andika hanya modus kepada Melody dengan beralasan membantu atau embel-embel ketua kelas Cih!

"AIR WOY AIR" teriak Ibnu dengan sangat heboh sekali, membuat semua orang yang tadinya sibuk dengan urusannya masing masing terlonjak kanget karna teriakan Ibnu begitupun dengan Devan.

"CK! GUE BILANG AIR ANJIR"

"Kenapa sih anjing?"

"AIR BURUAN" teriaknya masih dengan dia yang tidak bisa diam, berjalan kesana kemari "BURUIN SETAN"

"Nih" tiba-tiba seseorang memberikan sebotol air kepada Ibnu membuat lelaki itu diam lalu langsung menerimanya.

"ANJ---" Devan Menoleh "LO KENAPA SIRAM GUE BANGSAT" Teriak Devan marah, bagaimana tidak? Dia yang sedari tadi diam, berkelana dengan pikirannya tiba-tiba seseorang menyiramnya begitu saja?.

Teman-temannya menatap Ibnu tak percaya, jadi lelaki yang sedari tadi heboh sendiri meminta air seperti orang yang sedang kerasukan nyata air itu untuk ia siramkan kepada Devan?.

"Biar lo adem, Van, gue tau lo lagi kepanasan, dari pada makin kebakar mending gue siram, kurang baik apa coba gue?" ucapnya membanggakan diri sendiri, ia tak tau saja bagaimana kesalnya Devan sekarang.

"Lo emang bener bener!" Tangannya sudah terkepal sangat kuat, ia tak terima sekarang, Andai saja Ibnu bukan temannya sudah di pastikan sejak tadi, lelaki itu sudah terkapar tak berdaya di atas lantai "LO MINTA GUE TONJOK HAH?"

"Astagfirullah" Ibnu mengelus dadanya secara mendramatisir "Damai, Van, Damai"

"Pale lo damai"

"Kalo gue jadi lo sih, mending gue sikat aja, Van. Tuman" Kompor Abizar dengan senyum mengejek kearah Ibnu.

"Si anjing, malah manas manasin" Ucap Ibnu menatap Abizar

"Gue sih ga terima kalo disiram gitu" lanjutnya memanas manasin

"Diem bangke"

"Apalagi di depan banyak orang"

"Bener bener yah!"

"Malu! Kek gada harga dirinya, mending tonjok aja, kan enak"

"Anjing" kesal Ibnu "Nanti urusan sia sama aing, liat aja"

"Diem lo! Urusan lo sama gue aja belum selesai!" ucap Devan dengan nada yang sangat datar

"Ck! Udah lah damai aja, Van, gue tadi juga nyelamatin lo, gue takut lo makin kebakar liat Melody sama Andika jalan berduaan kegitu" Jelas Ibnu.

Devan menatap Ibnu semakin tajam, Mampus gue - Batin Ibnu.

"Nyari mati emang lo" Geram Devan "Maju sini lo"

"U--Udah lah, Van, damai aja damai saoloh" Cicit Ibnu

"Kaga ada damai damai, Maju gue bilang!"

"Vis, Van" Ucap Ibnu sambil menujukan dua jarinya pertanda Vis, Namun tak urung ia tetap maju, walaupun dengan langkap yang tak yakin.

"Nantangin gue?" Ucap Devan saat Ibnu sudah ada di depan wajahnya.

"Kaga elah, Gue cum--"

"DIEM! gue ga nyuruh lo buat ngomong"

"Nyari ribut pake nyiram nyiram gue segala? Mau adu jotos? Ngerasa jago? Mentang mentang lo temen gue? Iyaaaa? JAWAB ANJING" geram Devan.

"....."

"Punya mulut ga lo?"

"....."

"SETAN!"

"Tadi lo nyuruh gue diem babi, yaudah gue diem, heran gue" Ibnu menatap dengan dengan jengah. Sedangkan teman-temannya terus memperhatikan mereka berdua, hingga ada yang berjaga di depan pintu takut takut jika ada guru yang masuk.

"Ini uda pas semuanya, Ka?" Tanya Melody

"Udah deh kayanya, gue udah bener ko tadi belinya, gada yang kurang" Sambil memeriksa barang yang sudah ia dan Melody beli di kantin tadi.

"Oh yaudah, Ehhhh---" Ucap Melody heran "Ko pintu kelas ga dibuka yah? Ada guru? Perasaan masih jam istirahat deh"

"Lah iya tumben banget"

"ANJING" Suara gaduh yang membuat Melody mengerutkan dahinya bingung, ia menatap Andika yang juga menatapnya dengan tatapan yang sama sepertinya.

"Mending buka aja" usul Melody. Andika mengangguk lalu membuka pintu kelasnya, ia heran saat melihat teman temannya yang sedang berkumpul di depan meja seseorang, Dengan raut wajah yang tegang mungkin?.

"Kenapa, Gun?" Tanya Andika kepada Gunawan yang berada di dekat pintu.

"Gatau gue, si Ibnu tiba-tiba nyiram si Devan" jelasnya kepada Andika.

"Lah?" Gumam Melody.

"RAMBUT GUE" Pekik Ibnu "DEVAN, ANJING, SIALAN, LEPASIN RAMBUT GUE BANGSAT!"

"Masih untung lo gue jambak, mau lo gue tonjok?"

"Lepasin Babi, lagian lo segininya banget sama temen sendiri"

"Lah lo juga gitu, gue diem lo siram"

"Gue kan tadi bilang niat gue baik bikin lo supaya ga kebakaran jenggot liat Melody sama si Andika berduaan"

"GAUSAH LO JELASIN JUGA ANJING" kesalnya lalu mendorong Ibnu. Sialnya saat menoleh ia mendapati Melody yang sedang menatapnya dengan tatapan yang Devan sendiri tak tau apa maksud dari tatapan itu?.

"Ibnu kampret, kegep kan gue" Gumamnya.

Merasa Devan terus menatap kesatu titik membuat teman temannya jadi penasaran lalu menoleh, dan mendapati Melody yang sedang berdiri di ambang pintu bersama Andika.

Mereka menoleh kearah Melody dan Devan secara Bergantian. Lalu mendegus geli.

"O OW AKU KETAHUAN" teriak mereka secara kompak lalu tertawa, menertawakan Devan yang terus terdiam menatap Melody, Melody yang juga sedang menatap Devan tiba-tiba tersadar lalu melenggang pergi menuju meja miliknya dengan wajah yang sudah memerah.

"SETAN" kesal Devan kepada teman temannya, apalagi kepada Ibnu.

**********

KISAH REMAJA SMK (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang