KRS 9💕

116 67 12
                                    

Hari ini hari yang tak pernah Melody sukai, hari rabu, dimana ia harus seharian full berada di lab komputer, karna hari ini mata pelajaran Produktif, pelajaran sesuai jurusan yang di ambil.
Yang artinya ia harus berurusan dengan kode-kode digital, yang sama sekali tak ia mengerti, baru melihatnya saja Melody sudah pusing di buatnya, apalagi harus mengerjakan tugas membuat sebuah travel yang harus dia kerjakan, sialnya tidak berkelompok dan ini berarti harus di kerjakan olehnya seorang diri.

Tuhan kesialan macam apa ini - gumamnya.

"Sutttt, cai" Ia memanggil Cici dengan pelan. Cici menengok ke arahnya.

"Pa'an" tanyanya bingung.

"Ga ngerti gue" ucap Melody dengan tampang yang sangat melas, ini bukan di buat-buat supaya ia mendapatkan contekan, tapi memang ia tak mengerti dengan kode-kodean yang di sampaikan oleh Pak Nano, Guru Produktif mereka

"Kabiasaan lo mah" Cici itu memang pintar di bidang komputer dan berurusan dengan kode digital atau semacamnya, berbeda dengan Melody yang sangat tidak mengerti sama sekali, lalu kenapa Melody mengambil Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, jika ia sendiri tidak mengerti sama sekali, jawabannya hanya satu! Ia hanya ingin mengerti bagaimana memakai komputer atau laptop dengan benar, ia tidak tau jika pelajarannya membahas kode seperti ini, jika ia tau, ia pasti tidak akan mengambil jurusan Rekaya Perangkat Lunak.

"Bantuin gue" Rengeknya kepada Cici.

Cici menghela nafas lalu menatap Melody dengan malas "Bagian mana yang lo ga ngerti?"

"Semuanya" jawaban polos dari Melody membuat Cici ingin sekali menenggelamkan temannya itu, lalu membuangnya kedasar jurang.

"Lo nyuruh gue buat ngerjain semua tugas lo?" kesal Cici kepada Melody.

Melody mendegus mendegar ucapan Cici "Ajarin Gue"

"Itukan tadi sama Pak Nano udah di jelasin"

"Gue ga ngerti, Pak Nano jelasinnya kecepetan"

"Terus kenapa dari tadi lo ngangguk ngangguk pas Pak Nano tanya paham apa belum"

"Ya gue ngangguk aja, dari pada nanti gue di tanya tanya yang ga gue paham" Sabarkan Cici untuk menghadapi temannya ini. Ia kesal sekaligus gemas menghadapi sikap Melody.

"Nanti gue ajarin"

"Ah Cici emang terbaik" Ucapnya sambil memeluk Cici Dari samping.

"Tapi pas gue udah selesai!" oke tolong sekarang ingatkan Melody untuk tidak membenturkan kepala Cici ke meja yang ada di depannya itu.

"Ko gitu sih"

"Lo mau gue bantuin ga?"

"Mau"

"Yaudah tunggu gue selesai!" Melody mendegus mendengar ucapan Cici, jika ia menunggu Cici sampai selesai, nanti ia tertinggal jauh oleh teman temannya, ia jadi menyalahkan dirinya, kenapa bodoh sekali dalam pelajaran yang satu ini.

Sekarang Melody sangat bosan berdiam diri di depan Komputer, dengan angka, huruf dan kode yang ada di layar monitornya.

"Kenapa?" pertanyaan itu membuat Melody kaget, takut takut jika Pak Nano yang sekarang berada di sampingnya ini.

Melody menetralkan detak jantungnya terlebih dahulu, ia memejamkan mata lalu memutar kepalanya untuk menegok agar ia dapat melihat siapa orang yang ada di sampingnya ini.

Saat sudah menengok dan membuka mata Melody malas terbengong dan terus menatap wajah itu dengan mata yang tak berkedip.

Tuhan, nikmat mana lagi yang engkau dustakan - ucapnya dalam hati.

"Melody" Ucapnya sambil melambaikan tangannya di depan wajah Melody, membuat Melody seketika sadar akan kelakuannya, sial ia jadi malu sendiri.

"E-ehh, i-iyaa kenapa, Dev?" Ucapnya dengan gugup.

Devan hanya dapat tersenyum geli melihat tingkah laku Melody "Lo kenapa? Ko belum ngerjain tugas yg di suruh Pak Nano?"

Tubuh Melody luruh seketika, ia menatap Devan dengan muka yang melas "Gue ga ngerti"

"Mau gue ajarin?" Tawar Devan kepada Melody, Melody yang mendengar tawaran Devan pun langsung menatapnya dengan mata yang berbinar.

"Emang boleh?" pertanyaan polos yang keluar dari mulut Melody lagi lagi membuat Devan terkekeh geli.

"Boleh, kan gue yang nawarin"

"Ahhh, makasih Devan" Ucapnya dengan sangat senang, lalu menatap Cici garang.

"Dasar Cici pelit" ledeknya

Cici yang mendengar itu pun langsung menatap Melody tak suka "Ngomong apa lo"

"Pelit"

"Heh, enak aja! gue ga pelit yah!"

"lo gamau ngajarin gue"

"Kan tadi gue bilang kalo gue udah selesai!"

"Tetep aja, pelit!"

"Mentang mentang mau di ajarin cowo ganteng" ledek Cici

"Iyaaaadong"

"Dasar mata keranjang"

"Ihhh, mulutnya yah" Kesal Melody

"Udah, udah, Sini lo gue ajarin" ucapnya melerai, jika tidak di cegah maka mereka akan terus beradu mulut. Melody memeletkan lidahnya ke arah Cici yang di tanggapi Cici dengan memutar bola Matanya dengan malas. Biarkan saja!

"Jadi gimana?" tanya Melody.

Devan pun tersenyum "Jadi gini"

************

KISAH REMAJA SMK (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang