KRS 17💕

57 24 3
                                    

Malam ini, Melody termenung dengan pikiran yang terus melayang akan kejadian tadi Sore, Melody terus memikirkan Devan yang begitu dekat dengan perempuan lain.

"Haishhhh" gumam Melody "Harusnya gue biasa aja, gue kan gasuka itu manusia satu, kenapa jadi ke gini? Masa seorang Melody lemah gara-gara cowok modelan ke Devan sih!" monolognya. Namun tetap saja bayang bayang Devan yang sedang tertawa tidak bisa lepas dari pikirannya.

"Ish! Sialan, kampret, dah lah cape gue" Melody menarik selimut hingga menutupi kepalanya. Berusaha untuk terlelap agar ia bisa melupakan bayang-bayang Devan saat sedang bersama perempuan itu.

*******

"Emang bener-bener setan!" degus Melody saat melihat penampakan yang tak mengenakan di pagi hari seperti ini, ia melihat Devan yang sedang berbincang dengan perempuan yang ia lihat kemarin.

Sudah go publik ternyata - pikir Melody dengan kesal.

Melody berjalan menuju kelasnya berusaha biasa-biasa saja saat melewati 2 orang itu, anggap saja makhluk tak kasat mata pikirnya.

"Hai, Mel"

Masih sempet-sempetnya yah lo nyapa gue pake senyum-senyum segala lagi - jerit Melody dalam hati

Melody melirik Devan lalu beralih menatap perempuan itu "Hai" ucapnya tanpa senyuman di bibirnya.

Renata melihat Melody dari atas hingga bawah, lalu keatas lagi, kemudian ia menatap Melody dengan tampang yang tak suka.

Melody yang merasa di liatinpun menatap Renata dengan alis yang terangkat satu "Apa lo liat-liat"

"Bar-bar" degus Renata.

"Ap----"

"Melody"

Ah emang pahlawan gue dia mah - batin Melody.

Ia menatap Andika yang menghampirinya dengan senyuman yang merekah, lalu di balas dengan senyuman manis oleh Melody.

"Pagi"

"Pagi juga" balas Andika dengan mengacak rambut Melody pelan. Devan menatap Andika dengan pandangan tak suka.

Masih gue liatin - batin Devan.

"Ke kelas yu, Ka" ajak Melody

"Ayooo"

Mereka berjalan untuk masuk kedalam kelas, meninggalkan Devan dan Renata yang menatap mereka.

"Aku ke kelas dulu" ucap Devan lalu pergi meninggalkan Renata sendirian. Renata menatap punggung Devan dengan miris, ia sadar kini posisinya sudah tergantikan oleh perempuan lain.

********

"Apaaa lo" ucap Cici menatap Melody dengan sengit.

"Apa ih sia"

Cici berdecih mendengar tanggapan Melody.

"Mel" Panggil seseorang membuat Melody menoleh dan mendapati Devan disana. Raut muka Melody yg kesal berubah datar saat menatap Devan. 

"iya"

"Bisa ngomong sebentar?"

"Itu udah ngomong"

"Maksudnya ngomong berdua" gemas Devan.

"Mau ngomong apa? Kalo ga penting, males!"

Entah hanya perasaan Devan saja atau memang itu benar, jika Melody marah kepadanya? Tapi Devan merasa tidak melakukan kesalahan apapun terhadap Melody.

"Sebentar aja, Mel" Melody menghela nafas lalu mengangguk mengiyakan ucapan Devan.

"Terus gue di tinggal gitu?" kesal Cici

********

Melody duduk di kursi yang ada di taman belakang sekolahnya. Diikuti oleh Devan yang duduk di samping Melody

"Mau ngomong apa?" ucap Melody to the point

Devan menatap Melody, yang di tatap malah meluruskan pandangannya menatap kedepan "Lo hindarin gue?"

Merasa ada yang salah dengan ucapan Devan Melody pun menatap Devan "Apa pentingnya buat lo?"

"Lo beneran jauhin gue?" ulang Devan.

"Ga penting!" ucap Melody hendak bangkit dari duduknya namun di cekal oleh Devan membuat Melody kembali duduk.

"Gue ada salah?"

Banyak - batin Melody

"Ga"

"Gue buat lo marah?"

Kalo tau ngapain nanya?

"Ga juga"

"Mel, kalo gue ada salah lo bilang ke gue"

"Apa pentingnya buat lo, Dev? Gue marah atau jauhin lo pun bukan urusan lo"

"Jelas urusan gue, Mel?" Melody menatap Devan begitupun dengan Devan yang menatap Melody dengan intens seakan-akan Melody akan hilang dari hadapannya. "Marah lo itu urusan gue, dan cara lo jauhin gue bikin gue mikir, Mel"

Devan sengaja menggantungkan ucapannya "Lo suka gue?"

Melody melotot mendengar ucapan Devan, namun jantungnya berdetak sangat cepat "Gue ga suka lo"

"Tapi gue suka lo, Mel"

Ehhh, apa katanya tadi? Tolong ini Melody yang salah dengar atau memang bibir lelaki itu yang kurang ajar?.

"Ngomong apasih lo, ga penting banget!"

Jantung gue tuhan....

"Gue serius, Mel" Devan terus menatap Melody lekat-lekat "Gue suka lo, Melody Anatasya"

"Gue gamau, bentar lagi ulangan, mau fokus dulu"

Melody meninggalkan Devan yang menatapnya dengan pandangan tak percaya. Jadi... Devan di... Tolak?

********

"Devan kampret, sialan, gatau diri, setan! bisa-bisanya bikin gue jantungan, emang bener-bener minta gue hajar!" gerutu Melody sambil berjalan menuju kelasnya "Di kira gue cewe apaan? Cih! Palingan juga suka pura pura, eh tapi kalo beneran gimana? Masa iya sih? Ga mungkin kan? Bodoamat anjim. Pusing gue"

"Mau nyembur lo?" ucap Cici saat melihat Melody memasuki kelas dengan bibir yang terus bergerak. Melody menatap Cici sinis, emang gada akhlak temannya yang satu ini.

"Iyaaa, mau nyembur muka lo, biar kaga ada jin nya"

"Sialan"

"Lo kesini sendiri?" Cici menatap Melody lalu mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kelas "Devan nya mana?"

"GAUSAH BAWA-BAWA NAMA SETAN!"

"SANTAI AJA BANGSAT. KAGET GUE"

*********

KISAH REMAJA SMK (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang