KRS 11💕

103 50 7
                                    

Tak pernah terpikirkan oleh Devan, jika ia dapat sedekat ini dengan Melody, Devan memang sudah menyukai Melody sejak ia kelas 12, Ia tak menyangka dapat menyukai teman sekelasnya itu, awalnya ia hanya tau nama perempuan itu adalah Melody, tak pernah bertegur sapa dengannya, orang yang paling cuek akan sekitar, buktinya? Dia tak mengenal dirinya sama sekali, padahal sudah diitung hampir setiap hari mereka berada di dalam ruangan yang sama.

Devan pertama kali menyukai Melody saat ia melihat Melody sedang membaca novel, ekspresi yang di tunjukan Melody saat membaca sangat lucu menurutnya, bahkan ia tak bisa mengalihkan matanya barang sedetikpun dari Melody.

Mungkin jika saja dirinya tidak membantu Melody saat itu, sampai kapanpun Melody tidak akan pernah mengingat dirinya walaupun hanya sebagai teman sekelasnya, miris sekali.

"Woy bengong aja" ucap seseorang sambil memukul pundak Devan

"Ck! Apasih anjing, ngagetin aja" Kesal Devan kepada Ibnu.

"Ya sorry, lagian lo ngapain bengong anjir"

"Serah gue"

"Yeh si kambing"

"Udah sana lo gabung sama yang lain aja, ngapain pake disini segala" Usir Devan

"Ngusir lo?"

"hmmm"

"Kampret" Degus Ibnu sambil beranjak dari duduknya lalu menghampiri temannya yang lain.

Devan dan teman temannya sedang berkumpul Di warung Umi, tempat tongkrongan mereka selepas pulang sekolah.

"Kayanya si Devan udah di racunin sama tu cewek" sinis Rezha

"Maksud lo apa ngomong gitu?" Tanya Ibnu tak suka, jelas ia tak suka karna Devan adalah teman dekatnya, Meski dia mempunyai banyak teman tapi Devan lah yang selalu membantu dirinya.

"Cih! Bego apa gimana? Liat noh, ke orang mati" Ucap Rezha sambil menatap Devan sinis.

Ibnu menggebrak meja lalu berdiri dari duduknya "Maksud lo apa ANJING" Devan yang mendengar keributan sontak saja langsung melihat ia terkaget saat mendapati ibnu sedang mencengkram kerah baju milik Rezha. Ia langsung menghampiri temannya.

"Lepasin dia, Nu" Lerai Devan sambil menarik Ibnu.

"Gue ga suka dia hina lo, Van" Devan mengerutkan dahi bingung.

"Gue?" Rezha mendegus tak suka.

"Si anjing ini bilang, lo diracunin sama Melody" Kesal Ibnu sambil menunjuk Rezha "Parahnya lagi dia bilang lo kaya orang mati"

"Bisa santai ga lo" Marah Rezha karna ia tak terima dirinya di tunjuk tunjuk.

"Lo yang harusnya santai BEGO" Ucap Ibnu dengan menekan kata terakhir di ucapannya.

Devan menghela nafas lalu menatap Rezha "Jelasin. Maksud lo ngomong kaya tadi apa?" Saat ini Devan berusaha untuk tenang.

"Mikir aja sendiri" degusnya.

"Kelakuan kaya banci aja sosoan nantangin lo, udah syukur-syukur ada yang mau jadi temen lo, banci"

BUGHH!!

Semua terlonjak kaget saat ibnu di pukul tiba-tiba oleh Rezha.

"Maksud lo apa bangsat" marah Rezha.

Ibnu mengelap sudut bibirnya yang berdarah "Bago dipiara, mau lo gue kasih ANJING biar lo ada temennya?" ledek Ibnu, Devan membantu Ibnu berdiri.

"LO...."

Ucapan Rezha terpotong karna suara Devan "Selama ini gue diem Zha, bukan karna gue takut! Gue diem karna gue pikir dengan gue diemin sikap lo, lo bakal mikir! Omongan lo kaya cewek, ga pantes cowok ngomong kaya gitu, kalo lo ga suka ngomong langsung ke gue, jangan ngomongin gue di belakang" Habis sudah kesabaran yang selama ini Devan simpan kepada Rezha, ia terima jika hanya dirinya yang dapat sinisan dari lelaki itu, tidak untuk teman dekatnya dan juga... Melody.

KISAH REMAJA SMK (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang