Penunggu rumahku 2

28 2 0
                                    

Extract from original source: Ghostly experiences in Kebon Jeruk's house (Stories from my childhood, unpublished).

Orang Indonesia zaman dulu percaya kalau di dalam sebuah rumah pasti ada penunggunya. Yang dimaksud dengan penunggu bukan yang punya rumah atau orang yang indekos atau yang numpang tinggal. 

Tetapi yang dimaksud adalah mahluk halus yang menghuni rumah itu, yang mungkin tinggal di situ jauh lebih lama daripada yang punya rumah.

Dan menurut mama, mbah Gonggo itu penunggu rumah kami di Kebon Jeruk. 

Tetapi terkadang kalau ngomong tentang mbah Gonggo sepertinya mama mengaitkannya dengan roh macan putih.

Mama sering sembahyang setiap Jumat malam mengedari rumah menenteng anglo kecil yang terisi dengan kemenyan yang dibakar. 

Dan asap kemenyanpun tercium di seluruh ruangan; dari ruang tamu, ruang tengah, ruang makan, dapur, ruang belakang tempat cuci baju dan terakhir kamar tidur kami dan kamar tidur ortu.

Tetapi kamar tidur pembantu dilewatkan; cuma di depannya saja gak tau kenapa.

Bau asepnya aduh mak, menyesakkan!

Dan biasanya mama membeli sate ayam dari tukang sate yang lewat di depan rumah.

Sepiring sate ayam lalu diletakkan di bawah ranjang tidur kami. 

"Kok di taruh di situ sih ma?" tanyaku dan mama hanya memelototiku sehingga aku tidak lagi bertanya. 

Kalo dipikir aneh juga ya, yang sembahyang mama kenapa tuh sate ayam di taruh dibawah ranjang kami bukan di bawah ranjang mama???

Gak nyambung menurutku dan gaje banget!!

Aku pernah merengek...

"Ma, kenapa sih satenya taruh di bawah ranjang gak dikasih ke kita orang??" tanyaku merasa aneh...

"Itu buat macan putih" kata mama datar dan nyaliku langsung kuncup begitu dengar itu buat macan putih; gak berani nanya-nanya lagi. 

Kata mama siluman macan putih berasal dari gunung Kawi dan ia pernah ke sana bahkan pulang membawa oleh-oleh ubi ungu yang rasanya aneh dan baunya aneh pula.

Kalau menurutku setelah menjadi orang beriman, penyembahan berhala model begini malah mengundang roh jahat dan tidak baik buat orang yang menghuni rumah.

Biasanya kalo punya sembahyangan kek gitu yang punya rumah sering berantem; suasana rumah tangga jadi gak harmonis.

Balik lagi ngomong tentang pengalaman di rumah Kebon Jeruk.

Memori tentang rumah kami di Kebon Jeruk memuat segudang pengalaman yang seram tetapi aku suka banget sama pohon mangga favoritku.

Pohon mangga tempat aku melepaskan keresahan karena dimarahi papa; atau sebagai tempat rileks sambil memandang langit, melihat pesawat terbang yang melewati di atas.

Dan aku selalu berkata...

"Enaknya kalau naik pesawat..."

Pohon mangga dan pengalaman misterius di rumah Kebon Jeruk merupakan bagian dari memori dari masa kecilku.

Hampir semua anggota keluarga kami pernah diganggu atau pernah mengalami pengalaman aneh selama kami berdiam di rumah itu.

Beberapa pengalaman yang hampir mirip dialami oleh kami bersaudara.

Terkadang ketika kami sedang tidur, kami merasa tercekik.

Sepertinya ada tangan yang berusaha mencekik kami, ketika kami ingin berteriak kami tidak mampu, sepertinya gagu.

Stories from My ChildhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang