Aku mulai sekolah ketika berusia empat tahun sehingga aku adalah siswa yang termuda di kelasku mulai dari kelas nol kecil sampai SMA. Sewaktu kecil aku adalah seorang anak yang kurus dan takut akan hantu (dan papa).
Aku masih ingat hari pertama aku sekolah, aku begitu excited. Mama membawaku ke sekolah tetapi ketika aku masuk ke dalam kelas, kulihat kakakku ada di dalam kelas. Aku menatapku dengan bingung. Jariku menunjuk kepadanya karena aku heran mengapa ia ada disitu? Semestinya ia yang lebih tua setahun berada di kelas yang lebih tinggi dariku. Ketika Rudy melihatku, mulutnya cemberut dan aku tau ia tidak menyukai keberadaanku yang sekelas dengannya. Ia bahkan menyingkir ketika aku duduk di sampingnya sampai bu guru menyuruhnya kembali.
Ketika mama keluar dari kelas aku menangis karena merasa takut ditinggal. Tidak ada seorangpun yang kukenal sedangkan kakakku terlihat memusuhiku. Guruku membujukku kemudian mama kembali masuk ke dalam kelas sebentar dan aku terdiam. Setelah itu kami sibuk bernyanyi dan bermain sambil menyanyikan balonku ada lima.
Seperti bebek kami berbaris beriringan mengelilingi sebuah bangku panjang dan menyanyikan...
Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru
Meletus balon hijau DOR!Semua anak berebutan duduk di bangku panjang, yang tidak dapat harus kembali bernyanyi menunggu kesempatan yang berikutnya...Biasanya yang gak kebagian tempat duduk menangis sehingga bu guru membujuknya untuk berjalan beriiringan kembali dan nyanyian balonku ada lima dimulai kembali dari awal...
Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru
Meletus balon hijau DOR!
Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-eratSewaktu keluar dari sekolah, Rudy tetap membisu dan enggan berbicara kepadaku di dalam becak. Tetapi ketika Dini pulang aku berceritera kepadanya apa yang kualami pagi tadi.
"Din...si Rudi kok sekelas sama gue sih?" tanyaku (Sejak kecil kami selalu panggil nama kepada saudara kandung tanpa embel-embel ko ato ci tetapi ber elu-gua).
"Dia gak naik kelas tahun lalu. Katanya bahasa Inggrisnya merah di rapornya" kata Dini dan akupun bengong.
Sejak hari pertama di sekolah, aku menyukainya...aku senang bersekolah. Meski menjadi siswa yang termuda aku tidak pernah dibuli. Tetapi meskipun demikian sering mereka bisik-bisik perihal tertentu dan aku tidak diajak mereka. Ketika aku kepo banget kepengen tau, mereka selalu bilang...
"Anak kecil gak boleh tau...ini urusan orang gede" kata mereka sambil tertawa dan aku sering diperlakukan demikian oleh teman-temanku dari TKK sampai SMA (tetapi biasanya mereka setengah bergurau atau mereka memang selalu merasa aku masih kecil dibandingkan mereka).
Meski sebagai siswa yang termuda, beruntung aku gak bego-bego banget. Raporku gak pernah merah sewaktu SD dan terus naik kelas sehingga menjadi kebanggaan tersendiri buatku. Dan setiap kali aku bertengkar dengan Rudy aku selalu mengejeknya dengan mengatakan hal ini hingga ia menjadi marah dan tidak jarang memukulku. Dan aku tidak pernah menang berkelahi dengannya. Rudy memiliki tenaga yang kuat sejak kecil bahkan lengannya berbulu lagipula wajahnya seperti papa ketika marah, serem!
Sejak kecil aku tidak pernah ikutan les tidak seperti Dini. Ia rajin mengikuti les balet dan les piano. Di rumah selain mama yang bermain piano, Dini juga bisa memainkan piano. Rudy yang tidak pernah belajar mencoba untuk bermain tetapi tidak bisa pada awalnya. Tetapi ia terus mencoba sampai akhirnya bisa juga. Sedangkan aku? Entah otakku belet atau gak bakat, aku gak pernah bisa main musik meskipun beberapa teman sekolah mengajariku sampai aku menyerah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories from My Childhood
General FictionSebuah otobiografi tentang masa kecilku sampai remaja. Dari waktu ke waktu memori tentang masa kecil terkadang bermunculan...Banyak hal-hal menarik, lucu bahkan terkadang aneh sangat menghibur hati sehingga menurutku layak untuk dibagikan. Cerita in...