Sejak peristiwa papa memukul mama dengan brutallnya, papa jarang pulang ke rumah.
Ironisnya saat itu papa sering memutar lagu mandarin favoritnya yang masih kuingat betul sepotong frase dan melodinya...
'mingdian bu hei jia' yang artinya besok tidak pulang ke rumah.
Dan memang akhir-akhir itu papa jarang pulang ke rumah.
Entah apa alasan papa jarang di rumah tetapi semua dari kami termasuk pembantu merasa lega...
Damai sejahtera terwujud di muka bumi, eittt...di rumah Kebon Jeruk.
Sejak itu keadaan di rumah lebih lengang dan mama lebih sering keluyuran ke rumah ortunya...
Rumah nenek dari mama itu punya banyak makanan enak karena nenekku membuka kedai makanan.
Aku suka sekali kesana tapi papa kurang suka kami kesana, enggak tau alasannya apa.
Kakak perempuanku setelah pulang sekolah tidak pulang ke rumah katanya ia langsung pergi les dan pulang di sore hari.
Pembantu kami yang setia menjemput empat orang anak setiap harinya dengan becak.
Lima orang berdesakkan di dalam becak dan abang becak mengayuh becaknya sampai keringatan.
Sehabis pulang sekolah, makanan sudah tersedia ditutupi tudung saji.
Setelah mengganti baju dan makan, lalu kami bebas bermain sedangkan kedua adikku langsung tidur siang.
Kakak lelakiku langsung keluar bermain dengan tetangga lewat tembok atau lewat pintu belakang karena pintu depan selalu digembok sesuai aturan papa.
Dan aku?
Aku semakin bebas manjat pohon mangga dan berangan-angan di atas pohon mangga...
Aku suka sekali tiduran di atas batang pohon mangga yang besar menikmati semilirnya angin dan menatap langit yang biru sambil berandai-andai...
Entah apa yang kukhayalkan tetapi aku terus melakukan hal itu hampir setiap harinya.
Setelah bosan aku turun ke bawah dan mencari-cari buku yang kusukai dari tiga lemari besar yang semuanya terdiri dari berbagai buku...
Ada buku silat, buku cerita anak-anak sampai novel berbahasa Indonesia, Inggris, Belanda dan Mandarin.
Aku tidak suka novel karena aku tidak mengerti jalan ceritanya; kebanyakan yang kupilih adalah cerita silat, wayang atau cerita anak-anak.
Terkadang aku menemukan komik berbahasa mandarin yang tidak kumengerti tetapi aku cukup puas melihat gambarnya saja apalagi komiknya berwarna.
Ada satu peristiwa menarik di tahun itu...
Pada tahun itu untuk pertama kalinya aku menang lotre yang disebut hwahwe dan itu yang pertama kalinya aku main hwahwe...
Hampir setiap hari ada encim-encim yang datang ke rumah ngobrol dengan mamaku, entah siapa namanya...
Kalau tidak salah dari Tangerang??
Mereka datang menjajakan kue-kue, panggang babi, bakcang dsb...
Ada yang namanya encim gobang, encim ringgit, encim dolar...
Kalau ingat-ingat sekarang geli juga...
Kenapa nama mereka seperti nama duit jadul??
Gobang dan ringgit adalah mata uang Indonesia zaman dulu...
Anyway...encim-encim itu selalu bilang ke mama...
"Da pasang hwahwe aja lumayan kalo menang...laki lo gak pulang-pulang gak kasih duit!" begitu kata si encim kepo...

KAMU SEDANG MEMBACA
Stories from My Childhood
General FictionSebuah otobiografi tentang masa kecilku sampai remaja. Dari waktu ke waktu memori tentang masa kecil terkadang bermunculan...Banyak hal-hal menarik, lucu bahkan terkadang aneh sangat menghibur hati sehingga menurutku layak untuk dibagikan. Cerita in...