14.

375 58 32
                                    

-Assalamualaikum-
Haii gayss

Di Bab sebelumnya pada minta double up ya? Aduh, maaf banget sebenarnya waktu di bab kemarin aku mau double up tapi sayangnya aku ketiduran:)

Aku cape banget waktu itu tapi aku berusaha buat update karena aku tau kalian pasti kecewa kalau aku lama gak update:((. Sebenarnya Aku juga lagi gak enak badan waktu itu heheh jadi maaf banget ya??

Dan asal kalian tau sajah, kalau salah satu penyemangat aku disaat aku lagi cape dan down ya baca-baca comment kalian tentu sajah jadi aku mau ngucapin makasih banyak yang udah comment gak bisa berkata-kata lagi tapi intinya aku sayang kalian. I Love You♡
.
.
.
Happy Reading
***

{POV SASHA}

Zidny:"Iqbaal, makasih udah bantu aku tadi. Kalau gak ada kamu mungkin Dafit terus maksa aku buat jadi pacarnya"
Iqbaal:"Santai ajah kali Zee. Oh iya aku mau nanya, boleh?"
Zidny:"nanya apa?"
Iqbaal:"kalau aku yang maksa kaya gitu gimana?"
Z

idny:"Maksudnya?"
Iqbaal:"Iyah, kalau aku maksa seperti Dafit untuk memintamu jadi pacarku apa kamu akan menolaknya?"

Setelah mendengar kata itu keluar dari mulut Iqbaal aku segera menutup pintu UKS tak meneruskan mendengar apa yang mereka bicarakan. Hatiku tak kuat jika aku harus mendengar bahwa mereka telah resmi berpacaran.

Air mata dari pelupuk mataku pun menetes, aku merasa bahwa aku adalah gadis paling menyedihkan saat ini. Apakah kalian pernah merasakan rasanya ada diposisiku saat ini? Jika kalian kuat melihat sahabat yang kalian cintai menembak perempuan lain fixs kalian hebat namun tidak dengan diriku, aku tak sehebat kalian, aku tak sekuat kalian makanya aku menangis saat ini.

Jika kalian mau menyebutku lebay atau alay karena hanya dengan cintanya bertepuk sebelah tangan aku sudah menangis? aku tidak peduli karena aku yang merasakan bukan kalian ataupun mereka. Kalian yang menyebutku seperti itu, berarti memang kalian tak pernah merasakan betapa sakitnya melihat orang yang kita sayang menjadi milik orang lain.

Namun, satu hal yang harus aku tau dan aku ingat, bahwa cinta tidak harus memiliki jika dia bukan jodohmu maka sudahlah biarkan sajah karena aku yakin tuhan telah menyiapkan jodoh kita yang sebenarnya. Dan mungkin Iqbaal hanya ditakdirkan sebagai sahabatku, sahabat sejatiku tidak lebih dari itu dan aku juga harus mengerti dan menerima hal itu.

Dan disaat aku akan pergi tiba-tiba Bastian, Omara dan Yoriko datang menghampiriku.

Yoriko:"Sha, lo kenapa? Kok nangis?"
Sasha:"Hah? Enggak kok, gue ke toilet dulu ya?"

Tanpa menunggu jawaban dari Yori, aku segera pergi meninggalkan mereka menuju toilet karena hanya tempat itulah   yang menjadi saksi aku menumpahkan semua air mataku.

Aku kecewa, aku marah dan aku sakit hati tapi bagaimana pun juga aku harus kuat dan aku harus bisa terus berjalan melewati hari-hariku ini. Dan satu lagi, aku juga harus bisa menerima keadaan dan menerima takdir ini walaupun rasanya pahit.

Setelah ini, aku berjanji akan berusaha untuk melupakan dan menggantikan Iqbaal dihatiku karena memang harus begitu bukan?

Ini juga salahku, karena aku dan Iqbaal sudah berjanji untuk hanya menjadi seorang sahabat tapi aku tak bisa menahan perasaan ini karena seiring berjalannya waktu, Iqbaal selalu perhatian kepadaku dan sifat posesif Iqbaal kepadaku yang membantu agar perasaan ini terus tumbuh tapi seharusnya tidak begitu, disini aku yang salah dan karena aku yang melakukannya maka aku yang harus menerima akibatnya.

Hanya Sekedar Sahabat?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang