18. Fantasy Writing Formula - E-Jazzy

69 14 1
                                    

Jurnal Fantasy Writing Formula dipublikasikan secara online dalam HUNTER CLASS - HUNTERSPIN88 sebagai catatan rekap yang mencakup poin penting dalam pembahasan kelas HUNTER.

Kelas umum ini dibawakan oleh Kak Jazzy (e-jazzy), Penulis buku RavAges dan Indigenous di Wattpad.

---

Apa itu Fantasy Writing Formula?

Saya bertanya-tanya hal yang sama waktu Kapten Jo berkata, "Jazz, mentor, ya. Fantasy Writing Formula."

Dicari ke mana-mana enggak ketemu, nanya pun malu /heh/

Maka, sesuai kata Toni Morrison, "If there's a book that you want to read, but it hasn't been written yet, then you must write it."

"Jika ada buku yang ingin kita baca, tetapi belum ada yang menulisnya, tulislah sendiri."

Jadi, saya bikin formula sendiri. Here it is:

Genre fantasy =

Unusual Topic/Ideas + Magical Characters + Worldbuilding + Unique Point of View + Story Structure

1. Unusual Topic/Ideas

Genre spekulatif butuh ide-ide tidak biasa. Dan genre fantasy bernaung di bawah payung kategori speculative genre.

Genre fantasy menggunakan makhluk, unsur, dan dunia magis sebagai fokus cerita. Maka, kita membutuhkan ide-ide yang tidak biasa, ide-ide yang dianggap tidak nyata untuk dunia contemporary.

Bisa jadi tentang penyihir: sekolah sihir, jampi-jampi yang membahayakan nyawa, praktik sihir yang mengakibatkan bencana/kiamat, dll.

Bisa jadi tentang peri: pertikaian antara dua bangsa peri, peri-peri yang diperjual-belikan oleh manusia, dll.

Bisa jadi tentang lokasi tersembunyi: kerajaan di atas awan, terowongan bawah laut yang dihuni monster, kota yang berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lain, planet perdukunan, dll.

Bisa jadi kita ambil latar di sekolah biasa, di kota yang kita diami, dengan siswa-siwa normal sebagai karakternya—namun ada sekte pemujaan hamster yang tersembunyi di belakang WC anak perempuan, diketuai oleh tukang jual siomay di kantin dan ditunjang oleh sang kepala sekolah sendiri. Lima siswa pemberani, yang tak terima duit SPP digunakan untuk menyokong sekte, mencoba memberantasnya.

Perbanyak membaca untuk masukan baru, bergaulah dengan anak-anak unik biar kita kecipratan absurdnya, dan jangan batasi diri—selalu eksplor hal-hal baru.

Think outside the box \( '-' )/

Kita bermain dengan imajinasi: imajinasi milik kita sendiri dan imajinasi pembaca.

Jangan menjadi Squidward—ganti channel tv mana pun yang muncul hanya kotak.

Jadilah Spongebob—hanya dengan sebuah kotak, dapat menayangkan peluncuran pesawat antariksa.

2. Nah, yang kedua, Magical Characters

Jin, iblis, manusia liliput, ogre, troll, peri air, demigod, ksatria berjubah, penyihir putih dan penyihir hitam—sudah tahu, kan yang dimaksud magical character?

Eit, karakter ajaib tidak melulu penyihir, peri, atau dewa-dewi. Manusia biasa juga bisa jadi magical character.

Bayangkan seorang siswa SMA yang suatu hari meninggal karena keselek biji semangka, lalu ter-isekai ke kerajaan yang tengah berperang dalam novel yang baru dibacanya. Kita butuh karakter ini menjadi unik—karena tidak akan seru jika karakter langsung mati hanya dalam dua halaman gara-gara, "Ah, aku hanya manusia biasa yang tidak punya magic. Aku akan berbaring di sini dan menerima semua anak panah karena tidak mampu berbuat apa-apa."

HUNTER CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang