03. Big News, Good Thing or Not?
Makan malam kali ini berlalu dengan tenang. Tapi, sepertinya Duke memiliki sesuatu untuk dibicarakan.
" Ayah dengar, kau sudah menyerah terhadap Pangeran Mahkota, " tanya Duke tiba-tiba.
" Bukankah itu hanya rumor? Livina tidak mungkin benar-benar sudah menyerah terhadap Pangeran Mahkota, " sanggah Duchess dengan raut tidak percayanya.
Semua yang ada di meja makan menatapnya. Livina tersenyum sambil mengusap ujung bibirnya dengan sapu tangan. Gerakan anggun khas wanita bangsawan. " Itu benar, Bu. Aku sudah menyerah terhadap Pangeran Mahkota. "
Duke dan Duchess sedikit terkejut. Sementara Charles seperti sudah menduga hal ini. " Mengapa kalian terkejut? Charles bahkan baik-baik saja. "
Charles mendongak. Dia menatap Duke dan Duchess kemudian menatap Livina. " Kakak tidak mungkin masih menginginkan pria yang tidak mencintainya padanya. "
Livina tersenyum. Alasan Charles sepenuhnya benar. Selain itu, dia juga punya alasan lain yang hanya diketahui dirinya sendiri. Yaitu, dia tidak ingin mati.
" Tapi, Kaisar sangat ingin kau yang menjadi menantunya, Livina. "
Livina diam sebentar. Dia memikirkan jawaban yang bagus untuk itu. Kalau Kaisar yang menginginkannya, dia tidak bisa menjawab dengan mudah.
" Ayah, walaupun aku tidak menjadi istri Pangeran Mahkota, aku masih bisa membantu Yang Mulia Kaisar. "
" Maksud mu, kau... "
Livina mengangguk, " aku akan bersedia jika kau meminta bantuan padaku sewaktu-waktu. "
Duke tersenyum. Sepertinya setelah upacara pendewasaan Livina, putrinya itu sudah semakin dewasa.
" Ayah akan menghargai keputusan mu, Livina. "
Livina mengangguk dengan senyum manisnya.
* * *
Dua hari sudah berlalu.Kaisar sepertinya sudah mengetahui rumor yang beredar di kalangan bangsawan.
" Ada yang mau ayah bicarakan. "
Keempat pangeran yang sudah berada di meja makan menoleh.
" Kau bisa mengatakannya, ayah. " Elgard sebagai Pangeran tertua mengatakan apa yang ada dipikiran saudara-saudaranya.
" Apa kau sudah mendengar kalau Livina sudah menyerah padamu, Elgard? "
Pangeran kedua hingga keempat otomatis menoleh pada Elgard. Mereka seolah bertanya lewat tatapan mata, ' Apa itu sungguhan? '
" Aku sudah mendengarnya. Tapi, aku tidak mendengarnya dari Livina langsung. Bukankah itu hal bagus? "
" Bagus? Menurutmu bagus? Kau membuat calon menantu ayah menyerah karena kelakuan mu! "
Kaisar menatap Elgard dengan pandangan lelahnya. Dia sangat menginginkan Livina untuk jadi ratu di masa depan. Gadis itu punya potensi.
" Aku punya Berlina. "
" Ya. Bela lah gadis mu yang hanya mengandalkan kecantikannya saja. "
Elgard nampak tidak terganggu. Dia malah menyuapkan makanannya ke mulut.
" Tapi, "
Kaisar menggantung kalimatnya. Dia sudah menyusun rencana agar dia tidak jadi kehilangan Livina. Bagaimana mungkin dia membiarkan gadis pintar seperti Livina lepas begitu saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For The Prince ( FORSEN SERIES KE-1 )
Fantasy[ Historical Romance - Isekai ] --------------------------------- Park Hyera, seorang wanita berusia 25 tahun. Wanita pencinta novel yang harus meninggal karena pembunuhan. Hyera pikir dia akan mati segera, tapi tiba-tiba sebuah lintasan memo...