BAB 3

6.8K 921 21
                                    

02. My New Life Begins

       Dua minggu berlalu. Livina sudah pulih dari sakitnya. Dokter juga sudah memeriksa dan mengatakan kalau Livina sudah baik-baik saja.

Duke, Duchess, dan Charles sangat senang mendengarnya. Wajah Livina juga sudah sangat cerah, tidak pucat seperti kemarin-kemarin lagi.

" Ayah senang kau sudah sehat, Liv. "

Livina tersenyum. Dia mengangguk karena dia juga sama bahagianya.

" Baiklah. Bersiaplah untuk makan malam. "

Livina mengangguk lagi.

Dia menatap kedua orang tuanya yang sudah meninggalkan kamarnya. Velin sendiri sedang menyiapkan air untuk dirinya mandi.

Livina berjalan kearah jendela. Menatap ke taman yang sangat indah di terangi cahaya senja kekuningan yang nampak begitu menarik.

" Sepertinya, mulai besok kehidupan ku yang sebenarnya akan di mulai. "

Ketika Livina masih termenung menatap taman, suara Velin memasuki indra pendengarannya. " Nona, airnya sudah siap. "

Livina mengangguk dan bersiap untuk makan malam.

* * *

      Makan malam berjalan dengan lancar. Suasana juga sangat hangat. Tidak seperti biasanya.

Saat ini, Livina sedang berjalan menuju kamarnya. Dia dikejutkan dengan kedatangan Charles di sampingnya.

" Kakak. "

" Kenapa, Charles? " tanya Livina sambil menatap adiknya dengan raut bertanya.

" Apa kau punya jadwal besok? "

" Uh, sepertinya ada. Aku menerima banyak surat dan memutuskan untuk mengadakan pesta teh. "

Raut wajah Charles sedikit menekuk. Livina mengangkat alisnya. Bingung. " Ada apa, Charles? "

" Ti-tidak. Kurasa aku harus segera beristirahat. "

" Ya. Pergilah. "

Livina menatap punggung Charles yang mulai menjauh. Tapi, dia segera menghentikan Hans yang juga akan pergi.

" Apa terjadi sesuatu dengan, Charles? " tanya Livina.

" Sepertinya Tuan Muda ingin menunjukkan kemampuan berpedangnya kepada anda, nona. "

" Hm, baik. Kau boleh pergi. "

Livina menghela napas. Dia juga menyayangkan karena dia terlebih dahulu punya janji dengan teman-temannya.

* * *

     Seseorang sedang duduk dengan kertas berkas yang memenuhi mejanya. Dia si Pangeran Mahkota, Elgard Renci Vicktor.

" Apa ada sesuatu? " tanya Elgard ketika menyadari gumaman yang ada di tengah para pelayan.

" Tidak ada, Yang Mulia. "

Isaac, ajudan setia Elgard, menjawab dengan yakin. Elgard mengernyit. Menatap Isaac dengan ragu. " Benarkah? Tapi, aku sedikit mendengar tentang Lady Livina. "

Isaac mengernyit bingung. Sejak kapan tuannya menjadi tertarik dengan Lady Livina dari keluarga Duke?

" Saya dengar, Lady Livina sudah sadar setelah seminggu. Keadaan nya pun juga sudah membaik selama dua minggu ini. "

Elgard terkekeh. Dia menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong. Senyuman sinis muncul di wajahnya. " Dia lumayan cerdas karena memuntahkan minuman itu tepat waktu. "

Fall For The Prince ( FORSEN SERIES KE-1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang