• Epilogue : Wedding Day 《2》
Livina mengerjap ketika melihat tumpukan dokumen yang ada di atas meja Elgard.
"A-apa pekerjaan mu memang sebanyak ini?"
"Aku harus melakukan sebanyak ini agar bulan madu kita berjalan damai."
"H-hah?"
Livina memerah mendengar ucapan Elgard. Pria itu mengatakannya dengan santai sambil memeluknya dari belakang.
"Ada apa? Kau tidak ingin bulan madu dengan ku? Mfh!"
Elgard mengerjap ketika Livina menutup mulutnya. Wajah kekasihnya itu memerah dengan tatapan malu.
"C-cukup. Jangan katakan itu lagi."
Elgard tersenyum kemudian mencium telapak tangan Livina yang digunakan untuk menutup mulutnya. Lalu, "uh!" Livina semakin memerah ketika Elgard menggigit telunjuknya.
"A-apa yang kauㅡ"
Livina terdorong hingga bersandar di meja. Dia mendongak ketika Elgard menelusupkan kepalanya di lehernya.
"Elgard.."
"Aku selalu suka aroma mu, " bisik Elgard dengan nada menggoda. Livina semakin memerah mendengarnya.
Ketika Elgard mulai menciumi lehernya, dia mendorong pria itu agar berhenti.
"Tu-tunggu."
"Hm? Apa kau tidak suka?"
"Bu-bukan itu! Aku harus mengukur badan mu untuk setelan pernikahan nanti."
Elgard mencebik kemudian mengalah. Dia menghela napas. Livina berlonjak girang sebelum mengeluarkan alat ukur. Livina sempat belajar ketika masih di Seoul. Jadi, walaupun hanya hal dasar, mengukur tubuh juga tidak terlalu sulit.
Elgard tersenyum ketika melihat senyuman polos Livina. Dia sangat bersyukur bisa melihat senyuman itu lagi. Dia hampir kehilangan dunianya sebulan yang lalu.
"Wah, aku kagum pada tubuh mu."
Livina bergumam sambil menuliskan ukuran yang dia dapatkan setelah mengukur. Elgard hanya diam sementara tubuhnya di pakai oleh Livina.
"Liv, " panggil Elgard ketika Livina sedang merapikan peralatan yang dibawanya tadi.
Grep
Tanpa aba-aba, Elgard kembali memeluk pinggang Livina dari belakang. Sangat erat hingga sang kekasih bisa mendengar detak jantungnya yang bergemuruh hebat.
"Terima kasih."
"Aku hanya mengukur badan mu."
Livina mengernyit bingung pada perubahan suasana. Dia menoleh pada Elgard yang menyandar di bahunya.
Cup
Livina mengecup sekilas bibir Elgard. Rona di pipinya seolah menjawab senyuman senang Elgard. Livina sangat jarang berinisiatif lebih dulu, jadi Elgard sangat menyukainya.
"Terima kasih karena sudah kembali pada ku."
"Tentu aku akan kembali padamu."
Livina tersenyum.
Dia menerima ciuman manis dari Elgard. Perlahan, ciuman itu berubah semakin panas dan intim. Namun, semua itu penuh cinta dan kasih sayang.
Semua ini adalah bukti bagaimana seorang Livina Roselia Forsen akan tetap mencintai Elgard siapapun yang memiliki tubuhnya. Sekeras apapun usahanya untuk menjauh dari Elgard, namun faktanya dia tetap akan kembali pada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For The Prince ( FORSEN SERIES KE-1 )
Fantasy[ Historical Romance - Isekai ] --------------------------------- Park Hyera, seorang wanita berusia 25 tahun. Wanita pencinta novel yang harus meninggal karena pembunuhan. Hyera pikir dia akan mati segera, tapi tiba-tiba sebuah lintasan memo...