BAB 17

4.4K 652 11
                                    

16. poison has been spreading for a long time

          Livina keluar dari perpustakaan setelah petang. Dia keluar dengan pandangan lelahnya. Di luar sudah ada Velin yang menunggu.

" Aku tidak akan makan malam. Siapkan pemandian. "

" Ya, nona. "

Velin mengernyit tapi dia tetap melakukan apa yang diminta Livina. Dia tidak berani bertanya. Walaupun dia bertanya, Livina hanya akan menjawab ' Aku tidak papa. Hanya kelelahan. ' Velin ingin sekali menyangkal kalau seharian Livina hanya duduk diam di perpustakaan. Bagaimana bisa dia kelelahan? Jujur, Velin khawatir pada nonanya itu.

Velin menutup pintu kamar Livina ketika Livina sudah bersiap tidur.

" Apa kakak tidak makan malam lagi? " tanya Charles yang entah kapan sudah berada di depan pintu.

" Ya, tuan muda. Nona sudah tidur. "

Charles diam. Dia merasakan keanehan pada kakaknya sekarang.

" Hey, kakak ku tidak menyembunyikan sesuatu kan? " tanya Charles curiga.

Velin hanya menunduk. " Nona tidak mengatakan apapun pada saya, tuan muda. "

Charles menghela napas. Niat awal untuk memanggil kakaknya makan malam, dia urungkan. Dia kembali ke ruang makan untuk menemui kedua orang tuanya.

" Kakak tidak makan malam. "

Charles berkata setelah duduk di kursinya.

" Apakah dia baik-baik saja, Charles? "

Charles menunduk. " Kakak memang selalu mengatakan baik-baik saja ketika di tanyakan. Aku ingin kita memanggil dokter. "

" Ya, besok dokter akan datang. "

* * *

           Livina terbangun dari tidurnya. Wajahnya sangat pucat. Hal itu membuat Velin khawatir tentu saja.

" Aku hanya pusing, aku baik-baik. "

Pandangan Velin melemah. Dia tidak percaya tapi Livina menatapnya seolah dia memang baik-baik saja. Velin menghela napas.

Dia memilih untuk menyiapkan pemandian untuk Livina.

Livina tidak menghabiskan banyak waktu di pemandian. Dia segera keluar kamar mandi dan menemukan tiga buah kotak diletakkan di atas meja. Livina tidak pernah memesan apapun.

" Velin, apa itu? "

" Itu hadiah dari Pangeran Mahkota, nona. "

" Wah, apa dia ingin membuat rumor lagi? Aku bisa-bisa dikucilkan jika menerima hadiah dari seorang pria yang baru berpisah dengan kekasihnya. "

Velin tersenyum. " Kali ini tidak akan, nona. Untuk ini, Lady Berlina lah yang bersalah. "

Livina diam. Dia mengangguk, " kau benar. "

Setelah siap dengan pakaian rumahnya, Livina memilih untuk membuka kotak hadiah itu.

Kotak pertama adalah gaun indah berwarna abu-abu dengan bordiran meeah muda. Sederhana tapi mewah.

" Gaun itu sangat cocok dengan anda, nona. "

Livina tersenyum. Dia mengangguk. Gaun itu memang tipenya sekali.

Kotak kedua berisi satu set perhiasan dengan warna dan bentuk yang sangat indah dan serasi dengan gaunnya.

Di kotak ketiga, terdapat surat di atasnya. Livina memilih untuk menyingkirkan surat itu terlebih dahulu. Setelah dibuka, di dalamnya ada sebuah sepatu indah yang berhasil mempesona Livina maupun Velin.

" Ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Ini... indah sekali. "

Livina mengambil surat itu. Membacanya perlahan.

╔═════════ೋೋ═════════╗

Aku ingin kau menggunakan semua ini saat ulang tahun ku.
Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih mu karena aku sudah membantu menangkap Abraham.

╚═════════ೋೋ═════════╝

Livina terkekeh. Dia tentu saja akan menggunakan gaun indah itu ketika ulang tahun Elgard.

" Velin, kurasa aku tidak jadi membeli gaun baru untuk minggu depan. "

Velin mengangguk sambil tersenyum. Dia paham betul untuk apa hadiah itu dikirimkan.

* * *

         Dokter sudah berada di kediaman Duke Forsen. Lebih tepatnya di ruang kerja Duke. Hanya ada Duke, Duchess, dan Dokter disana. Charles harus latihan hari ini.

" Sebenarnya nona meminta saya berjanji untuk tidak mengatakan apapun pada tuan dan nyonya. Tapi, mengingat ini hal yang penting... "

" Maksud dokter? " tanya Duchess. Perasaan keduanya tidak enak melihat ekspresi yang Dokter berikan.

" Seminggu yang lalu, nona Livina mengunjungi saya di rumah sakit. Nona meminta saya untuk memeriksa keadaan, nona. Untuk memastikan, saya meminta sedikit darah nona, dan saya menemukan racun di darah nona Livina. "

" .... Racun? "

Duchess menutup mulut dengan pandangan tak percaya.

" Putri saya bisa sembuh kan? " tanya Duke. Dia panik ketika mengetahui itu.

" Saya akan berusaha mencari penawarnya. "

Duchess tidak bisa menahan tangisnya.

" Darimana Livina mendapatkan racun itu.. "

" Nona Livina mengatakan pada saya, itu adalah racun yang di berikan Tuan Abraham beberapa bulan yang lalu. "

Duke membulat.

" Tidak mungkin. Bukankah Livina memuntahkannya? "

" Nona mengatakan pada saya kalau nona sempat meminumnya sedikit. "

Duke tidak dapat berkata-kata lagi. Selain itu, dokter tidak dapat berbuat banyak. Dia dan seluruh rekan dokternya yang lain juga sudah mati-matian mencari obat untuk racun itu, tapi mereka tidak berhasil.

Charles yang tengah berjalan menuju ruangan ayahnya mengernyit ketika dia bertemu dengan dokter. Melihat arahnya pun Livina tau kalau dokter itu akan pulang.

" Ayah, apa dokter sudah memeriksa keadaan kakak? "

Charles terdiam ketika melihat ibunya yang menangis tersedu dipelukan ayahnya. Firasatnya tidak enak.

" Ada apa? "

" Duduklah. Ayah akan memberitahu mu. "

Charles duduk di depan kedua orang tuanya. Dia meremas bajunya. Sungguh, firasatnya benar-benar buruk.

* * *

jangan lupa vote dan komen
menghargai karya orang
tidak termasuk perbuatan
dosa.

Fall For The Prince ( FORSEN SERIES KE-1 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang