15. the reality that Elgard was hiding
Elgard dan Duke kini tengah berdiri di depan Abraham yang terduduk di tanah. Mengintrogasi si pelaku kejahatan.
" Apa alasan mu meracuni Lady Livina? "
" Ck, wanita vulgar itu berhak mati! Berani sekali dia melukai Berlina ku. "
Duke mengeraskan rahangnya ketika mendengar ucapan Abraham.
" Jadi, kau meracuni Lady Livina karena kau marah Lady Berlina di ganggu olehnya? "
" Ya, tentu saja! Memangnya dia siapa?! "
Elgard diam. Abraham sudah babak belur karena di pukuli oleh Elgard beberapa menit yang lalu. Melampiaskan amarahnya atas perselingkuhan yang terjadi.
" Duke, sepertinya anda harus menenangkan Lady Livina. "
Duke terdiam. Benar. Dia harus mementingkan putrinya untuk saat ini.
" Terima kasih, Yang Mulia. "
Duke berlalu.
" Cih! Bertindak seolah anda mencintai Berlina. Saya tahu anda lebih mencintai wanita vulgar itu daripada Berlina! "
Duke terdiam. Dia menghentikan langkah ketika suara Abraham samar-samar terdengar di telinganya. Duke hanya diam mendengarkan pembicaraan.
" Memangnya apa yang kau ketahui Abraham? Hm? Kau tidak tahu apa-apa. "
bruk
Abraham kembali di pukul.
" Saya tahu semuanya, Yang Mulia! Saya tidak pernah melewatkan satu hal pun jika hal itu menyangkut Berlina! "
" Lalu? Apa urusan mu?! Aku mencintai Livina pun tidak ada hubungannya dengan mu! "
Elgard mati-matian memukuli Abraham. Dia tengah berada di puncak emosinya saat ini.
" Ada! Tentu saja! Anda memukuli saya seolah-olah marah karena Berlina berselingkuh, tapi sebenarnya anda memukuli saya karena saya yang meracuni Livina! "
" Memangnya kenapa?! Itu benar aku mencintai Livina. Itu semua tidak ada artinya jika kau masih hidup. Siapapun yang menyentuh Livina, dia harus mati! "
" Haha, anda terbutakan oleh perasaan cinta, Yang Mulia. "
" Sama seperti mu, Abraham. Kau juga terbutakan oleh cinta mu! "
" Sebenarnya apa alasan anda? Anda melukai Berlina dan juga melukai Livina. Apa yang anda inginkan? "
" Kenapa aku harus memberi tahu mu? Kau tidak punya kualifikasi untuk tahu. "
Duke diam di tempatnya. Dia terkejut ketika melihat Kaisar berdiri di depannya. Dia langsung membungkuk memberikan salam.
" Setelah mendengarnya, apa kau tahu kalau putri mu itu sangat berharga, James? "
Duke tersenyum tipis. Dia mengangguk.
" Bukan hanya aku yang menginginkannya, putra ku juga. Jadi, kau tidak perlu ragu untuk kebahagiaan putri mu. "
" Saya mengerti, Yang Mulia. "
* * *
Livina yang sedang melamun di depan jendela terlonjak ketika melihat kereta kuda milik ayahnya tiba di pekarangan.
Tanpa menunggu lama, Livina berjalan keluar kamar. Dia ingin mendengar ceritanya langsung dari ayahnya.
" Ayah! "
Duke terkejut ketika Livina sudah menyambutnya di depan pintu. Lebih dulu dari Duchess dan Charles yang tengah berjalan di belakangnya.
" Bagaimana? Apa yang sebenarnya terjadi? "
Duke menghela napas. Putrinya terlalu ingin tahu.
" Abraham orang yang meracuni mu, Liv. "
" L-lalu? "
Bukan itu yang ingin Livina dengar.
" Lalu? Hanya itu. Memangnya ada apa lagi? " tanya Duke dengan pandangan bertanya.
Livina mengerjap. " Tidak. Maksud ku bagaimana ayah bisa bersama Pangeran Mahkota. "
" Tadi, Pangeran Mahkota mengirimkan surat pada ayah. Sebenarnya ayah penasaran karena dia bisa menemukan hal ini, ternyata karena dia sedang menyelidiki Abraham tentang eksploitasi. "
Livina mengangguk mengerti.
' Syukurlah dia tidak memberitahu ayah. '
" Lalu.. apa ayah tahu.. kenapa Pangeran Mahkota kelihatan sangat marah tadi? " tanya Livina ragu.
Duke tersenyum. " Itu karena ayah dan Pangeran Mahkota menemukan Marquess di kediaman Count Jackham. Lady Berlina... "
"Ah.." Livina membuat suara seolah dia paham dengan perkataan ayahnya.
Jelas hal itu mengejutkan. Livina menutup mulutnya tidak percaya. Tidak mungkin kan? Hubungan mereka sangatlah harmonis. Bagaimana bisa Berlina tega berselingkuh dari Pangeran Mahkota?
Livina yakin berita ini akan menyebar cepat dalam satu malam.
Seluruh anggota keluarga kembali ke kamar masing-masing. Duchess menatap Duke dengan pandangan aneh. Membuat Duke terkekeh karena dia ketahuan.
" Apa yang kau sembunyikan dariku? "
" Aku ingin membicarakan soal pertunangan Livina dan Pangeran Mahkota dengan Kaisar. "
Duchess melotot tidak percaya. Bukankah selama ini Elgard sama sekali tidak menyukai putri mereka? Jika dipaksakan Livina tidak akan bahagia.
" Kau bercanda? "
" Akan kuceritakan semuanya. "
* * *
Besoknya, Livina segera berjalan ke arah perpustakaan setelah sarapan. Dia berniat menghabiskan waktunya di dalam sana.
Livina berkeliling untuk mencari buku pengetahuan tentang racun. Dia harus mencari tahu tentang gejala yang dia alami. Livina dapat menyimpulkan dari hari ke hari.
Di hari kedatangannya ke tempat ini, dia dinyatakan sembuh karena racun itu sama sekali tidak masuk ke dalam tubuh Livina, tapi dia mengalami efek samping.
Seiring berjalannya waktu, dia merasa tubuhnya mulai cepat lelah dan dia sering sakit hanya karena hal ringan.
Livina sadar setelah dia bermimpi malam itu. Livina meminum racunnya. Tapi, racun itu bekerja dalam waktu yang lama. Awalnya menghilang, kemudian muncul lagi dan menunjukkan beberapa gejala di waktu-waktu berikutnya.
" Ini.. sama persis. "
Livina membaca seluruh keterangannya. Setelah membaca satu buku, Livina tau setiap racun ada penawarnya, tapi, untuk racun yang ada di dalam tubuhnya sama sekali tidak ada.
Karena, racun itu menghancurkan fungsi tubuh secara perlahan. Orang-orang biasanya terlambat menyadari karena awalnya racun itu tidak terlihat.
Livina mengulum bibirnya. Berusaha menahan gejolak kekecewaan di dalam dirinya. Dokter pun sepertinya sudah tau tentang ini. Dia tidak bisa diselamatkan.
Livina hanya akan bertahan dalam beberapa bulan. Menyedihkan sekali hidupnya.
* * *
jangan lupa vote dan komen
menghargai karya orang
tidak termasuk perbuatan
dosa.
![](https://img.wattpad.com/cover/244292348-288-k450072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For The Prince ( FORSEN SERIES KE-1 )
Fantasy[ Historical Romance - Isekai ] --------------------------------- Park Hyera, seorang wanita berusia 25 tahun. Wanita pencinta novel yang harus meninggal karena pembunuhan. Hyera pikir dia akan mati segera, tapi tiba-tiba sebuah lintasan memo...