Bagian 4

281 39 0
                                    

Puku 11.15 Asa dan Ana baru sampai di kediaman Ale, Asa mengantarkan Ana dengan selamat, pagi tadi setelah Ana bangun dari tidurnya Asa tidak ingin membahas perihal Ana yang semalam karena Ana pun menunjukkan dia tidak ingin membahasnya untuk saat ini jadilah setelah Ana sarapan yang amat sangat telat dan keluar untuk sekedar mencari pecel untuk makan siang Ana dan pergi untuk memakan makanan ringan di cafe setelahnya mereka langsung menuju kediaman Ale

"Kenapa ngga mau di rumah aku lagi? Atau nanti pulang UMKM aku jemput gimana?"
Asa khawatir Ana akan sendirian di rumah meskipun di rumah Ale lengkap dengan mbo dan supir yang membantu namun mereka lebih sering berada jauh di belakang rumah utama Asa hanya takut ketika Ana membutuhkan pertolongan tidak ada satu orang pun di sisinya

"Ka Ale udah pulang ko Sa malem ini mau ngadain surprise buat ka Anin di rumah ka Dena sama Ka Clara juga mau nyusul nanti sepulang ka Dena Coast"
Ana berusaha meyakinkan Asa bahwa dirinya akan baik baik saja karena akan ada banyak orang di rumah Ale saat ini akhirnya mau tidak mau Asa tetap membiarkan hal itu asal Ana akan terus mengabarinya jika membutuhkan sesuatu

"Hmmm okay but make sure you will contact me ok, jangan lupa di makan ya makan siangnya aku udah ngajakin keliling buat nyari tukang pecel siang siang jangan disiain ya harus abis selesai makan harus laporan pokonya"
Setelah berpesan Asa mengantarkan Ana sampai ke depan gerbang karena Ana tidak ingin nantinya Asa harus putar balik untuk parkir jadilah Asa hanya mengantrkannya sampai depan gerbang

"Inget pesen aku loh ya"
Asa kembali mengingatkan Ana

"Iya ih bawel banget siii Asanya Ana jadi gemes"

Setelah melihat mobil Asa yang sudah pergi jauh dan tidak nampak lagi Ana langsung memasuki area pekarangan rumah keluarganya itu

"Non Dera ngga pulang ya semalem?" Tanya satpam yang memang selalu memanggil Ana dengan nama Dera

"Iya pak habis nginep di rumah Asa"

Jawabnya ramah, Ana memang anak yang baik meskipun ia tumbuh dibawah naungan harta tidak serta merta membuat Ana menjadi gadis yang angkuh sebaliknya justru Ana sangat menghormati setiap orang yang bekerja membantunya atau bahkan orang yang menurut pendapat orang lain tidak sebanding dengan Ana wajar saja Ana sangat akrab dengan semua pegawai yang berada di rumahnya ini

"Oalah pa Tarjo tunggu sampe jam 2 mobil yang bawa non Dera belum ada juga terus pas Bapak keluar baru ngasih tau nggausah di tunggu langsung nyuruh ngunci gerbangnya"

"Loh Bapak emang pergi dari kapan pak?"
Ana bertanya penasaran jika semalam Om bagas dan tante Anjani masih di rumah mengapa Ale tidak membiarkan Ana pulang

"Bapak sama ibu sih berangkat ke bandara tadi pagi non jam 7, cuma non Leta baru dateng tadi sama temennya yang cantik itu"

Pa Tarjo memang mengagumi Anin selain baik ketika Anin datang mereka akan dibelikan makanan makanan yang bahkan tidak pernah mereka rasakan sebelumnya bayangkan saja Anin pernah membelikan semua pegawai di rumah Ale Foi Grass dari salah satu restoran chef terkenal yang setiap hari Sabtu Minggu akan ditonton mbo Jum di dapur

"Oh ka Anin sttt pak ka Anin udah punya pawang jangan deket deket"
Canda Ana sebenarnya Ana geli sendiri menyebut Bian sebagai pawang Anin tapi itulah kenyataanya Bian benar benar akan melahap siapapun yang mendekati Aninnya

"Yaudah pak saya masuk dulu"

"Iya non istirahat ya, non keliatan cape"

"Makasih pak Tarjo pak Tarjo juga harus sehat"

Setelah berkata demikian Ana langsung melangkahkan tungkainya untuk mendekati pintu utama rumah tersebut namun ketika akan membuka pintu samar samar Ana mendengar percakapan dan isakan tangis yang memilukan Ana yakin suara tersebut adalah suara milik Anin dan Ale

Derana (jungri) [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang