Bagian 21

138 29 0
                                    

Hari ini Asa dan Ana sedang mebghabiskan waktu di kediaman Asa karena besok Asa harus berangkat ke Jerman dan Ana berencana ikut mengantar Asa ke bandara. Asa memang meminta Ana untuk bermalam ia benar benar ingin menghabiskan waktu bersama Ana sebnarnya hari hari sebelumnya Asa juga selalu bersama Ana mencoba membangun kembali quality time sebelum ia berpisah antar benua

"Yang vidio kemarin udah aku rapihin mau liat ga?"
Asa membuka macbooknya dan membuka Folder Ana sayang dan di sana terdapat 2 file foto dan vidio, Asa membuka file vidio dan memutar vidio yang ia buat saat mereka di puncak

"Loh ko vidionya panjang banget? Perasaan kamu take cuma sebentar sebentar?"

"Ada tambahannya yang biar lebih panjang durasinya"

Dan vidio pun mulai berputar pada bagian menit pertama menampilkan beberapa foto Ana yang diberi efek seperti slide show dengan backsound suara Asa mengcover lagu tresure dari Bruno Mars yang di akustik semua foto Ana hasil jepretan kamera Asa selama mereka bersama dari mulai Ana masih berseragam SMA sampai ia saat ini, ternyata tidak hanya foto Ana melainkan tempat tempat yang di rasa bersejarah seperti mini market tempat mereka bertemu pertama kali, lapangan basket, lingkungan kampus, bahkan kamar Ana dan Asa. Memasukki menit ke 3 Vidio itu mulai menampilkan vidio yang mereka ambil selama di puncak pada bagian vidio itu Asa tidak memasukkan audio apapun melainkan suara asli mereka yang sedang mengobrol sampai di menit menit terakhir terdapat rekaman Asa sendirian di dalam kamar dirinya berpesan pada Ana jika dengan ini Asa akan selalu bersama Ana, Ana boleh memutar vidionya sampai Ana bosan bahkan mengingat adegan tiap detiknya

Setelah vidio itu selesai diputar Ana menangis dalam diam sungguh dirinya merasa belum sanggup jika harus berpisah dengan Asa menonton vidio itu tidak mengobati rindunya tapi malah akan menambah rasa rindunya pada Asa

Asa menyadari Ana mulai terisak langsung mematikan macbooknya dan menghampiri Ana, mengusap air mata Ana yang membentuk sungai di kedua pipinya

"Ko nangis sih?"

"Abis kamu bikin gituan malah bikin aku tambah kangen"

Asa terkekeh sebelum menarik Ana ke pelukannya

"Yah padahal aku bikin itu biar kamu berasa jalan virtual terus sama aku kalo suntuk"

Ana tidak membalasnya yang Ana lakukan hanya mempererat pelukannya pada Asa rasanya berat untuk jauh dari rumahnya

"Na bisa kan ya setaun doang? Hm? Kita kuat sama sama ya" Asa mendaratkan kecupannya di pucuk kepala Ana dan tak terasa air matanya ikut jatuh Asa sebenarnya tidak ingin berpisah tapi ia telah memiliki tekad semua ini ia lakukan demi masa depannya dan Ana

Pelukan mereka harus terurai karena mama Asa mengetuk pintu dan meminta mereka untuk segera turun karena makan malam telah siap

"Dah ah sekarang kita makan dulu ya, Na kamu harus rajin makan loh ya aku ngga mau pulang dari sana pipi kamu jadi kempes" dengan tega Asa mencubit kedua pipi Ana dan Ana yang hanya bisa pasrah Ana membiarkannya karena Ana tau jika Asa pergi tak ada lagi yang melakukan hal seperti itu
.
.
.
Keesokan harinya Asa telah bersiap siap menuju bandara ketika berganti pakaian Asa melihat Ana seperti melamun di meja belajarnya dan hal itu mengundang perhatian Asa

"Hey ngapain ko ngelamun gitu, ngelamunin apa?"

"Nanti kalo aku kangen di peluk aku minta peluk siapa?"

Ana tiba tiba bersuara demikian karen baru saja ia melihat foto mereka sedang berpelukan di pantai ketika Anniversary yang ke 3

"Minta peluk ka Ale kan bisa"

"Ngga enak ka Ale sama aku tingginya hampir sama"

"Yaudah minta peluk Clara"

"Ngga enak yang dia bawel nanti malah ngejekin aku, minta peluk Abel aja apa ya kalian kan tingginya sama"

Derana (jungri) [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang