Bagian 17

165 24 4
                                    

Sepanjang perjalanan tidak terasa air matanya terjatuh entah apa yang membuat Asa menangis fikirannya seperti menelisik menerawang jika ia akan sulit bertemu dengan Ana setelah ini

Asa terus berfikir atas segala tindakannya akhir akhir ini membuat orang lain yang melihatnya akan salah paham terlebih jika Ana mengetahuinya Asa benar benar tidak sanggup melihat kekecewaan Ana pada dirinya tapi Asa bersumpah tidak ada niat  sedikitpun untuk berhianat dan membuat orang lain kecewa, kedekatannya dengan Rara murni karena ia ingin berteman tidak lebih

Asa terkadang merasa kesulitan dirinya memang orang yang tak segan untuk membantu siapapun jika ia mampu tidak pernah memandang siapa orang yang di bantu hal ini kadang membuat yang melihatnya salah paham, tapi selama ini Asa selalu berfikir apa yang dilakukannya bukanlah kesalahan, tapi anehnya mengapa kali ini menjadi runyam saat ini Asa mulai berpikir dan sedikit menurunkan egonya, Asa berfikir memang benar ia yang salah dan sudah sepantasnya  jika Ale maupun Ate bahkan Ana sekalipun kecewa padanya

Dalam perjalannannya Asa tidak sengaja melewati mini market bersejarahnya lantas saja Asa langsung menerawang sangat jauh kembali mengingat betapa sulitnya untuk mendapatkan  Ana ia ingat bagaimana dulu ia berusaha untuk meyakinkan  Ana untuk bersamanya, Asa memang tipikal laki laki yang sulit untuk jatuh cinta namun jika ia menginginkan seseorang maka ia harus mendapatkannya

Flash back on

Semua orang pasti berpikir jika Asa adalah cerminan laki laki yang amat sempurna, pintar, berprestasi, baik dan didukung dengan fisik yang rupawan semua itu menggambarkan jiki diri Asa adalah sosok sempurna idaman para wanita, namun siapa sangka Asa juga tetaplah manusia biasa, ia memiliki emosi yang setiap manusia punya

Hari itu Asa gagal mendapatkan gelar juara dalam lomba basket yang sekolahnya ikuti, hal yang membuat dirinya kesal adalah hari itu ia gagal menjadi pencetak tri point di menit menit terakhir

Kegagalannya membuat dirinya menyalahkan diri sendiri padahal di timmya tidak ada satupun yang menyalahkannya toh menang kalah memang selalu ada dalam pertandingan timnya menganggap jika hari itu bukalan hari keberuntungan mereka, tapi berbeda dengan Asa ia fikir jika dirinya bisa melakukan lebih baik maka timnya tidak akan kalah

Hari itu Asa benar benar merasa terpuruk rasa bersalah dan kesalnya menyatu jadi satu akhirnya ia memutuskan untuk pergi sendiri dan menangis di depan mini market yang menediakan meja meja kecil di depannya

Ketika Asa menunduk menyembunyikan tangis di kedua tangannya yang terlipat ia merasakan ada seseorang yang duduk di hadapannya entah orang itu  menyadari keberadaan Asa atau tidak karena ia hanya diam saja atau mungkin yang duduk di sebrangnya kini bukanlah manusia

Asa mencoba mendongakan kepalanya sedikit tanpa mengangkat seluruh wajahnya ia melihat ada seorang gadis yang fokus memakan mie dalam cup dan tidak memperdulikan dirinya meski Asa berada di depannya

ARSYA

Suasana hati gua emang lagi ngga baik, pas gua liat ada cewe depan gua yang asik asik aja makan se cup mie kayanya dia kelaperan entah lah gua juga ngga berani liatin muka gua ke dia gila aja muka gua terlahir dengan garis ala fucek boy malah nangis kaya merana boy

Lama hening cuma kedengeran suara seruputan mie yang cewe itu lakuin ngebuat gua jadi laper dan gilanya lagi perut gua gak bisa diajak elit sebentar masa ada cewe cantik malah bunyi, mana bunyinya lumayan keras lagi  itu juga yang bikin gua tambah pengen menguburkan muka tampan gua di tumpukan emas gila aja malu banget lah tambah jatoh aja nilai harga diri gua, ibaratnya trading saham nilai diri gua udah meluncur jauh turun kebawah dari garis normal

Tapi yang anehnya cewe itu ngga terganggu sama sekali minimalnya kan ngetawain gua gitu ini mah anteng anteng aja makan mi kayanya dia emang ngga pernah makan mi, masa makan mi cup doang nyampe khidmat ngga keganggu apapun

Derana (jungri) [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang