Setelah berhasil keluar dari cafe yang di kunjunginya tanpa arah Ana terus berlari sampai kakinya lelah, Ana tidak ingin menangis untuk saat ini itu lah mengapa dirinya tidak langsung mencari taksi dan pulang namun sialnya bayangan menfess tadi benar benar membuat dadanya sesak penuh pilu karena tidak mungkin lagi di paksakan akhirnya Ana berusaha menghentikan salah satu taksi di hadapannya, di dalam perjalanannya Ana menahan diri untuk tidak lepas kontrol maupun melakukan hal hal yang dapat menimbulkan kerugian lainnya alhasil Ana terus merrmat jarinya kuat sampai buku jarinya memutih Ana berfikir untuk segera sampai di rumah dan melakukam hal yang dapat menenangkan hatinya
Sesampainya di rumah Ana langsung berlari menuju dapur dirinya mencari sebilah pisau untuk menyayat bebrapa bagian tubuhnya karena baginya saat ini sakit fisik yang dideritanya lebih baik daripada sakit hati yang sedang menerpa hatinya sekarang dengan tangan bergemetar Ana mengakat pisau yang berhasil ia dapatkan di dapur lalu dengan sengaja menyayat pergelangan tanganya, luka yang Ana toreh tidak terlalu dalam memang namun cukup untuk menumpahkan darah nya ke lantai yang ia pijak baginya sedikit banyaknya darah tidak masalah asal sakitnya bisa teralihkan Ana akan tenang
Perbuatan Ana ini memang sering ia lakukan sedari dulu bahkan hal tersebut membuat semua orang protektif terhadap dirinya karena Ana akal melakukan hal nekat lainnya untuk melukai diri sendiri ketika sakit hati melandanya
Ketika Ana sedang menikmati rasa sakitnya tangan gemetar yang tersayat terus mengeluarkan darah sepertinya Ana sukses memotong beberapa urat yang Ada di tangannya sakit memang tapi baginya lukanya ini jalan penyembuhnya sendiri, dari arah belakang tiba tiba mbo Jum yang biasa akan memasak di waktu itu dibuat kaget karena salah satu majikannya terdiam memejamkan mata dengan darah yang terus bercucuran dengan salah satu tangan yang terkulai memegang sebilah pisau sontak membuat mbo Jum berteriak kaget dan membuat orang orang di sekitar rumah berlarian menghampiri sumber suara
"Astaga non Dera"
Pekiknya kaget langsung refleks menghapiri salah satu majikannya itu dengan berusaha merebut sebilah pisau yang ada di gengaman tangan kanannyaAna tersontak kaget dirinya sedang tenang meresapi kesakitan yang mulai mengganti rasa sakit hatinya tiba tiba dikejutkan dengan orang lain yang muncul dan mengcaukan kegiatannya, mata Ana terbelak menandakan bahwa dirinya juga kaget Ale yang baru saja datang dan berlari masuk ke dalam rumahnya kaget melihat apa yang sedang terjadi di depannya
Ale berusaha tetap tenang dan mrminta mbo Jum untuk menjauhi Ana dan memibtanya memanggil pa Tarjo dan salah satu sopirnya untuk kemari, Ale tau memaksa Ana saat ini bukanlah hal baik, sebaliknya mendekatinya secars perlahan membiarkan Ana lebih tenang adalah jalan terbaik, membuat Ana tertekan akan semakin memperburuk keadaan
Dengan nada yang dibuat selembut mungkin Ale mulai mrngajak bicara Ana, Al berusaha membangun kepercayaan Ana dan rasa aman padanya agar Ana sedikit tenang dan mau mengikuti intruksinya
"Ya tuhan Ana" batinya lirih pasalanya hal ini telah lama sejak terakhir Ale melihat Ana melakukan Self harm
Setelah keadaan dirasa mulai tenang karnena Ana sempat terkejut dengan kedatangan mbo Jum yang tiba tiba dan berteriak, sebanrnya Ale mewajari hal itu mbo Jum pasti sangat panik melihat keadaan Ana yang seperti ini
"Na kasih pisaunya ke ka Ale ya hm"
Ale mulai bersuara lembut meminta Ana mulai mengikuti intruksinya Ale takut jika paksaan akan membuat Ana tertekan dan semakin terancam yang akan berujung Ana semakin melukai dirinya sendiriAle berusaha mendekat secara perlahan tanpa memberikan rasa takut pada Ana mencoba bernegosiasi untuk Ana mau memberikan pisau yang sedang ia remat kuat
"Ka Ale pinjem pisaunya boleh? Ya?"
Tidak ada respon sedikitpun dari Ana tangannya terus meneteskan darah seakan tak ingin berhenti, tidak terlalu deras memang tapi sukses membuat seisi lantai basah karena tetesannya yang belum juga berhenti sampai saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Derana (jungri) [Lengkap]
Fiksi PenggemarArsya Farzan Gundhaya (Asa) Derana Nayara Zemira (Ana) Ana gadis manis yang menyimpan seribu duka dan berharap akan sembuh seperti cerita cerita yang ia baca namun terkadang kenyataan tak seindah harapannya. Asa berarti harapan, dan Ana sangat berha...