20. Sedikit Menyebalkan

1K 130 9
                                    

KEHIDUPAN di luar negri tidak segampang yang mereka pikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KEHIDUPAN di luar negri tidak segampang yang mereka pikirkan. Tatapan-tatapan bertanya dan gerak-gerik asing yang mereka tunjukkan tentu saja membuat Bromo risih.

Bukan tanpa alasan, ia akan senang jika membuat onar di lingkungannya, bersama teman-temannya. Tak apa banyak yang tertarik dengan tingkahnya di Indonesia.

Tapi di luar negri? Tak ada alasan dirinya untuk menyangkal bahwa semua tampak asing.

Hanya saja, ia bersyukur karna tidak memiliki kendala apapun dengan bahasa. Karna di daerah ini, mereka semua menggunakan bahasa Inggris. Dan beruntungnya, mereka berdua baik dalam bahasa inggris. Hasil dari marathon menonton film barat bersama-sama.

Ekhm.

Ketika mereka sudah memasuki kelas, tidak ada yang mengajak mereka berdua berbicara.

Memang beberapa dari mereka bertingkah ingin tau, namun tidak banyak juga yang tak acuh. Tetap memainkan ponsel bahkan ketika guru sedang menjelaskan.

"Rasa-rasanya pengen balik ke rumah ajalah gue."

Bromo menelungkupkan kepalanya di atas meja. Mengeluh sambil berpura-pura ingin menangis.

Sedangkan Meru tampak baik-baik saja. Ia malah memperlihatkan box smile nya pada para perempuan yang melirik.

"Nikmati aja Mo, cewe nya cantik-cantik. Lumayan."

Mendengar kekehan geli yang keluar dari mulut Meru membuat Bromo yang tadi nya sedang malas kini menegakkan badan.

Bukan karna tertarik perihal perempuan, ia masih menyukai produk lokal. Tetapi karna perkataan Meru benar-benar membuatnya ingin menabok pemuda itu, ditambah moodnya yang sedang buruk.

Alhasil ia menoyor dahi Meru ke belakang, menyuruhnya untuk berhenti tersenyum seperti orang idiot.

"Berhenti senyum Ru. Kaya joker."

"Anjir! Senyum gue menawan gini lu kata kaya joker. Biadab."

Bromo tertawa.

"Excuse me sir. If you not gonna sit with peacely, you two can going out."

Tentu saja Meru dan Bromo seketika tersentak. Dengan siapa lagi guru mereka berbicara bahasa inggris selain dengan mereka si murid baru yang berbicara?

"Sorry Madam! We will sit quitly!"

Seolah pikiran mereka terhubung, mereka mengucapkan hal yang sama, kemudian saling memandang satu dengan yang lain. Sekuat tenaga menahan tertawa yang hampir meledak.

Mereka tak menyadari banyak pasang mata yang melihat mereka dengan pandangan terpukau.

"Kok bisa samaan si anjir?"

Meru berbisik sambil terkekeh kecil. (Lah, serem amad.)

"Mana gue tau, lu ngikut ngaku aja si."

KARMA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang