Naruto © Masashi KishimotoSasuke x Hinata
Pagi yang cerah. Matahari malu-malu mengintip dari celah gorden. Menyinari seorang pria berambut raven dalam tidurnya. Namun sinar sang surya tak mampu mengusik. Dia masih terlelap dalam mimpinya.
Dalam dunia itu dia melihat seorang wanita berambut panjang. Memunggungi dirinya. Semilir angin membuat helaian indigo melambai lembut. Begitu menggoda untuk disentuh.
Langkah pertama dia mendekat, wanita itu menoleh. Tersenyum begitu menawan. Membuat pemilik rambut raven diam terpana.
"Sasuke-kun"
Begitu lembut terdengar diinderanya. Sasuke semakin terbuai. Ingin sekali ia mendekat dan memeluknya. Mengecup keningnya. Mengelus perut buncitnya.
Ya. Uchiha Hinata. Istrinya. Miliknya. Yang tengah mengandung putra pertama mereka. Buah cinta mereka.
Bahagia terasa memenuhi seluruh relung hati sasuke. Pria sedingin es itu kini merasa kehangatan memenuhi dirinya.
Senyum tipis terukir diparas tampannya. Melangkah mantap menghampiri sang belahan jiwa. Namun, apa yang dilihatnya perlahan memburam. Sasuke mulai kebingungan. Gelisah tiba-tiba menelusup direlung hatinya. Karena semakin ia mendekat, semakin samar pula wanita pujaannya.
Langkah terhenti. Ia coba memanggilnya.
"Hinata.."
Tak ada sahutan. Hanya senyum manis yang seolah tak pernah berakhir. Senyum yang menenangkan. Tapi kini senyum itu membuat Sasuke semakin gelisah. Dia takut. Entah oleh apa.
Detak jantungnya makin tak terkendali. Sekali lagi ia mencoba meraih istrinya. Terasa begitu jauhnya hingga dia pun berlari. Lama berlari namun tak pernah sampai.
Sasuke berhenti sejanak untuk mengambil nafas. Tenaganya seolah terkuras habis hanya untuk berlari. Namun segalanya tiba-tiba menghilang. Hanya putih yang terlihat. Dia menoleh kesana kemari mencari Hinata. Berteriak memanggil namanya.
Rasa takut semakin menjadi. Menjelma tombak yang menancap dijantungnya. Sesak sekali. Hampir ia tak bisa bernafas. Sekali lagi ia berteriak memanggil istrinya.
"HINATAA.."
"Kemarilah sayang. Jangan buat aku begini" suaranya semakin melemah.Hanya keheningan yang menyahut. Rasa sesak di dadanya semakin menyiksa. Menjelma menjadi rasa sakit tak tertahankan. Tubuhnya mulai gemetar. Keringat dingin membasahi dahinya. Dalam hati ia bertanya kenapa dia merasa begini.
Kemudian dunia itu berputar. Memori-memori lama meluncur dengan cepatnya. Seperti slide foto yang melingkupi Sasuke. Semakin bingung dengan apa yang terjadi. Kepalanya serasa mau pecah. Dia hanya bisa berteriak sembari memegang kepalanya. Memohon pada siapapun untuk menghentikan semua ini.
Satu permohonannya terkabul. Memori-memori itu berhenti bergerak. Menyisakan satu pemandangan yang membuat pupil matanya melebar. Hal yang membuat ia ingin berteriak lebih keras. Tapi hanya suara tercekat yang keluar.
Wanitanya tergeletak bersimbah darah. Dengan dua lubang peluru di dada dan perutnya. Perut yang berisi buah hati mereka.
Pemandangan yang terlihat semakin buram oleh air mata. Ini terlalu buruk meski hanya sebuah mimpi. Sasuke tak sanggup menopang tubuhnya. Dia jatuh berlutut. Rasa sakit dan sesak begitu menguasainya. Air mata mengalir deras di pipinya.
Siapa yang telah begitu tega menyiksanya seperti ini? Sasuke bangkit. Menemukan kembali tenaganya hanya untuk menangis dan berteriak. Ia sadar ini bukanlah mimpi.
Ya. Sebuah kenyataan yang begitu kejam. Dia kehilangan dua orang paling berarti dihidupnya. Istrinya dan buah hatinya. Separuh hidupnya telah pergi. Merenggut pula setengah kewarasannya.
"Tuhan adilkah ini? Setelah semua yang telah aku lakukan untuk kebaikan manusia, Kau memberiku ini?" ditengah isakannya dia meracau. Racauan yang semakin berubah menjadi makian dan sumpah serapah. Terus berteriak hingga kegelapan menelannya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Rose
FanfictionDetektif jenius yang kehilangan kewarasan karena kehilangan sosok paling dicintai. Namun, pagi itu dia menemukan istrinya kembali padanya. Nyatakah ini? Atau hanya serangkaian mimpi indah yang selalu berakhir buruk? Seperti mimpi-mimpi yang mengha...