13. Hotel

289 24 0
                                    

Devan diam diam menginstruksikan pengawalnya untuk membelikan serira obat di apotek.

Setelah Mereka sampai di restoran Grisaila Hotel, Devan membukakan kursi untuk Serira, serira tersenyum membalas Devan dan duduk di kursinya.

Seorang pelayan datang membawakan daftar menu makanan untuk Devan dan serira. Serira membolak-balik kan daftar menu makanannya, lalu memesan dua buah hidangan yang dia sukai, lalu Devan juga memesan dua buah hidangan yang dia sukai.

Mereka berdua diam, agar tidak terlalu canggung akhirnya serira membuka percakapan dengan Devan.

"Bagaimana luka tembak mu?"

Devan melirik wajah serira. "Sudah baik baik saja"

Pembicaraan singkat mereka telah usai, dan lagi lagi Meraka berdiam diri tanpa niat untuk berbicara.

Serira menatap makanannya, mereka berdua diam diam menghabiskan makanannya lalu keluar dari hotel.

Hari semakin gelap, awan hitam bertebaran di seluruh langit. Satu demi satu butiran air terjatuh, Devan berniat mengantarkan serira kerumahnya. Akan tetapi dia melihat serira mengeluarkan sebuah kunci mobil hitam dari celananya, dia mengurungkan niatnya lalu berfikir untuk meminta nomor hp serira agar bisa berhubungan lebih lanjut.

Devan mengambil handphone-nya lalu menyodorkannya kepada serira. " Aku khawatir dengan kondisi mu jika ada apa apa kamu bisa menghubungi diriku."

Mata serira menatap handphone Devan, dia berfikir untuk memberikan nomernya kepada Devan atau tidak karena dia tidak akan memberikan nomernya kepada sembarang orang karena itu adalah privasinya. Tapi setelah dia berfikir sejenak dia mengambil handphone Devan lalu memasukkan nomernya dan dia memasukkan nomer Devan di handphonenya. Serira berkata dalam hatinya bahwa dia harus membeli handphone dan nomer lagi jika terjadi hal seperti ini lagi.

Hujan semakin deras jarak antara pintu dan parkiran mobil serira sedikit jauh, serir gelisah dia tidak mempunyai payung dan dia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 1 siang. Pesawatnya akan lepas landas pukul 2, dia berbalik menghadap Devan dan berkata " terimakasih atas makanannya dan maaf aku akan berangkat duluan karena pesawat saya akan segera lepas landas"

"Baiklah tunggulah sebentar, sebentar lagi pengawal ku akan membawakan payung dan obat untuk luka mu" Devan menatap serira cemas, hujannya sangat deras dia tidak mau serira sakit terkena demam.

Tidak lama kemudian Pengawal Devan datang lalu memberikan obat dan payung serira kepada Devan. " Hunjan sangat deras, jalanan menjadi licin berhati hatilah di jalan."
Devan membukakan payungnya dan memberikan payungnya kepada serira serta obatnya.

Serira mengangguk berjalan meninggalkan Devan dan menuju parkiran mobilnya.

Sedangkan salah satu pengawal Devan terkejut melihat interaksi antara Devan dan serira dari awal sampai akhir yang menurutnya sangat abnormala, tidak biasanya tuannya akan mengajak seseorang wanita untuk makan bersama dirinya. bahkan dekat dengan wanita saja jarang apalagi sekarang tuannya mengkhawatirkan nona serira yang merupakan seorang wanita ditambah pelajar. Dia meringis apakah seorang pelajar adalah tipe tuannya?.

~~💐💐💐~~

Setelah serira sampai di bandara dia langsung masuk ke pesawat dan dia dengan selamat sampai di kota H. Serira turun dari pesawat lalu menyalakan hpnya dan dia melihat pesan dari Amelia bahwa dia sudah mencarikan apartemen dan prosesor untuk dirinya. Apartemen serira berada di jalan huzou Apartemen XingLun nomer 91 dilantai 8, dan lokasi apartemen ini Lumayan jauh dari rumah keluarganya.

Serira keluar dari bandara lalu mencari taxi dan pulang. Dia langsung pulang ke rumah keluarganya karena sudah sore dan dia tidak ingin keluarganya mengkhawatirkan dirinya, dia akan melihat apartemennya dilain hari.

3 jam kemudian serira sampai dirumahnya. Dia mengetuk pintu dan tak lama kemudian Marrel membuka pintu untuk serira.

Jangan lupa klik tanda⭐🌟

The Day RetaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang