"Permisi pesanannya"
Kompak tiga muda itu melihat ke sumber suara. Menemukan perempuan rambut sebahu membawa nampan pesanan Renjun.
Renjun berdecak merasa obrolannya terganggu.
Muncul lagi satu lelaki dan perempuan yang 2J ketahui si murid baru dan si waketos.
"Ck. Ganggu aja lu Yer" yang laki laki buka suara. Terdengar ketus.
Oh, terima kasih pada Dejun sudah mengungkapkan apa yang sebenarnya ingin Renjun ucapkan.
Orang yang dipanggil 'Yer' tidak peduli dan langsung duduk di sebelah Renjun.
"Noh makanan kamu. Makan yang banyak biar gak kecil amat"
Oke oke, 2J mulai cemburu. Perempuan itu seakan sudah sangat akrab pada Renjun hingga mengusak rambut coklat muda si manis.
Dan, Renjun dapat merasakan aura tidak mengenakkan itu.
"Dia sepupu dari pihak ayah aku. Kim Yerim"
Aduh, malu lagii. Sudah kemarin berprasangka pada Ryujin, lalu Dejun, dan sekarang si murid baru
Ah, tapi tentang Ryujin mereka belum tahu dia siapa nya si manis.
Dua orang lainnya; Dejun dan Ryujin, turut duduk.
Belum menghabiskan makanannya, dering ponsel menghentikan kegiatan makan semua di meja itu.
Melirik ponselnya, Renjun undur diri dan minta maaf sudah mengganggu.
----
"Halo Jin?"
"Jun?"
"Iya"
"Dia mau kesana. Ini waktunya. Dan biar gw yang pancing mereka ikut ke mansion"
Awh, Renjun menyeringai.
"Ok, gw andelin lu. Setelah selesai terserah mereka berdua mau gimana. Dan sebagai bayaran, lu gw kasih mobil buat lu. Itung itung nambah koleksi"
"Unch, manteb banget sih bos. Dua kan?"
Renjun mendengus.
"Dua tapi lu bisa bawa anak buah terbaik punya Dery Ge"
Cowok diseberang sana terkekeh.
"Tenang, lu bisa ngandelin gw"
"Ok"
Setelah itu sambungan diputus.
Renjun turun dari rooftop masih dengan senyum lebar di wajahnya.
Ah, sekarang tanggal mainnya.
Gak sia sia gw korbanin black card gw buat beliin mobil Hyunjin.TBC
Pendek dulu deh ya. Otakku lagi buntu
KAMU SEDANG MEMBACA
너 뿐이야 Norenmin
Fiksi PenggemarDisini Jaemin dan Jeno hanya pemuda badung pada umumnya, yang sudah tau dunia berkelip, tapi tak tau tentang dunia gelap. Dan Renjun yang merupakan orang kedua yang berani mengumpat didepan umum pada sang kakak.