"Renjun~"
Renjun kaget. Setelah makan siang, Renjun kembali ke sekolah.
Dan, saat duduk di bangkunya. Ada perempuan yang merangkul lengannya. Tak sampai disitu si perempuan mengusak wajahnya ke dada Renjun.
Membuat Renjun geli sekaligus jijik.
"Ad-ada apa?"
"Yuk ke ruang OSIS, ada rapat nih~"
"Heh Shuhua!! Ini ketua OSIS nya jangan diginiin dong! Ga punya harga diri banget!"
Datang Ryujin, anak kelas sebelah sekaligus wakil ketua OSIS
"Paan sih orang Renjunnya mau aja. Iya kan~"
"Ekhem. Ada meeting kan? Ayok Ryu"
Renjun ngelepas pegangan tangan Shuhua pelan pelan. Terus gandeng tangan Ryujin.
"Hiiih si Ryujin ngapain sih gangguin gw. Mana Renjun pegang pegang tangan Ryujin?!"
" Eh tapi, si Renjun tau nama Ryujin dari mana ya?"
----
"Ekhem halo semua"
Renjun masuk ke ruangan OSIS. Sontak semua peserta OSIS berdiri dan membungkuk ke arah Renjun.
Kemudian pandangan mereka teralihkan pada Renjun yang masih menggandeng tangan Ryujin.
"Kalau ada yang menyapa harap dijawab ya...ga cuma bungkuk" Renjun menegaskan suara. Wajahnya datar, membuat beberapa orang bergidik.
"H-halo juga pak"
"Ryu, sana duduk"
Renjun berucap dengan nada tenang. Ryujin membungkuk sekilas ke Renjun dan duduk di kursi samping Jeno.
"Ada yang belum datang?"
"Shuhua pak!"
Shuhua tiba tiba masuk kelas tergesa gesa. Renjun hanya melirik sekilas kemudian duduk di sebelah murid yang dia tau teman kelasnya.
"Karena saya baru disini, boleh saya tau apa topik kita?"
Jeno sebagai sekretaris menyahut
"Untuk pengiriman murid yang akan mengikuti event renang pak. Sudah tinggal dua hari lagi, jadi saya mencoba mengadakan rapat."
Renjun mengangguk. Kemudian menatap Jeno, Ryujin, dan pemuda disebelahnya.
"Kalian bertiga,
Renjun menunjuk mereka bertiga.
Saya harap bisa saya andalkan untuk penilaian bersama guru olahraga."
Shuhua menyahut
"Jadi, kita tetap mengambil dari organisasi renang pak?"
"Tentu. Nanti sore. Jam 3. Saya harap semua anggota OSIS sudah berkumpul di kolam renang indoor."
"Baik pak!"
Semua siswa kontan menjawab.
"Em pak, karena ada lima orang. Salah satu harus ada bapak kan?" Itu Shuhua.
Belum menyahut, Ryujin sudah menyela
"Kita harus adil, bukan karena Renjun ketua dia jadi mengikuti lomba. Semua sesuai penilaian"
"Heyyy kenapa kau seakan tidak suk-"
"Saya setuju dengan Ryujin. Rapat saya akhiri, terima kasih atas partisipasi nya"
Renjun membungkuk sekilas, kemudian melirik ke Ryujin. Ryujin mengerti.
Gadis itu berdiri dan membungkuk. Lalu mengikuti Renjun yang sudah mulai keluar ruangan.
"Issh. Kenapa juga sih dia harus sama gadis tomboy itu lagi!!"
Semua anggota melirik kesal ke arah Shuhua. Seharusnya mereka bisa mengakrabkan diri dengan sang ketua pengganti. Tapi seakan Shuhua yang membuat Renjun pergi.
Semua orang mulai keluar. Termasuk Jeno dan orang yang tadi duduk di sebelah Renjun, Jaemin.
----
"Ryu.."
Ryujin menoleh. Mendapati Renjun yang bersandar di pundaknya.
"Hmm?" Sambil mengusap rambut Renjun, Ryujin berdehem meminta Renjun melanjutkan.
"Xuxi...main lagi, dengan mereka"
Ryujin menghela nafas. Paham akan maksud si mungil. Perlahan mengangkat dagu si mungil lembut, lalu mencium kedua mata Renjun yang terpejam.
"Ssstt... Jika mereka kesini, kita jelaskan pelan pelan. Kau tau kebenaran akan terungkap. Cepat atau lambat....
Dan dia akan mendapat hukumannya"
Renjun memeluk Ryujin erat, menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Ryujin. Beberapa detik keheningan Ryujin mendengar Isak tangis.
Ryujin mengeraskan rahangnya. Semakin mengeratkan pelukannya. Kalau bukan Renjun yang melarang pasti dia sudah membunuh 'orang itu'
"Hiks..tapi mereka hiks... Tidak percaya Injunie hiks"
Ryujin makin ingin menghancurkan tubuh itu.
Dia mulai mencium pucuk kepala Renjun menenangkan.
Tapi dia tidak tau ada dua lelaki yang sakit hati melihat kedekatannya dengan Renjun.
Dan, satu gadis berbahaya. Membencinya. Karena ia dekat dengan Renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
너 뿐이야 Norenmin
Fiksi PenggemarDisini Jaemin dan Jeno hanya pemuda badung pada umumnya, yang sudah tau dunia berkelip, tapi tak tau tentang dunia gelap. Dan Renjun yang merupakan orang kedua yang berani mengumpat didepan umum pada sang kakak.