Dia bangun dari tidurnya. Matanya terasa berat dan perih. Pasti dia baru menangis.
Mimpi itu. Mimpi itu mendatanginya lagi. Sudah sering. Dan itu membuat dirinya tidak nyaman.
Dia merindukannya. Sahabatnya. Dulu, saat menjadi sahabat ayah dan ibu angkatnya juga begitu menyayangi Yunho.
Yah setelah tau Yunho dan Jaejoong menjalin hubungan. Dua orang dewasa itu tak pernah lagi mengijinkan Jaejoong keluar dengan Yunho.
Mimpi itu. Berulang. Sering membuatnya sakit kepala. Dia benar benar menderita karena itu. Dia ingin lepas dari belenggu menyedihkan ini.
Lagipula dia sudah mencintai istrinya. Dan anak anaknya tentu saja.
Mengingat anaknya yang walaupun kesal kepadanya lantaran dirinya memimpikan Yunho dan si bungsu masih merawatnya.
Dia benar benar ingin menangis. Tapi seolah air matanya habis. Berapa liter air mata yang dikeluarkannya tadi.
----
"Lacak nomor ponsel Jung Yunho. Ya sahabat lama baba. Segera" setelah itu Renjun mematikan panggilannya pada salah satu anak buahnya.
Renjun sekarang ada di villa nya. Sudah terlalu badmood untuk pergi ke perusahaan.
Dia, sebenarnya tidak tega juga berbicara seperti itu pada ayahnya. Tapi jika tidak seperti itu, bagaimana jika nantinya ayahnya kembali pada Jung Yunho itu. Dia tidak mau.
Sudah cukup 10 tahun lalu sang ayah menceritakan masa lalu nya dengan nada menyedihkan dan sorot mata sendu nya.
Renjun juga tau kalau ayahnya anak angkat keluarga Kim yang sekarang sudah kembali menjadi Huang.
Oh..sepertinya vila pedesaan ini tidak cukup mengalihkan badmood nya.
Dia butuh mall. Dan salon. Dan restoran bintang lima. Dan showroom. Dan massage.
Ok, let's go!
----
"Jaemin Jeno"
Dua kembar itu menoleh, menatap sang mama yang tak jauh dari mereka. Di sofa.
Meninggalkan dapur untuk ke ruang tamu, mereka mendudukkan bokongnya di sofa depan sang mama.
"Kalian kan punya keponakan sebentar lagi, sana belanja. Masa jenguk bayi ga bawa hadiah. Dikira ayah kalian udah bangkrut ntar"
Ah, 2J baru ingat sepupu mereka sedang mengandung 9 bulan. Mungkin akan lahir sebentar lagi?
"Oh iya. Hampir lupa Jeno. Terus kita mau kasih hadiah apa"
Sang mama tersenyum, menurut 2J senyum yang mengerikan.
"Ya beli keranjang bayi aja. Bajunya jangan lupa. Yang banyak. Terus beli makanan bayi"
Tuh kan.
"Pake uang kalian ya" ini yang dimaksud menyeramkan. Jika begini black card mereka akan mengempis.
Kalau seperti ini mereka hanya bisa mengiyakan saja.
"Iyaa. Jaemin siap siap dulu deh. Harus ganteng"
"Baru aja kalian ganti baju habis sekolah. Masa ganti lagi"
"Biar ganteng mamikuh sayang. Mamih mau anaknya pada burik?"
"Iyadeh serah kalian aja deh."
Mereka berdua lalu berlalu dari hadapan sang mama yang menggelengkan kepala maklum
----
"Ok. Mobil baru check. Perut terisi check. Massage check. Rambut baru check. Muka glowing check. Sekarang waktunya ke mall!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
너 뿐이야 Norenmin
FanficDisini Jaemin dan Jeno hanya pemuda badung pada umumnya, yang sudah tau dunia berkelip, tapi tak tau tentang dunia gelap. Dan Renjun yang merupakan orang kedua yang berani mengumpat didepan umum pada sang kakak.