Berduaan

733 52 4
                                        

Khusus Jilice part

Lalisa kini sedang berada di restoran bersama Jiyong, Jiyong menyewa tempat privat agar dirinya bisa leluasa.

Mereka bertemu karena keinginan Jiyong, sebenarnya Lisa tidak peduli tapi jika Jennie mengetahui nya pasti akan mengoceh dan marah tidak jelas, itulah yang membuat Lisa malas jika harus berhubungan dengan Jiyong.

Apalagi Jennie menyukai Jiyong, pasti akan semakin pusing jika dipikirkan, untung saja Lisa orang nya tak terlalu memikirkan hal-hal yang menurut nya tidak penting.

"Jadi, mana pisau lipat ku?" tanya Lisa setelah selesai makan dan minum nya.

"Ngobrol-ngobrol dulu lah." ucap Jiyong yang sebenarnya ingin lebih lama dengan Lisa.

"Kita tak bisa disini terus, lihatlah arah jam dua." ucapan Lisa membuat Jiyong langsung melihat ke arah jam dua dan ternyata ada seseorang yang berada disana, bukan seseorang nya saja yang dipermasalahkan tapi seseorang tersebut membawa kamera yang senantiasa menggantung di lehernya. Padahal mereka sudah menyewa tempat privat tapi masih saja ada orang yang bisa menyelinap.

"Jangan terlalu lama menatap nya, nanti dia akan menyadari nya."

"Tidak, aku tidak menatap nya hanya saja ingin memastikan."

"Untuk apa dipastikan jika memang ternyata dia adalah paparazi yang ingin memeras uang kita."

"Aku bisa mengurus nya jika dia meminta jaminan." ucap Jiyong yakin.

Sudah lama tidak bermain-main, pastinya seru nih kalau mainan ku paparazi sampah itu, pikir Lisa sambil menampilkan senyuman andalan nya.

"Cepatlah urus, aku tak ingin ada berita aneh tentang kita. Aku terlalu malas jika Jennie unnie akan mengoceh dan marah."

"Memang nya kenapa?"

"Kau ini bodoh atau apa sih, masa seseorang yang suka sama sunbae bahkan kentara banget tapi tidak menyadari nya?"

"Ternyata masih ada orang yang lebih bodoh daripada Shawn." gumam Lisa namun masih terdengar oleh Jiyong.

"Yak! Jangan samakan aku dengan dia. Dan jangan membawa-bawa nama dia." ucap pelan Jiyong di akhir kata.

"Aish... Yasudah kau mau mengobrol tentang apa dengan ku? Bertarung?" tanya Lisa yang sudah sangat malas.

"Kenapa kita harus mengobrol tentang bertarung? Apakah tak ada tema pembahasan yang bermutu apa?" tanya Jiyong yang sedikit kesal.

"Owh iya, aku lupa kalau kau itu superstar jadi kalau mengobrol pasti yang bermutu, hahaha aku lupa soal itu."

"Tapi bertarung pun juga bermutu karena kau bisa melindungi dirimu sendiri, bukankah begitu? Atau jangan-jangan kau sudah jago dalam bertarung? Kalau begitu ayo kita bertarung!" seru Lisa.

"Gak, gak, gak, jangan yang aneh-aneh deh Lisa." ucapan Jiyong seakan tidak di dengar oleh Lisa karena Lisa langsung menarik tangan Jiyong keluar dari restoran.

Kenapa jantung ku berdetak cepat, pikir Jiyong yang mulai gugup saat tangan di pegang oleh Lisa.

"Biar aku yang menyetir, agar cepat sampai." ucap Lisa yang langsung memasukkan Jiyong ke dalam mobil dengan kasar. Setelah menutup pintu mobil, Lisa pun langsung berlari ke arah sebelah mobil nya lagi.

Setelah memakai sabuk pengaman masing-masing Lisa pun langsung menginjak pedal gas.

"Yak Lalisa! Pelan-pelan!" teriak Jiyong sambil memegang erat sabuk pengaman nya.

"Biasa aja kali sunbae." ucap Lisa santai sambil meneguk beer yang kebetulan ada di samping nya.

"Kau gila Lisa! Pegang yang benar setir pengemudi mu! Dan jangan meminum beer itu atau akan kukatakan pada sanjangnim!" teriak Jiyong lagi.

Lalisa or AliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang