[4]

2.1K 353 66
                                    

Sepulang dari kampus Irene langsung pergi ke panti rehabilitasi mental gara-gara Victoria bilang ada urusan sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepulang dari kampus Irene langsung pergi ke panti rehabilitasi mental gara-gara Victoria bilang ada urusan sebentar. Wendy yang kepo berat awalnya ngotot pengen ikut, tapi Irene tolak dan suruh pulang karena Jisoo merengek pengen cepet-cepet tidur di rumah. Kalo dibiarin nyetir sendiri takutnya tabrakan kan gawat.

Selesai debat sama Wendy, Irene buru-buru masuk samperin Victoria yang udah nungguin.

"Akhirnya dateng. Kita bicara di kamar Krystal aja ya." Nggak pake basa-basi Irene ngangguk aja ikutin Victoria ke kamar Krystal yang kosong.

Rasa perih campur sedih serang hati Irene begitu masuk. Bayang-bayang sosok Krystal yang selalu sibuk rebahan di atas ranjangnya terus-terusan ada di otak Irene. But, ayo lupain semua hal itu sekarang.

Ada dua kardus besar warna hitam sama putih ditumpuk di sudut ruangan. Ya itu alasan kenapa Irene dipanggil kesini; buat ambil barang-barang Krystal karena pihak panti bingung mau dikasihin siapa.

"Kamu nggak keberatan kan bawa barang-barang ini?" tanya Victoria tunjuk tiga kardus itu. Irene cuma geleng dan buka salah satu kotak warna hitam. Isinya penuh buku-buku yang semuanya hasil pemberian Irene. Miris, kenapa semua harus balik ke pemberinya padahal niat awal barang-barang itu buat bahagiain hidup si penerima.

"Pada akhirnya ini semua jadi milik kamu lagi, ya." Victoria senyum prihatin. Tau gimana kebahagiaan Krystal itu prioritas Irene.

"Ya." Irene jawab singkat, tutup lagi kardus itu. Lalu duduk di ranjang Krystal bareng Victoria.

"Bisa-bisanya dia lakuin hal ini. Bener-bener nggak kebayang banget," sambung Irene. "Sebelumnya, apa ada masalah?"

"Sama sekali nggak ada. Aku sendiri mikir dengan adanya temen-temennya yang sering jenguk dia bakal bisa pulih total."

Barangkali Irene terlalu percaya diri anggap kehadirannya udah cukup bagi kebahagiaan dan kelanjutan hidup Krystal. Tapi segala sesuatu nggak mungkin bisa selancar itu, Tuhan selalu punya rencana lain yang sanggup hancurin ekspektasi sempurna.

"Aku ngerasa gagal, Kak," lirih Irene nunduk dalem. Walau kemarin Wendy bilang buat lebih terbuka satu sama lain, tapi untuk bagian ini sengaja Irene simpan rapat-rapat.

Victoria usap-usap pelan punggung Irene. Nggak tau kenapa dia jadi flashback waktu pertama ngerawat Krystal yang depresi berat. Berharap pula Irene selalu bisa jaga mentalnya dan jangan sampe kayak Krystal.

"Buat Krystal bisa senyum lagi itu udah hebat luar biasa loh. Ayo dong semangat, tinggalin aja perasaan kayak gitu."

Irene masih aja geleng dan kukuh kalo dirinya ini gagal. Haduh punya sifat terlalu rendah diri tuh susah juga ya—walau nyatanya Irene sering songong juga sih.

"Udah nggak usah dipikirin." Victoria tarik tubuh Irene buat dipeluk erat. Sambil tetep ngoceh kata-kata penyemangat, perlahan Irene tenang dan terima keadaan.

Way Back Home | BlackVelvet ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang