Sequel from Neighbor
Sembilan gadis yang berusaha menemukan jalan pulang untuk kembali bersama.
[Non baku]
Perfect cover by: @InaGaemGyu
Banner by: @kimarmyla
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selepas main Among Us sama kedua adiknya, Irene langsung ke lantai atas siap-siap tidur. Kali ini dia milih ke kamar Tiffany, nggak tau kenapa pengen aja intinya.
Wangi mawar favorit mendiang Mama kecium begitu Irene masuk. Nyalain lampu dan pemandangan serba pink yang sedikitpun nggak pernah diubah kelihatan jelas. Nggak ada kotoran atau debu, Irene selalu rajin bersihin setiap hari. Ruangan yang selalu dia datengin kalo lagi kangen Tiffany atau galau. Sampe sekarang Irene selalu percaya kalo Tiffany masih di sisinya.
Duduk di tepi ranjang lengkap sama buku album di tangan, Irene nggak pernah bosen-bosennya buka buku itu tiap malam.
Senyum Irene muncul waktu baru aja buka halaman pertama. Foto masa bayinya, Tiffany, sama Nickhun ketempel di sana, penuhin halaman buku. Ah, Irene berharap mereka masih ada, temenin di hari wisuda nanti.
Halaman berikutnya lebih banyak foto. Irene udah kayak orang gila cengar-cengir sendirian. Mungkin kapan-kapan Irene harus foto bareng Wendy, Jisoo, sama Leo buat kenang-kenangan.
Nggak kerasa udah jam dua malam aja. Padahal cuma lihat-lihat foto doang berasa gali kenangan sama mantan, apa sih.
Waktunya tidur. Selesai gosok gigi sama cuci muka, Irene langsung peluk guling sembunyi di bawah selimut. Ngehalu dulu yang dipeluk ini Tiffany, sampe deringan ponsel pecah keheningan sekaligus kagetin Irene yang langsung bangun.
Pake muka kesel dia cek ponselnya yang ternyata dari Victoria, susternya Krystal. Perasaan khawatir langsung muncul, nggak biasanya dia ditelepon malem-malem begini.
"Iya Kak, kenapa?"
"Rene, kamu bisa kesini sekarang?"
Makin nggak enak aja perasaan Irene. "Ada apa Kak? Krystal baik-baik aja kan?"
"Kesini aja dulu."
Telepon ditutup gitu aja. Irene udah kayak orang kesetanan ambil jaket sama kunci, masih pake sandal kamarnya dia lari turunin tangga ke garasi.
Tiga orang lainnya yang jelas denger keributan itu langsung pada keluar kamar masing-masing. Leo yang paling panik sampe bawa-bawa selimut sama bantal. "Kenapa? Loh, itu Irene mau kemana?"
Wendy sama Jisoo udah ngacir susul Irene, tinggalin Leo yang masih loading nggak ngerti-ngerti. Tapi terlambat, begitu mereka keluar mobil Irene udah jalan duluan.
Nggak pake pikir panjang Wendy balik masuk ke rumah nyamperin Leo yang tetep aja loading.
"Om, ayo anterin kita susul Kak Irene!"
"Loh, loh. Kakakmu itu kemana dulu? Lagian mobil yang pink nggak ada bensinnya."
