Kepala Seulgi mau pecah rasanya.
Selain karena tugas kuliah yang numpuk walau udah dijejerin tapi tetep bikin beban pikiran, chat dari Wendy semalem bener-bener tambah stres aja.
Krystal dibunuh.
Nggak ada hal yang lebih serem daripada kata-kata Wendy di chat. Sampe semalem Seulgi harus seret Lisa supaya mau tidur berdua sekaligus diajak mikir juga.
"Gue rasa nggak mungkin deh Kak. Ya sekarang lo pikir aja deh siapa yang kuat gendong Kak Krystal yang segede gaban gitu buat digantung." Lisa keluarin opininya yang udah hampir puluhan kali diomongin.
Seulgi mikir cara lain gimana bisa Krystal dibunuh dalam keadaan digantung begitu, walah otaknya pas-pasan nggak kayak Conan. "Bisa aja dicekik dulu baru digantung. Lagian nggak ada kemungkinan pembunuhnya cuma satu kan?"
Giliran Lisa harus dibuat mikir. Bener juga sih kata Seulgi, nggak ada kemungkinan pembunuhnya cuma satu. "Tapi Kak, siapa yang punya dendam sama Kak Krystal selain kita bersembilan? Maksud gue, yang berhubungan erat sama masalah tahun lalu." Suara Lisa nyaris hilang di akhir.
Bener juga. Yang tau konflik ini cuma mereka bersembilan sama para Mami. Mereka ragu ada orang asing yang tau persoalan ruwet ini.
"Jadi, intinya nggak ada campur tangan orang luar selain kita bersembilan sama para mami gitu?" Lisa anggukin pertanyaan Seulgi.
"Menurut lo mungkin nggak sih para Mami yang ngelakuin?" Seulgi keluarin semua pemikirannya yang dirasa masuk akal. "Mungkin mereka suruh orang luar ngelakuin itu buat balas dendam."
"Kan tadi lo bilang nggak ada campur tangan orang lain. Lagian kalo para Mami mau balas dendam, balas dendam apa? Toh, yang buat konflik ini kan mereka. Misal kesel sama Tante Jessica yang jadi otak konfliknya, mereka nggak harus susah-susah panggil orang luar buat bunuh Krystal. Langsung aja bunuh Tante Jessica yang posisinya deket kan," jelas Lisa buat Seulgi bengong, sejak kapan adiknya ini bisa mikir begitu. "Dan lagi ini masalah antara mereka. Kalo orangtua yang masih bisa mikir lurus nggak bakal seret anak-anak kesayangan."
"Kalo gitu para Mami nggak ada hubungannya?"
Lisa kelihatan bimbang. Ya gimanapun ini kan cuma dari sudut pandangnya aja. Bisa jadi hal yang sama sekali nggak diduga malah jadi inti dari masalah ini. "Itu cuma pendapat gue."
Seulgi angguk-angguk sok pinter. "Siapa yang lo curigai sekarang? Diantara kita bersembilan?"
"Lo sendiri gimana?" Lisa balik tanya, ya masa dari tadi dia mulu yang sampein opini.
Mata Seulgi gerak gelisah. Dia nggak bisa tentuin siapa yang dicurigai, bayang-bayang kenangan dan status 'sahabat' di masa lalu masih jadi yang terdepan hambat hati sama pemikiran Seulgi buat melangkah lebih jauh. Sekarang disuruh jawab begitu aja beratnya kayak gendong Yuri ditambah Yeri ditambah Sooyoung ditambah Jisoo ditambah Joy dan lain-lain.
"Woy, denger nggak lo Kak?" tegur Lisa senggol pelan bahu Seulgi. Sebenernya ini bentuk pemaksaan Lisa biar Seulgi mau jawab, dia tau kakaknya itu yang paling ragu mau nuduh mereka. "Nggak usah ragu, cuma perkiraan nggak pasti dulu."
Si beruang jadi-jadian hela napas panjang. "Menurut gue kalo dari yang paling nggak suka Krystal tuh..."
Pake dipotong segala lagi udah kayak sinetron aja. Tapi Lisa cuma diem, simak dengan sabar pendapat Seulgi.
"Kak Irene bukan sih?"
•••
Nggak jauh beda sama Seulgi yang dibuat pusing gara-gara fakta baru dibalik kematian Krystal, Rose yang juga tau dari Lisa dibuat mikir seharian penuh.
Jangan tanya dia bagi pikiran sama Joy, sejak hari itu hubungan mereka udah kayak orang asing. Alhasil Sooyoung jadi alternatif bagi beban pikiran. Rose rela jauh-jauh kunjungi Maminya di sini, sebab mau curhat ke Papi pun laki-laki itu sibuk. Hubungannya sama yang lain juga nggak baik selain sama Lisa. Tapi, habis denger opini Lisa, Rose jadi urung buat bagi pikiran karena sahabatnya itu kelihatan pusing banget.
Sooyoung yang sedari simak sungguh-sungguh mulai buka mulut. Gini-gini juga dia pinter kok.
"Yang buat Irene beranggapan kalo Krystal dibunuh apa?" tanyanya bisik-bisik, takut kedengeran polisi dan malah tambah besar kasusnya.
"Kata Lisa sih Kak Irene nemu beberapa hal aneh di buku harian Kak Krys, kayak ketakutan gitu Mi. Dia yakin itu tulisan baru, karena mana mungkin di waktu depresi berat Kak Krystal masih sempet tulis buku harian."
"Selain itu apa lagi?" Sooyoung tanya lagi, belum nemuin inti dari penjelasan Rose.
"Kak Krystal juga sebut-sebut ada orang luar yang selalu ganggu dia."
Sooyoung diem dulu sebentar. Mikirin kemungkinan-kemungkinan lain dibalik catatan aneh Krystal. Lalu tanya lagi sebelum keluarin pendapat yang mateng. "Menurut kamu ada yang aneh nggak diantara kalian?"
Uh, bagian ini Rose berat banget mau bilang. Kakinya gerak gelisah di bawah meja. "Menurut aku sih... Kak Joy?" Suaranya hampir hilang sebut nama kakaknya.
Denger anaknya sendiri dicurigai, Sooyoung biasa aja. Toh, masih kemungkinan. "Kenapa sama Joy?"
"Ya, karena dari awal Kak Joy keras kepala banget nolak buat balikan temenan kayak dulu. Apalagi habis kematian Kak Krystal. Aku pikir Kak Joy sengaja jauhin mereka biar nggak ada yang curiga. Sekaligus---menurut aku---sebagai bentuk pelarian dia dari semua masalah."
Sooyoung sedikit ketawa kecil. "Kamu ngomong gitu udah berasa yakin banget kakakmu yang ngelakuin."
Rose jadi serba salah. Lalu Sooyoung mulai serius lagi. Deketin wajahnya ke tengah meja. "Tapi, bisa aja diantara kalian bersembilan itu pelakunya. Pesan Mami, kamu harus hati-hati sama mereka."
Rose ngangguk mantap. Dari awal dia emang begitu. "Terus, gimana lagi menurut Mami?"
"Apa ada bukti lain selain catatan aneh itu?"
Rose ingat-ingat lagi omongan Lisa semalem. "Ada. Ada semacam surat wasiat gitu, cuma Kak Irene yang bawa. Isinya ya cuma suruh kita balikan kayak dulu."
Mendadak wajah Sooyoung jadi sumringah, jentikin jari seolah nemuin jalan keluar. Rose pasang wajah bingung.
"Kuncinya ada disitu, Rosie."
Sebenernya udah nggak minat sama cerita ini wkwk. Tapi kalo diputus di tengah jalan kan greget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Way Back Home | BlackVelvet ✓
FanfictionSequel from Neighbor Sembilan gadis yang berusaha menemukan jalan pulang untuk kembali bersama. [Non baku] Perfect cover by: @InaGaemGyu Banner by: @kimarmyla