(19).Tersesat

34 5 0
                                    

Sudah hampir sejam Shuhua duduk disebuah pantai sendirian.

Sejak kejadian tadi, Shuhua bingung akan ke mana, dia terus berjalan walau banyak angkutan umum berlalu lalang yang bisa membawanya pulang, namun dia terlalu kesal sehingga dia tidak berniat pulang ke rumahnya.

Shuhua membuang napasnya kasar.

Dia menyesal karna tidak pulang saja tadi, dan akhirnya ia harus tersesat di pantai yang bahkan tidak ia tahu letaknya.

Dia berjalan dengan asal hingga dia tidak memperhatikkan jalan, itu sebabnya dia tersesat. Ponselnya juga sudah mati sekarang karna lowbat total dan dia juga lupa membawa Powerbank, karna tadi ia pikir dia tidak akan lama.

"Lu bodoh banget sih shu!!"

Ujar Shuhua mengumpati dirinya sendiri.

"Lu pikir bakal ada orang yang dateng nolongin lu!"

Shuhua berdiri dan berjalan mengitari pantai sepi itu, ia semakin gelisah karna matahari terlihat sudah semakin turun kearah barat.

"Ah yang penting gak turun kearah timur lah jing" umpat Shuhua melempar batu-batu kecil kearah laut.

dua jam akhirnya berlalu dan sekarang sudah sekitar pukul lima sore.

Daritadi Shuhua hanya melempar batu-batu dibibir pantai itu, rasanya sekarang batu-batu di pantai sudah hampir habis karna ulah Shuhua.

"AAAA!! HARAPAN GUE HABIS SUDAH! GAK ADA YANG MAU NOLONGIN GUE!!" Teriak Shuhua kearah lautan luas.

Entah mengapa, daritadi Shuhua berpikir Renjun akan datang menolongnya seperti di film-film, tapi ini kenyataan! bukan film atau drama!.

Shuhua duduk sambil menatap matahari yang mulai tenggelam dilautan. Perlahan air matanya jatuh. Dia sungguh berharap, walaupun bukan Renjun, setidaknya ada seseorang yang datang menolongnya.

Kini, laut menjadi saksi bisu tangisan Shuhua di tengah pantai yang tidak satupun orang kunjungi itu.

Pantai ini sebenarnya berada jauh dari kota, dan jalanan disekitar pantai ini hanya dilewati beberapa kendaraan saja, lebih tepatnya jalan perantara kota-kota.

Shuhua berusaha untuk tenang, ia sesekali berdoa dalam hati agar seseorang datang menolongnya.

Beberapa jam kemudian, seluruh kota sudah gelap karna sang surya yang sudah tenggelam untuk menerangi tempat lain.

Shuhua berbaring dipasir lembut dipantai itu sambil menatap bintang-bintang dan bulan yang sudah mulai muncul. Sesekali terdengar suara-suara adzan dari masjid-masjid, walaupun hanya samar-samar.

Tempat itu kini hanya diterangi beberapa lampu jalan dan cahaya bulan saja.

Jujur saja, Shuhua kini merasa sangat kelaparan karna dia belum makan sejak siang tadi.

Shuhua rasanya ingin menangis, namun dia tidak ingin membuang-buang airmatanya untuk malam indah ini, dia justru merasa senang karna masih ada bintang-bintang dan deruan ombak malam yang menemaninya.

Jujur saja, Shuhua sama sekali tidak takut pada mahluk halus, yang dia takutkan jika tiba-tiba ada orang jahat yang menculiknya, namun dia selalu percaya bahwa tuhan menyayanginya, dan akan menjauhkannya dengan hal seperti itu, walaupun dia sadar kalau dosanya sangat bertumpuk.

Dan satu lagi, yang Shuhua takutkan adalah kesurupan, Shuhua memang tidak takut pada hantu, tapi bukan berarti dia tidak percaya kalau hantu itu ada. Dia sangat takut kesurupan.

"REENJUUUN!!"

Teriak Shuhua dimalam kelam itu.






Sementara di waktu yang sama....

ꜰᴜᴛᴜʀᴇ ᴏʀ ᴘᴀꜱᴛ [𝐉𝐞𝐧𝐤𝐲𝐮𝐧𝐠] {𝐟𝐭. 𝟎𝟎𝐋}Where stories live. Discover now