hujan

78 13 0
                                    

Halo guys

Happy reading cerita author yang gaje ini🐨🐨

Typo di mana-mana 🤣



Bel sekolah telah berbunyi 30 menit lalu namun Disa dan anak OSIS lain nya belum juga pulang. Mereka masih mengadakan rapat untuk membahas pertandingan basket yang akan di adakan minggu Depan.

"Dis, gimana udah lo tanya belum sama Anelka? " Tanya salah satu anak OSIS.

"Belum"

"Tolong di percepatan ya, deadline kita mepet banget".

" Gue usahain "

"Oke teman-teman semuanya, kalian sudah paham kan dengan tugas kalian masing masing?" Tanya Zian.

"Siap sudah" Jawab semuanya serentak.

"Kalok udah paham semua, rapat hari ini kita akhiri. Dan kalian cepat selesai kewajiban kalian"

"Siap kak"

Semua anak OSIS langsung mengemasi barang merdeka dan pergi meninggalkan ruang OSIS yang tersisa hanya Dandi, Zian, Disa dan Meria.

"Dis lo balik sama siapa" Ucap Zian.

"Gua bawa mot.. "Ucapan Disa terpotong oleh seseorang yang menerobos masuk  ke ruangan itu. Orang itu adalah Anelka.

"Dia sama gue"

"Ya udah, gue duluan Dis" Zian dan Dandi  berlalu meninggal Disa dan Anelka.

"Kok gak bilang. "

"Apa? "

"Ada rapat"

"Gak penting" Ucap Disa dan pergi meninggalkan Anelka.

"Mau kemana" Anelka mencoba menjajarkan langkah mereka.

"Pulang"

Tanpa berkata sepatah kata pun, Anelka langsung mengendong Disa. Perlakuan Anelka membuat Disa kaget tak percaya apa yang dia alami.

"Turunin gue" Disa memberontak dan memukul punggung Anelka.

"Jangan kasar sayang" Tiga kata yang keluar dari mulut Anelka membuat Disa menghentikan aksi nya.

Anelka menurunkan Disa di samping motornya. Tiba-tiba saja Anelka melepaskan sweater nya dan memberikan nya pada Disa.

"Pake! Gue gak mau orang lain nikmatin milik gue"

"Hemm"

Disa lalu memakai nya dan Disa tampak seperti tertelan oleh sweater itu. Tentu saja itu karena badan Disa yang mungil sedangkan Anelka memiliki perawakan tinggal. Membuat sweater Anelka yang di kenakan Disa sudah seperti Dress untuk nya.

"Gue bukan tukang ojek" Ucap Anelka saat Disa berpegangan pada bahunya.

"Hah"

"Pegangan tuh Disini" Anelka menarik tangan Disa dan melingkarkan nya pada pinggang nya.

Anelka memacu motornya dengan kecepatan tinggi,  namun tiba-tiba saja hujan membasahi mereka.

"Cari tempat neduh dulu" Ucap Anelka Disa hanya mengangguk pelan.

Setelah menemukan tempat untuk berteduh Anelka menepikan motornya.

"Dis ayo turun" Ajak Anelka, namun Disa tak menjawab.

Disa yang masih mematung di motor Anelka " Disa lo ga papa"  Ucap Anelka kembali beruntung itu membuat Disa tersadar dan langsung berlari menghindari guyuran hujan. Namun tak lama Disa kembali terhanyut pada pikirannya.

ANELKA CALVARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang