Play the music!☺️
Media played: LANY - Malibu Nights
——————————————————————————Hari Minggu. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Terlihat sosok laki-laki yang tengah duduk di lantai kamarnya yang dingin. Di sekitarnya berserakan banyak botol minuman alkohol yang kosong maupun berisi setengah penuh.
Sama seperti botol-botol yang kosong itu, rasanya semua yang ada di dalam laki-laki itu rasanya juga kosong. Tatapannya yang merah dan sayu menatap kosong ke depan dengan kepala dan badan yang terkulai lemas. Begitu pula dengan pikirannya yang kini terasa kosong. Apalagi yang utama adalah hatinya yang kosong setelah tercabik-cabik.
Kemarin, setelah pulang dari mansion Anderson, Luke langsung pulang ke rumahnya dengan hati dan perasaan yang hampa. Tanpa membersihkan diri dan beristirahat, Luke langsung mengambil semua wine dari kulkas dan meminumnya langsung tanpa gelas sambil bersandar pada tembok kamarnya menghadap balkon, hingga pagi ini.
Hingga kini, Luke masih belum bisa mempercayainya. Ia tidak menyangka kalau selama seminggu terakhir ia menjalin hubungan dengan perempuan yang ternyata sudah bertunangan dengan sahabatnya sendiri. Ia justru sangat mencintai perempuan itu yang ternyata hanya menganggapnya sebagai boneka percobaan.
Luke tersenyum getir. Ia menertawakan dirinya yang terlalu mudah mempercayai perempuan seperti Courtney. Ia menertawakan dirinya yang terlihat bodoh dan menyedihkan ini sekarang.
Tiba-tiba di tengah semua pikirannya yang kalut itu, ponselnya berderring keras. Dengan malas, Luke melihat layar ponselnya yang tergeletak di lantai di sampingnya. Sebenarnya, ia tidak terkejut kenapa ayahnya meneleponnya sekarang. Ia pikir, ayahnya pasti menyuruhnya datang setelah ayahnya tahu apa yang ia perbuat semalam di kediaman Anderson.
***
Luke turun dari mobilnya. Ia menatap ke mansion Clinston di depannya. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celananya dan ia menghela napasnya sejenak.
"Pulang sekarang!" Setidaknya hanya dua kata itu yang Luke dengar tadi pagi dari ayahnya sebelum ayahnya langsung memutus sambungan telepon.
Walaupun sebenarnya ia tidak ingin datang, karena penampilannya yang sedikit berantakan dimana dia belum tidur semalaman dan menghabiskan malamnya dengan mabuk di kamarnya. Tapi, ia tetap saja datang, karena ia tahu ayahnya akan semakin marah kalau dia tidak mematuhinya.
Luke melangkahkan kakinya masuk ke mansion. Ketika ia sudah sampai di dalam dan tengah manaiki tangga, seketika ia bertemu Em. Adik perempuannya itu menatap Luke dengan tatapan yang jelas-jelas sedang khawatir pada Luke. Keduanya bertatapan sejenak, namun kemudian Luke tersenyum kecil, berusaha meyakinkan adiknya kalau dia tidak apa-apa.
Kedua mata Em menemani kepergian Luke yang kemudian hilang masuk ke ruang kerja ayahnya. Dalam hati, Em benar-benar cemas dan khawatir pada kakaknya. Terlebih setelah melihat keadaan kakaknya hari ini. Baru pertama kali ini Em melihat kakaknya dalam kondisi separah ini. Bahkan, saat dulu Luke kehilangan Lily saja, tidak separah ini. Em rasa Luke memang benar-benar mencintai Courtney.
Sementara itu, di dalam ruang kerja Adrian, Luke berdiri menghadap ayahnya yang tengah menghadap jendela besar di ruangan itu. Suasana di ruangan itu sedikit tegang, karena di antara mereka belum ada yang memulai pembicaraan.
Selama lima menit, belum ada suara, hingga akhirnya Luke berkata, "Aku hanya melakukan apa yang menurutku benar. Dad sendiri yang bilang padaku kalau aku harus melakukan hal yang benar."
"Bagian mananya yang benar?" tanya Adrian dengan tegas tanpa menoleh. Sementara Luke jadi terdiam. Kemudian, Adrian pun menoleh menatap anaknya sejenak sebelum akhirnya ia berjalan dan berdiri di depan Luke.
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Seconds - Bachelor Love Story #3
Romance(COMPLETED) Third series of Bachelor Love Story "You can break my heart, but you can't make me stop loving you." Setelah tak berhasil mendapatkan cinta pertamanya, Luke Clinston bertemu dengan perempuan lain yang langsung menarik perhatiannya. Sudah...