35 | Strange Thoughts

297 22 0
                                    

Pagi ini, Courtney tengah duduk termangu di kantornya. Ia masih kepikiran tentang Luke. Well, kemarin Courtney dan Luke sudah saling menceritakan satu sama lain dan meluruskan kesalahpahaman Courtney. Ternyata, selama ini Courtney cemburu pada seorang perempuan yang sudah bersuami dan beranak dua, dan tentu saja suami perempuan itu bukan Luke, melainkan temannya di Amerika bernama Aaron.

Setelah semua jelas, entah kenapa rasanya Courtney merasa lega dan seperti tidak ada beban lagi. Namun, seketika Courtney tersadar.

"Courtney, tidak! Kau sudah bertunangan dan kalian akan segera menikah!" Courtney berseru untuk menyadarkan dirinya sendiri dari bayang-bayang Luke. Lihat, kan! Perasaan itu tiba-tiba saja kembali ketika pikirannya kembali dipenuhi oleh dokter bermata hijau itu.

"Apa yang kau lakukan, Courtney! Berhenti memikirkannya! Setelah kau tahu kebenarannya pun itu tidak akan mengubah fakta kalau kau akan segera menikah dengan Austin!"

***

Luke baru saja check out dari rumah sakitnya dan hendak pulang ke rumahnya saat tiba-tiba saja teleponnya berdering. Ternyata Devian meneleponnya.

"Ya, Dev?" tanya Luke setelah telepon tersambung.

"Luke, aku tahu kau baru saja keluar dari rumah sakit. Tapi, aku tidak percaya pada orang lain selain dirimu untuk kuminta tolong," ujar Devian yang terdengar serius.

"Tidak masalah. Ada apa?" tanya Luke sambil masuk ke mobilnya.

"Tiba-tiba saja pagi ini aku ada perjalanan bisnis mendadak ke Paris. Aku harus menggantikan Aaron yang sedang cuti karena kelahiran Letty. Tapi, sekarang Yocelyn tengah hamil 5 bulan dan dia bilang kalau dia akan pergi ke butik. Aku tidak tega kalau dia pergi tanpa ditemani seseorang. Bisakah kau menemaninya sebentar? Mungkin hanya sebentar, karena aku sudah menyuruhnya agar jangan terlalu sering bepergian saat aku tidak ada di rumah. Bisakah?"

Diam-diam, Luke menghela napasnya kecil tanpa bisa didengar Devian di seberang. Tiba-tiba ia jadi teringat akan cerita Courtney kemarin yang menyangka Luke adalah suami Lily karena ia terlihat selalu bersama Lily karena ia mendapatkan perintah dari Aaron untuk menemaninya. Dan sekarang apa? Ia disuruh untuk menemani Yocelyn pergi. Lama-lama Luke akan pindah profesi sebagai seorang penyedia jasa pengganti suami orang lain hanya untuk pergi saja.

Awalnya, Luke sempat menimbang-nimbang permintaan Devian. Jika Lily, masalahnya beda, karena itu Lily, seseorang yang berharga di hidupnya. Tapi, ini Yocelyn. Luke ingin menolak, karena ia takut kalau tiba-tiba saja Yocelyn melihatnya dan salah paham lagi. Tapi, bagaimana bisa ia menolak permintaan temannya, padahal dia teman yang dipercaya?

"Baiklah. Aku akan jemput Yocelyn sekarang," ucap Luke pada akhirnya. Devian pun berterima kasih pada Luke dan setelah itu sambungan telepon terputus.

***

Luke baru saja memarkirkan mobilnya di tempat parkir. Setelah itu, ia dan Yocelyn berjalan sebentar dan kini mereka sampai di depan sebuah butik ternama di London.

"Apa ini tempatnya?" tanya Luke.

"Yup! Terima kasih karena sudah mengantarku!" seru Yocelyn senang. "Kalau kau mau pulang─"

"Ayo, akan kutemani." Tiba-tiba Luke menyela. Sementara Yocelyn hanya jadi senang-senang saja karena Luke sudah mau menemaninya. Kemudian, Yocelyn pun berjalan mendahului Luke.

Saat mereka masuk, salah seorang pegawai perempuan menyapa mereka dengan hangat. "Apa ada yang bisa Saya bantu?" tanya pegawai perempuan itu.

"Apa Courtney ada?" tanya Yocelyn.

"Nona Courtney sedang ada di ruangannya, ada perlu apa Anda dengan Nona?"

"Aku ingin menemuinya, bisakah?"

"Tentu, Saya akan memanggilnya. Silakan Anda duduk dulu," ucap pegawai itu dengan sopan dan kemudian pergi untuk memanggil Courtney. Sementara itu, Courtney duduk di sofa besar yang ada di tengah butik dan Luke pun juga duduk di sampingnya.

Tak lama kemudian, datanglah Courtney. Ia berjalan dengan terlihat senang saat mendengar Yocelyn datang untuk menemuinya. Namun, ia tentu terkejut saat mendapati seorang laki-laki yang datang bersama Courtney.

"Courtney!" seru Yocelyn senang.

"Courtney?" Luke justru bertanya-tanya dengan suara yang tak terdengar dan nada yang sedikit takut-takut. Tentu saja ia takut kalau Courtney akan berpikiran yang aneh-aneh tentangnya.

"Luke?" Courtney pun juga dengan suara yang tak dapat didengar, seolah-olah bertanya pada dirinya sendiri dan setengahnya pada Luke.

"Hei, Courtney. Kenalkan, dia Luke, laki-laki yang dulu menjadi groomsmen saat pernikahanku dan Devian. Luke, kenalkan, dia Courtney, sepupuku yang juga waktu itu adalah bridesmaid saat pernikahanku." Yocelyn saling memperkenalkan Luke dan Courtney.

Ah, tak heran aku merasa pernah bertemu dengannya sebelumnya, pikir Luke diam-diam.

Oh, jadi Luke yang jadi groomsmen waktu itu, ya, pikir Courtney diam-diam yang membalas tatapan aneh Luke.

"Eh, kenapa kalian hanya saling diam saja?" tanya Yocelyn aneh. "Kalian saling menatap begitu, kalian sedang telepati, ya?!"

"Luke, kenapa kau ada disini?" tanya Courtney yang tanpa sadar mengabaikan kehadiran Yocelyn.

"Ini bukan seperti yang kau pikirkan, Courtney. Yocelyn sudah memiliki suami dan suaminya adalah Devian. Mereka adalah temanku dan Devian memintaku menemani Yocelyn, karena dia sedang ada perjalan bisnis mendadak. Jadi─"

Tiba-tiba Courtney terkekeh membuat Luke menghentikan penjelasannya yang terdengar seperti sedang sedikit ketakutan. Sementara Luke dan Yocelyn sama-sama menatap Courtney dengan tanda tanya.

"Tidak perlu kau jelaskan, Luke. Yocelyn adalah sepupuku dan aku tahu Devian adalah suaminya," ucap Courtney. Sementara Luke terlihat seperti orang bodoh.

"Eh? Jadi, kalian sudah saling mengenal?" Yocelyn bertanya dengan aneh.

"Ya, kami beberapa kali bertemu," timpal Courtney.

"Jadi, kau pemilik butik ternama ini, ya?" Tiba-tiba Luke bertanya sekadar basa-basi.

"Ya, begitulah," timpal Courtney sambil tersenyum manis.

"Tak kusangka, perempuan sepertimu yang terlihat independen ternyata menjalankan bisnis butik yang sudah sukses," ujar Luke berbasa-basi lagi.

"Hei, Courtney yang kau bicarakan itu sudah akan─"

"Yocelyn, ada apa kau ingin bertemu denganku? Bukankah kau ada perlu denganku?" Tiba-tiba Courtney menyela Yocelyn yang tadinya hendak mengatakan kalau Courtney yang sudah bertunangan dan akan menikah. Sementara itu, Luke dan Yocelyn sama-sama menatap Courtney dengan tatapan aneh. Terutama Yocelyn. Ia merasa Courtney seperti tidak ingin Luke tahu kalau ia sudah bertunangan.
——————————————————————————
Tbc.
Friday, 25 September 2020

15 Seconds - Bachelor Love Story #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang