Hari selanjutnya adalah kali kedua Alliane mewakili perusahaan Yocelyn mengadakan rapat bersama Austin. Mereka sudah beberapa hari ini menghabiskan waktu bersama dengan saling berbincang. Alliane yang mudah terbuka terhadap Austin membuat mereka saling nyaman satu sama lain. Karena mereka saling menghabiskan waktu sama lain, bahkan tanpa Alliane sadari, timbul perasaan tertarik pada Austin. Tidak. Sepertinya bukan hanya perasaan tertarik biasa. Bisa dibilang, Alliane suka pada Austin dan selalu merasa nyaman saat mereka bersama.
Hari ini sepertinya bukan hari yang cocok untuk Alliane rapat. Buktinya saja, sedari tadi ia hanya memperhatikan Austin yang duduk di ujung meja persegi panjang itu. Rasanya seperti Alliane sudah masuk ke dalam pesona Austin.
Alliane benar-benar tidak fokus dengan pembahasan rapat mereka. Ia hanya terfokus pada pesona Austin yang dipancarkan. Laki-laki itu benar-benar mempesona di balik jas kerjanya. Mereka sudah bertemu beberapa kali. Tapi, baru sekarang Alliane menyadari ketampanan Austin yang seperti dewa itu. Terlebih wibawanya sebagai CEO perusahaan besar di London.
Sementara itu, seperti merasa diperhatikan, Austin pun menoleh ke arah Alliane. Ternyata benar. Tampak perempuan itu tengah memperhatikannya dan matanya melebar disaat kedua mata mereka bertemu.
Austin tersenyum manis pada Alliane. Sementara Austin sebenarnya tidak tahu kalau sekarang Alliane benar-benar gugup dan malu karena tertangkap basah sudah memperhatikan Austin di tengah-tengah rapat mereka.
Alliane langsung menundukkan kepalanya dan memukul kepalanya diam-diam. "Memalukan sekali!" serunya merutuki dirinya sendiri sambil masih memukul kepalanya.
Namun, Alliane tidak tahu kalau Austin masih memperhatikan gerak-gerik Alliane yang tiba-tiba membuat dirinya terkekeh kecil. "Menggemaskan sekali."
***
Rapat sudah selesai. Namun, baru beberapa detik rapat ditutup, Alliane langsung berlari keluar ruangan. Austin yang melihatnya justru merasa heran dan bertanya-tanya.
Sampai di ruangannya, Austin membaca sebentar beberapa dokumennya. Kemudian, ia teringat untuk mengirim pesan pada Courtney.
Austin Balle :
Apa yang sedang kau lakukan?Austin meletakkan ponselnya. Namun, sebuah pesan masuk di ponselnya membuat fokusnya kembali teralihkan pada ponsel itu. Ternyata balasan dari Courtney. Cepat sekali, pikir Austin.
Courtney Anderson :
Barusan bermain dengan Alex. Bagaimana denganmu?Austin Balle :
Barusan rapat.
Sekarang ada dimana?Courtney Anderson :
Ada di butik. Kau tidak sibuk?
Ada dimana? Ingin bertemu? Atau kencan seharian?
Wkwkwk.Austin tersenyum tipis saat membacanya. Ia melihat jam tangannya sebentar. Tapi, entah kenapa tiba-tiba ia teringat akan Alliane. Wah, sepertinya ada keanehan pada dirinya sendiri, pikir Austin.
Austin Balle :
Yah, hanya sibuk sedikit.
Aku masih ada di luar kota sampai besok. Bagaimana kalau lain waktu?Austin membaca pesannya sebentar. Iya, dia memang berbohong pada Courtney dan ini adalah pertama kalinya ia membohongi Courtney. Hari ini dia senggang dan dia tidak ada di luar kota. Tapi, entah kenapa ia hanya ingin bilang begitu agar dia bisa bertemu Alliane.
Apakah sekarang Austin menaruh hatinya pada perempuan lain? Tapi, Courtney adalah tunangannya. Bagi Austin, Courtney adalah perempuan yang baik, bahkan lebih baik dari mantan-mantannya dulu yang meninggalkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/224773384-288-k176476.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Seconds - Bachelor Love Story #3
Romansa(COMPLETED) Third series of Bachelor Love Story "You can break my heart, but you can't make me stop loving you." Setelah tak berhasil mendapatkan cinta pertamanya, Luke Clinston bertemu dengan perempuan lain yang langsung menarik perhatiannya. Sudah...