57 | Messed Up

279 21 1
                                    

Seperti biasa, pagi hari Keluarga Anderson sarapan bersama dengan suasana yang damai dan cukup terhibur oleh candaan George. Kini, karena pernikahan Courtney dan Austin hanya tinggal dua minggu lagi, ia pun tinggal di mansion Anderson bersama keluarganya sekaligus untuk menyelesaikan beberapa hal sebelum pernikahannya.

Usai sarapan, Courtney langsung berpamitan untuk bekerja seperti biasanya. Walaupun ia sudah beberapa kali diberitahu agar tidak bekerja terus karena sudah akan menuju hari pernikahannya, tapi tetap saja Courtney keras kepala. Ia terus saja bekerja dengan alasan agar tidak ada pekerjaan yang tertinggal karena pernikahannya besok, padahal sebenarnya ia melakukan ini untuk menghilangkan kesedihannya selama beberapa hari ini.

Sementara itu, tanpa Courtney sadari, Claire menyadari semuanya. Ia memperhatikan bagaimana tingkah adiknya itu. Jadi, ia pun sekarang meminta untuk bertemu dengan Devian dan Yocelyn.

Claire kini berada di sebuah café terbuka. Setelah menunggu beberapa saat, Devian dan Yocelyn pun datang dan bergabung.

"Jadi, kenapa? Bagaimana dengan Courtney?" tanya Yocelyn tanpa basa-basi lagi.

Claire menghela napasnya. "Entahlah. Dulu, aku bisa saja selalu menebak apa yang sedang ia pikirkan atau yang akan ia lakukan. Tapi, entah kenapa sekarang aku tidak bisa membacanya lagi."

"Apa maksudmu? Dia tidak sedih sama sekali?" tanya Devian heran.

"Aku tidak tahu." Claire menggeleng. "Courtney terlihat melakukan semua aktivitasnya dengan biasa-biasa saja, seakan-akan tidak ada hal buruk yang barusan terjadi. Dia juga beberapa kali kencan dengan Austin dan terlihat ceria."

"Katamu Courtney begitu mencintai Luke?" Kini Devian bertanya pada istrinya, Yocelyn, dengan tatapan menyelidik.

"Itu yang ia katakan padaku, Dev! Tapi, aku juga tidak menyangka kalau ternyata ia hanya menjadikan Luke sebagai bahan percobaan!" seru Yocelyn yang tiba-tiba menjadi gemas sendiri, mungkin karena hormonnya saat ia hamil sekarang.

lTapi... saat itu kulihat dia mengatakannya dengan sungguh-sungguh," ucap Yocelyn lagi dengan nada sedikit lirih sambil menerawang ke depan.

"Bahkan, Courtney pernah bilang padaku kalau dia akan tetap memilih Luke apapun yang terjadi," gumam Claire.

"Sekarang Luke yang justru terlihat parah dan mengenaskan," ujar Devian.

"Kenapa? Bagaimana dengannya?" tanya Claire sedikit cemas.

"Aku belum bertemu dengannya secara langsung, karena setiap aku ke rumah atau ke rumah sakit atau ke kantornya, dia tidak ada disana. Em lalu bercerita padaku kalau Luke lebih sering pergi jalan-jalan sendiri dan malamnya ia pergi ke club yang berbeda-beda," jelas Luke dengan tatapan sedikit sendu karena cemas pada Luke, temannya.

"Benar-benar sulit dipercaya," gumam Claire.

"Dia bukan seperti Luke yang kita kenal," sambung Yocelyn.

"Aku tahu, mungkin kita memang ingin membantu mereka. Tapi, walaupun kita membantu, semuanya akan tetap kembali pada mereka sendiri, bukan? Kita tidak sepatutnya ikut campur dalam urusan perasaan mereka. Tapi, kita bisa membantu mereka dengan nasehat," ucap Devian bijak.

"Aku mengerti," ujar Claire kemudian. "Aku akan bicara pada Courtney."

***

Sementara itu, di kediaman Austin, sama dengan Courtney, laki-laki itu memilih untuk tinggal di mansion keluarganya karena pernikahannya dua minggu lagi. Namun, hari ini dimana ia harusnya ia bekerja, ia justru meliburkan diri dan berdiam di kamar.

Ia merasa lelah. Lelah dengan semua hal. Rasanya seperti otaknya sudah terlalu penuh dengan semua pikiran dan solusi pun tidak pernah keluar dengan sempurna. Batin dan hatinya pun juga cukup lelah dengan semua permasalahan mengenai pernikahan, Courtney, Luke, dan Alliane, sehingga berdampak pada fisiknya.

15 Seconds - Bachelor Love Story #3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang