D-10

2.3K 305 21
                                    

Keesokan harinya di salah satu kamar yang ada di Mansion Wang. Terlihat seorang pria masih terlelap  dengan sebagian tubuh telanjangnya tertutup selimut. Sampai sinar matahari mulai menerobos helaian bulu mata panjangnya hingga mengusik tidurnya.

Perlahan pria itu menggeliat sembari meraba sisi lain ranjang. Namun ketika dia merasa bahwa sisi tersebut kosong, dengan terpaksa dia membuka matanya meski rasanya sulit.

"Kau sudah bangun?" Tanya seseorang yang baru saja masuk ke kamar.

"Eoh? Kau darimana? Aku mencarimu." Tanya pria yang duduk di atas ranjang tersebut.

"Mencariku? Untuk apa?"

"Tentu saja aku ingin melihat wajahmu saat aku bangun."

"Bukankah kau sudah melihat wajahku saat kau bangun?"

"Oh.. ayolah Xiao zhan.. tak mungkin kau tak mengerti maksudku." Rengek Wang Yibo yang duduk di atas ranjang milik Xiao zhan itu.

"Sejak kapan seorang Wang Yibo suka merengek?" Ejek Xiao zhan berjalan menuju ranjang dengan sedikit tertatih.

"Apa masih sakit?" Tanya Wang Yibo yang meringis melihat cara jalan Xiao zhan.

"Menurutmu?"

"Kelihatannya seperti itu."balas Wang Yibo sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dan membuat Xiao zhan hanya memutar bola matanya malas.

"Berbaringlah." Ucap Xiao zhan yang membuat Wang Yibo langsung mengingat kejadian semalam.

"Kau menginginkannya lagi?" Tanya Wang Yibo sembari merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Apa kau seorang maniak? Bahkan perih di pantatku saja rasanya belum hilang. Dan kau mau aku melakukan itu lagi? Berhenti omong kosong dan letakkan ini di kedua matamu agar sembabnya hilang." Ucap Xiao zhan dengan wajah memerah sembari memberikan dua kantong teh pada Wang Yibo.

"Apa ini kantong teh baru?" Tanya Wang Yibo yang mengernyit jijik, namun tetap saja dia menurutinya.

"Tentu saja tidak. Itu kantong teh bekas minumku pagi ini."

"Hah? Bagaimana bisa kau--"

"Kau jijik?"

"Ngh.. t-tidak.. tidak.. aku tidak jijik. Inikan bekas minummu. Aku hanya bertanya kenapa kau tak menggunakan yang baru? Karena ku rasa stok di dapur masih banyak." Gumam Wang Yibo yang memasang kembali dua kantong teh itu di matanya.

"Apalagi kalau bukan karena hemat." Balas Xiao zhan yang mengulum senyumnya karena berhasil mengerjai pria tampan itu.

Drrttt.. drrtt.. ddrrrrtttt...

Dering ponsel yang ada di atas meja nakas mengalihkan perhatian Xiao zhan. Dengan segera pria cantik itu menggeser tombol merah pada layar ponsel untuk menolak panggilan itu.

"Siapa yang menelponmu?" Tanya Wang Yibo yang ternyata sejak tadi mengamati gerak-gerik Xiao zhan.

"Bukan siapa-siapa." Balas Xiao zhan datar.

"Selingkuhanmu?" Tanya Wang Yibo sekali lagi dengan aura disekitarnya yang menggelap seperti awan mendung yang siap mengeluarkan badai petirnya.

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Wang Yibo membuat Xiao zhan memutar bola matanya malas.

"Kalau aku punya selingkuhan, kenapa juga kau yang harus menjadi orang pertama yang membobol hole ku? Bukankah lebih baik kuberikan pada pria simpananku?" Ucap Xiao zhan dengan tenang tanpa peduli dengan perubahan ekspresi wajah Wang Yibo yang semakin suram.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang